Chapter 18

34.8K 2.1K 37
                                    

Maaf kalau muatannya agak berat tapi semoga pembaca suka 😄

Mohon​ maklum jika pemaparan saya kurang detail karena apalah daya keterbatasan hayati ini 😂

Selamat membaca 😊

***

Senin pagi horor. Itu pikiran Afra saat mempersiapkan diri berangkat menuju rumah sakit tempatnya bekerja. Bagaimana tidak kelopak mata dengan lingkaran hitam masih menghiasi wajahnya.

Menutupi kulit dengan concealer adalah hal yang jarang ia lakukan. Tapi sekarang harus ia lakukan demi pekerjaannya yang menuntut penampilan perfect.

Sedikit orang yang tahu, untuk petugas rumah sakit dibagian pelayanan harus berpenampilan sesempurna mungkin, atittude dan senyum menjadi modal utama. Tujuannya jelas untuk pelayanan prima dan mempercepat penyembuhan pasien.

Tetapi beda cerita dengan petugas farmasi yang bekerja di unit sitostatika, bisa dibilang mereka mempunyai jargon "bekerja tak perlu cantik".

Dalam sebuah jurnal kesehatan memaparkan bahwa makeup dan parfum berpotensi menjadi partikel yang dapat mengkontaminasi sediaan obat.

Afra sedikit bernafas lega karena saat ini tidak ditugaskan dibagian sitostatika. Selain tidak boleh ber-makeup seorang yang bertugas di unit sitostatika harus memiliki lisensi atau sertifikat pelatihan teknik aseptik.

Unit sitostatika adalah bagian yang melakukan reconstitution atau pencampuran obat dengan teknik aseptik. Obat tersebut merupakan injeksi yang digunakan untuk pasien penderita kanker.

Kenapa harus aseptik? Bisa anda bayangkan jika pencampuran dilakukan dalam ruangan dan teknik yang tidak steril, maka bakteri akan mudah memasuki sediaan obat. Sehingga akan membahayakan jiwa pasien.

Tidak itu saja, salah perlakuan dalam penanganan juga dapat membahayakan petugas itu sendiri. Mengapa? Karena obat sitostatika tidak hanya merusak jaringan kanker tetapi dapat juga dapat merusak jaringan sehat.

Tapi itu semua tidak menjadi masalah bagi beberapa orang yang mengabdikan diri untuk kemanusiaan. Salah satunya Satriya direktur Afra.

Satriya rela melakukan penggalangan dana untuk pasien yang menderita kanker. Dia memiliki kebijakan bahwa rumah sakit mengadakan bazar secara rutin dan dari hasil keuntungan digunakan untuk membantu pasien kanker yang tidak mampu.

Sepertinya satu lagi alasan yang membuat Afra mengagumi dokter muda satu ini.

"Whufh... kenapa ujungnya mikirin dokter Satriya​ lagi." Ucap Afra dalam hati.

Sebelum berangkat kerja Afra menyempatkan membuka chat di handphonenya. Ternyata pesan dari Ervika.

"Ra, tar sore pulang kerja mampir tempat gue ya. Cito nih."

"Insya Allah, sediain makanan ya Bu." Balas Afra tanpa ketinggalan dengan menambahkan emoticon senyum.

***

Afra pov

Pagi ini ternyata jadwal visite gabungan antara dokter, apoteker dan ahli gizi. Sepertinya aku harus mempersiapkan mental karena ternyata aku satu tim dengan dokter Satriya.

Gugup? Tentu. Jangan ditanya apa kabarnya jantungku yang ada didalam sana. Berdetak menyentak kuat kerongkongan seperti ingin keluar.

Tapi apa yang bisa aku lakukan? Hanya banyak diam tidak berani mengeluarkan satu patah katapun. Yang aku lakukan hanya mencatat instruksi dokter Satriya.

dr. Satriya (Completed)Where stories live. Discover now