[2] HH : Self-outlet

6.7K 667 28
                                    

Demi menghilangkan rasa frustrasi yang begitu membuatnya sakit kepala sampai ke ubun-ubun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demi menghilangkan rasa frustrasi yang begitu membuatnya sakit kepala sampai ke ubun-ubun. Naruto memilih untuk pergi ke kelab tempat biasa teman-temannya berkumpul. Kelab malam yang berada tidak jauh dari Ginza. Setidaknya tidak memakan waktu yang lama untuk sampai ke tempat itu setelah dia berhasil menghancurkan acara makan malam.

Berharap bahwa kelab bisa menenangkan pikirannya, namun ternyata tidak. Tempat ramai ini semakin membuat kepalanya ingin pecah. Dari atas, dia bisa melihat Deidara yang menari seperti orang kesetanan, dan entah kapan baju pemuda itu sudah terbuka di sana.

Ah ̶ ̶ biasanya dia juga seperti itu, meskipun tidak separah temannya di sana. Hari ini, Naruto ingin menikmati beberapa minuman yang dipesan olehnya. Beruntung kalau dia kenal baik Yahiko, sehingga bisa menikmati minuman alkohol secara bebas. Padahal usinya belum legal untuk menikmati minuman tersebut.

Tetapi, dia sudah memutuskan. Kalau hari ini minum banyak sampai tidak sadarkan diri. Ini merupakan salah satu pelampiasannya untuk menenangkan pikiran.

Suara dentingan botol pada meja, mengalihkan perhatian Sasuke. Bisa dilihat bagaimana Naruto yang sudah memasuki tahap terakhir. Pemuda itu dalam beberapa menit lagi tidak akan sadarkan diri, wajahnya yang begitu merah, cara bicara yang tidak jelas. Sudah menjadi bukti yang sangat kuat.

"Apa sebenarnya yang diinginkan oleh ibuku?" Naruto menghela napas, tidak ada niatan di sana untuk segera berhenti minum. "Wanita itu gila!" sudah sampai batas, namun tidak ada satu pun orang yang ingin menghentikan dirinya saat ini. Sekali pun itu Sasuke yang hanya memilih melihat tanpa ada pikiran untuk menyela.

Melawan orang yang sedang mabuk merupakan hal yang percuma. Karena itu Sasuke membiarkan temannya itu untuk mengeluarkan keluh kesahnya. Semua yang dikatakan orang yang tengah teler adalah jujur ̶ ̶ merupakan isi hati mereka yang tidak dapat diungkapkan.

"Dia terus memaksaku menikah setelah ayahku meninggal," Naruto cegukan, dia kembali menuang minumannya ke dalam gelas. Tetapi dia memilih meneguk langsung dari botol, mengelap bibirnya dengan kasar. Sesekali meringis karena merasakan sakit di sudut bibirnya.

"Aku bertanya-tanya apa yang membuatnya seperti itu, tetapi aku berpikir kalau itu merupakan harta."

Pemuda itu menghela napas, menengadah kepala menatap langit-langit kelab. Saat itu juga, rasa pusing menghampiri kepalanya. Naruto merasa matanya buram dan juga berat. Aku sudah sampai batas. Pada akhirnya, dia pingsan di sana.

Sasuke meletakkan ponselnya di atas meja sembari mendesah kesal. Ini akan menjadi pekerjaannya untuk mengantar Naruto. Hal yang pasti adalah tidak membawa pulang pemuda itu ke rumahnya, pun mungkin juga bukan rumah Naruto. Mengingat kalau pemuda itu baru saja bertengkar dengan ibunya.

Benar-benar merepotkan bagi Sasuke. Sekarang giliran dirinya yang merasa pusing. Dia mengedar pandangan sekitar,tersentak saat Dei menghampiri. Pemuda itu kembali dengan baju yang berbeda. Mungkin dilempar sembarang saat sedang menari.

Hidden HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang