6. Caught.

5.8K 494 8
                                    

Jam 5 pagi, jimin bangun dari tidur ter-tidak-nyamannya.

Malam tadi jungkook memutuskan tidur di sofa ruang santai, meninggalkan jimin sendiri di kasur yang dingin. aneh sekali, biasanya jika jimin sedang dalam mode 'ngambek' jungkook akan terus menggoda tak habis-habis.

Tapi sekarang, dia malah mendiami jimin, bahkan untuk menatap pun enggan.

Langkah kaki jimin membawanya ke tempat dimana jungkook berada,

Dengan tv yang menyala, jungkook tidur melengkung seperti anak kucing yang kedinginan, hanya bermodal bantal sofa pasti membuat tidurnya tidak nyaman, sama seperti yang jimin rasakan.

Dimatikannya tv lalu meninggalkan jungkook sendiri lagi disana.
Kembali lagi dengan selimut tebal dari kamar, menutupi tubuh jungkook sampai sebatas leher, jungkook bergerak lalu bergumam kecil masih dengan mata tertutup, menyamankan diri dan kembali jatuh tertidur pulas.

Jimin mendekat, memposisikan wajahnya di depan wajah jungkook, tersenyum sangat manis. Mencium pelipis jungkook pelan lalu pergi kearah dapur.

Dia berniat membuatkan dulu jungkook sarapan lalu mandi. Jadi yang dia lakukan sekarang adalah membawa keluar roti-roti tawar dari lemari penyimpanan, pagi ini dia hanya akan membuat roti bakar dan susu putih saja.

Tak butuh waktu lama, dua piring dengan 3 roti didalamnya sudah siap, hanya tinggal membuat susu yang akan dia lakukan setelah mandi nanti.

Jimin tersenyum senang atas karya nya sendiri. Melangkah masuk ke kamar mandi lalu memulai ritual paginya.

15 menit kemudian jimin keluar, wangi semerbak seketika menyebar, bahkan membuat seseorang yang sedang tertidur pun akhirnya membuka mata. Wangi yang sangat jungkook suka, sabun lavender yang beberapa hari lalu dia belikan untuk sang kekasih.

Suara langkah kaki terdengar membuat jungkook sontak kembali menutup mata.

"Kook, bangun" suara lembut jimin terdengar, ditambah pundaknya yang digerak-gerakkan.

"Kook..ayolah, aku tau kamu sudah bangun"suaranya lagi. Ah dia tidak pernah bisa berbohong pada jimin. Tidur bersama dalam beberapa bulan ini membuat jimin tau gelagat jungkook saat sudah terbangun ataupun tertidur.

Jungkook membuka mata.

"Sudah tidak marah?" Tanyanya.

Jimin diam.

"Ayo sarapan" ditariknya lengan jungkook untuk ke meja makan tanpa ada niatan membalas dulu pertanyaan nya.

Mereka makan dalam diam, jimin tak lagi bersuara. Bukannya dia enggan berbicara, dia hanya sedang menunggu, menunggu si kelinci di depannya itu bicara. Namun sampai sarapan mereka habis jungkook tak sedikitpun bersuara, jimin yang kecewa pun akhirnya hanya pergi meninggalkan jungkook untuk mencuci piring bekas makannya tadi.

"Maaf"

Sebuah tangan melingkar erat, ditambah bahu kanan jimin yang memberat karna ada sesuatu yang bertumpu disana.

"Rasanya aneh bertengkar hanya karna masalah kemarin" suara jungkook lagi. Jimin tersenyum lalu membalik badan.

Tangannya dia kalungkan di leher jungkook dan menatap lekat kearah dua mata jungkook yang terlihat masih mengantuk itu.

"Padahal kemarin aku hanya pura-pura" ucap jimin, kepalanya menunduk kebawah, "tapi tak kusangka kamu malah mendiamkanku" lirihnya.

Jungkook terlihat sangat merasa bersalah.

Never Ending ✔ [Kookmin version] Where stories live. Discover now