13 : Seseorang Yang Dibutuhkan

15.3K 2K 122
                                    

Jaehyun makan dengan lahap di meja makan, menikmati makan siangnya. Bibi Ahn tersenyum melihat dari sebelah pria tampan itu.

"Bibi, ayo duduk dan makanlah." Ajak Jaehyun, namun Bibi Ahn menggeleng pelan.

"Saya makannya nanti saja Tuan Muda." Jawab Bibi Ahn dengan sopan.

Jaehyun menghentikan acara makannya dan berdiri. Memaksa Bibi Ahn untuk duduk disebelahnya, setelahnya ia mengambilkan nasi dan lauk-pauk untuk Bibi Ahn yang membuat wanita paruh baya itu merasa sungkan.

"Bibi, ayo makan." Jaehyun memberikan tatapan memelasnya pada Bibi Ahn. Bibi Ahn tertawa pelan dan mengangguk.

Mereka berdua makan dalam diam. Hanya suara dentingan sendok saja yang terdengar.

"Apa-apaan ini? Sejak kapan seorang pembantu diperbolehkan makan bersama Tuannya?"

Bibi Ahn dengan cepat berdiri saat melihat Nyonya Besarnya sudah berdiri di depan mereka, menatap tak suka pada dirinya.

"Maafkan saya Nyonya." Bibi Ahn menunduk takut.

Jaehyun yang melihat itu pun memutar matanya malas. Selera makannya sudah hancur karena ulah Ibu kandungnya itu. Dengan cepat ia berdiri dan menatap datar Ibunya.

"Ibu, bukankah menganggu orang yang sedang makan itu sikap tak terpuji?!" Tanya Jaehyun yang sebenarnya lebih pantas disebut pernyataan.

Ibu Jaehyun terdiam menatap anaknya yang berwajah datar itu.

"Jaehyun, tapi makan bersama bawahanmu itu sangat tidak pantas." Ucap Ibu Jaehyun tak mau kalah.

"Lalu bagaimana? Kenapa tak boleh? Kenapa tidak pantas?" Tanya Jaehyun yang tak mendapatkan jawaban sedikitpun. "Apakah aku harus menelpon Ibu dulu? Atau menyuruh Ayah pulang untuk menemaniku makan?" Tanya Jaehyun kembali yang semakin membuat Ibunya bungkam. "Jangan terlalu munafik Ibu. Jika kalian tidak bisa menemaniku hanya untuk makan saja, setidaknya jangan larang orang lain. Jangan biarkan aku makan sendirian seperti orang bodoh di meja makan besar ini."

"JAEHYUN, JAGA UCAPANMU." Jaehyun terdiam saat melihat Ayahnya yang berteriak marah. Pria dewasa itu mendekat pada Jaehyun dan...

Plakk

"Aku tidak pernah mengajarkanmu berbicara kasar pada Ibumu kan?" Jaehyun hanya mampu tertunduk meresapi rasa sakit di pipinya.

"Siwon, apa yang kau lakukan?" Ibu Jaehyun mendekat padanya dan mengelus pelan pipi Jaehyun yang terlihat memerah.

"Kau terlalu memanjakannya Kibum. Sekarang lihat bagaimana sikapnya padamu?" Siwon menatap istrinya dengan tatapan tak suka.

"Tapi biar bagaimanapun juga dia ini anak kita Siwon, kau tidak boleh kasar padanya." Kibum seakan tak mau kalah dari suaminya itu.

"Terserah." Siwon mengalah, dengan kesal ia berlalu meninggalkan Istri dan anaknya serta Bibi Ahn yang masih setia menunduk.

Jaehyun menoleh pada Bibi Ahn dan menatap sendu pada wanita paruh baya yang menunduk itu. Perlahan ia mendekat pada Bibi Ahn.

"Bibi boleh pergi. Terimakasih makanannya." Bibi Ahn tersenyum melihat wajah tampan Jaehyun. Segera ia permisi pada Nyonya Besarnya dan pergi ke dapur.

Jaehyun tak perduli pada Ibunya, dengan cepat ia berjalan menaiki tangga. Masuk ke kamar dengan pintu yang dibanting sangat kuat. Jaehyun duduk di pinggiran tempat tidur dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Aku butuh Taeyong hyung." Dengan cepat Jaehyun beranjak, meraih jaketnya, dompet dan kunci mobil.

Saat ia membuka pintu, sang Ibu berdiri di sana dengan tatapan sadihnya. Jaehyun tak tau sejak kapan wanita yang telah mengandung dan melahirkannya berdiri di depan pintu, yang pasti Jaehyun sangat tak ingin melihat Ibunya untuk sementara waktu.

Loves In The Dark! [END]Where stories live. Discover now