[24] HH : The Day When You Go

2K 276 17
                                    

Terhitung hari keempat, dia tidak melihat tanda-tanda kehadiran gadis itu di sekolah

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Terhitung hari keempat, dia tidak melihat tanda-tanda kehadiran gadis itu di sekolah. Saat dia bertanya pada orang-orang yang ada di kelas Hinata, dia selalu mendengar jawaban yang sama. Mereka sama sekali tidak tahu kabar apa pun.

Ponsel tidak membantu dirinya, bahkan nomor itu tidak dapat dihubungi. Hanya suara operator yang terdengar menyebalkan dan membuat telinga semakin sakit.

"Jika dia tidak hadir di waktu kami berkencan, itu berarti sudah terhitung satu minggu lamanya." Dei tersentak saat menyinggung tentang kencan. Naruto memberikan tatapan peringatan padanya. Seharusnya dia lebih bersikap hati-hati, namun terkadang mulutnya sulit sekali dikendalikan.

"Kau tidak bertanya pada keluarga gadis itu?"

"Aku akan berkunjung ke rumahnya." kata Naruto. Suara itu terdengar seperti bisikan. Dei dan Sasuke memperhatikan dengan seksama. Teman mereka benar-benar terlihat berbeda. Bukan seperti orang yang sensitif ketika diganggu, wajah di sana terlihat begitu murung.

"Apa masalah kalian belum selesai?"

"Masalah?" kalau dipikir-pikir, tidak ada lagi masalah di antara mereka. Bisa dikatakan karena mereka, masalah ibunya dengan dirinya telah selesai. Namikaze tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan mereka. Kakek atau bahkan ibunya tidak akan lagi mengusik apa pun. Dia dan Hinata akan baik-baik saja sekarang. Mereka bisa menjadi pasangan normal seperti lainnya, tanpa harus menjalani hubungan yang terkesan memaksa.

"Kami tidak memiliki masalah apa pun."

"Hei ̶ ̶" Sasuke menghalangi Dei agar tidak banyak berbicara. Naruto beranjak dari kursinya, meninggalkan kedua temannya di dalam kelas. Seperti biasa mereka tahu kalau pemuda itu akan bolos kelas.

"Biarkan mereka yang mengurus semuanya. Urusan mereka juga ada kaitannya dengan masalah keluarga Naruto."

Dei menghela napas, kembali ke posisi duduknya. Bagaimanapun juga dia tidak ingin ikut campur, meskipun sebelumnya dia hanya ingin sekadar memberikan nasihat. Seharusnya dia tahu, kalau menasihati pemuda itu akan sia-sia. "Baik. Aku akan duduk manis di sini."

◊◊◊◊

Ketika sampai di kediaman rumah Hinata. Naruto dikejutkan dengan Hikari yang berwajah khawatir, berseliweran tidak jelas seperti orang yang tidak tahu harus ke mana. Rumah itu terlihat lebih ramai karena suara tangisan anak kecil.

Hanabi menangis, di dahinya ditempel plester demam. Turun dari tangga dengan wajah memerah. Dia bahkan tidak memperhatikan jalan, hingga menginjak baju tidur panjangnya sendiri. Jika tidak cepat Naruto menangkap tubuh itu, sudah dipastikan anak kecil itu akan terluka.

Tubuhnya benar-benar panas.

Suara yang dihasilkan microwave mengalihkan perhatian Naruto. Mengedar pandangannya, rumah ini terlihat lebih kacau daripada biasanya. Beberapa barang tidak tersusun dengan rapi pada tempatnya.

Hidden HeartNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ