24 :: Sedikit Berat

6.5K 640 25
                                    

Maaf lama banget updatenya, dan ini mungkim gak worth it 😁🙏

Happy reading 😘

Sesuai usulan gue, satu minggu sudah gue dan dia jaga jarak. Gak ada keusilan dan kejahilan yang gue terima selama seminggu itu.

Gue sendiri belum menemukan sesuatu yang aneh yang terjadi dalam diri gue setelah selama jaga jarak itu berlangsung. Masih sama aja kayak sebelum-sebelumnya.

Gak tau kalo dia. Soalnya selama seminggu itu dia bener-bener jaga jarak sama gue.

Jaga jarak disini bukan dalam artian gue dan dia saling menghindar atau gak mau saling ketemu, tapi kita berdua mencoba untuk gak saling komunikasi, terkhususnya dia untuk gak ngusilin dan ngejahilin gue.

Kita berdua masih tetep ketemu muka satu sama lain, apalagi akhir-akhir ini gue disibukan lagi dalam pekerjaan karena turnamen Thomas dan Uber udah makin deket.

Seperti hari Sabtu ini misalnya, Sabtu adalah hari terkahir latihan bagi para atlet dalam kurun waktu satu pekan, dan juga hari terkahir kerja bagi para pegawai atau official dalam kurun waktu satu pekan pula. Sehingga hari ini kita semua bener-bener hectic.

"Nanti malem Minggu nih" celetuk Sandra polos, salah satu official kayak gue yang membuka pembicaraan ditengah-tengah kita yang lagi makan siang di kantin Pelatnas.

Sebenernya celetukan Sandra itu bagi makhluk Tuhan yang jomblo adalah hal yang horor. Apalagi kalau makhluk tersebut sensitif, sudah pastilah baper. Bisa-bisa senggol bacok. Tapi bagi gue biasa aja. Mungkin udah terbiasa.

"Ya terus?" Sahut gue disela-sela suapan.

"Anjir ya si Mugie, sama sekali gak pernah peka" komentar Jeno, laki-laki bermata sipit.

"Lah emang iya nanti malem Minggu, gak bakalan loncat jadi malem Senin kan? " balas gue yang mengundang tawa mereka berempat.

"Mugie Mugie, lo tuh beneran polos atau pura-pura sih" tanya Kak Vira gemes.

"Gue tau kali Kak maksud si Sandra nyeletuk kaya gitu, nyindir gue kan? Hmmm" kata gue sambil ngelirik sinis ke arah Sandra.

Sandra yang gue tatap sinis malah katawa tanpa dosa.

"Ya iya lah yang jomblo disini kan cuma lo aja" kata Sandra.

"Dih sorry ya gue bukan jomblo, tapi gue lagi solo karir" kata gue membela diri.

"Emangnya lo penyanyi apa?" Sahut Arsyad.

"Ah lo mah gak asik Syad, gak ngebela gue" sebel gue ke Arsyad.

"Becanda kali Gie ah, dibawa serius amat" kata Arsyad sambil nyolek dagu gue.

"Oh jadi gini kelakuan si Arsyad, di kampung ada Ayu disini ada Mugie ya, hmmm sudah kuduga" timpal Jeno meragain wajah kaya meme.

"Lo baru tau ya kelakuan si Arsyad selama ini gimana?" Tanya gue ke Jeno.

Jeno ngangguk, "Lo lagi kaya pelakor Gie" tambah Jeno.

"Anjir lo Jen, amit-amit gue jadi pelakor"

Setelah itu kita berlima ketawa-ketawa lagi gak jelas di kantin.

"Nanti malem kemana Gie?" Tanya Arsyad.

"Tidur lah" jawab gue.

"Molor mulu" timpal Jeno.

"Ngapain lagi, dari pada gue ngeliatin manusia pacaran ya mending tidur lah" kata gue.

"Nonton ajalah yuk ada film baru" ajak Arsyad.

ARROGANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang