7th; Gila!

3.1K 311 77
                                    

Taeyong's POV





























"Sampai ketemu besok di atap sekolah, Kakak Merah Marun!"











































Cklek



"ADEEEEEK YA AMPUUUUN!!! MAMA UDAH BANGUNIN KAMU DARI TADI!!! ADA TEMEN KAMU TUH DI BAWAH!!!"



Aku tersentak dari tidur nyenyakku.



"Kenapa sih maaaaaaa????? Adek ngantuk banget nih!!!" keluhku dengan suara yang masih serak; khas orang baru bangun tidur. Aku mengucek mataku.



"Abisnya kamu dari tadi mama bangunin nggak bangun-bangun! Sana cepetan ke bawah! Ada temen kamu di ruang tamu!" omel mama.



"Siapa sih maaa??? Ten???" tanyaku.



"Bukan. Katanya, dia adek kelas kamu," jawab mama.



Hah? Adek kelas?



Duh, feeling ku nggak enak, nih.



"Siapa sih, ma???" tanyaku sembari turun dari kasur.



"Ya mama nggak tau! Turun sana cepet! Kasian dia udah nunggu lama noh!" jawab mama.



Mendengar jawaban mama, dengan cepat aku langsung turun ke lantai bawah. Aku berjalan ke ruang tamu.



"Ada siapa ya?" tanyaku ketika memasuki ruang tamu.






































































"Hai, Kak."






















WHUAAAAAAIIIIIIII???????!!!!!!!!!!!!



WHY WHY WHY WHY WHY WHY WHY WHY WHY WHY WHY???????



MENGAPA, YA TUHAN? MENGAPA SELALU BOCAH SIALAN INI???????



"Ngapain sih lo kesini?!" tanyaku dengan kesal. Aku menggaruk kepalaku dengan frustasi.



"Lho? Kakak lupa?" tanya bocah sialan itu balik.



"Lupa apaan lagi sih?!" tanyaku lagi.



"Yang kemaren aku bilang. Kakak pasti lupa nih," jawab bocah sialan itu.



"Apaan sih?! Kasih tau aja sih elah!" sewotku.



"Kakak harus ikut aku dulu, baru kakak tau jawabannya," ucap bocah sialan itu.



"Dih? Mager ah!" ucapku.



"Adek!!! Nggak sopan kamu sama tamu!!! Dia udah ngajak, nungguin kamu lama, masa kamu nolak?!" bentak mama padaku yang baru saja turun dari tangga.



Si bocah sialan itu malah tertawa.



"It's okay, tante. Oh iya tante, anaknya boleh saya pinjem dulu nggak sehari? Mau saya ajak jalan-jalan," tanya bocah sialan itu.



Aku membelalak, aku reflek menatap mama dengan tatapan memelas.



'Plis jangan ma, plissss...'



[END] Seniority Program • MarkYongWhere stories live. Discover now