em-pat

30 5 0
                                    

Gue bisa merasakan sesuatu yang basah diletakkan di dahi gue.

Dan bener aja, ada sapu tangan basah. Gue mencoba buat bangun, tapi pusing menyerang gue.

"Mending kamu jangan bangun dulu deh, masih pusing kan?" gue menoleh dan mendapati Jungwoo yang sedang memainkan hape.

Bentar, JUNGWOO?!

"WOI LU NGAPAIN DI KAMAR GUE?!?!" teriak gue padanya. Dia tersenyum.

"Menurut kamuuuu?" katanya, lalu kembali memandangi hapenya. Gue berdecak kesal.

Tiba-tiba pintu kamar gue terbuka, dan menampilkan Rachel dan Mama yang sedang membawa nampan berisi piring dan gelas.

"Hey, Yoon. Udah mendingan?" tanya Mama ke gue. Gue mengangguk.

Jungwoo mengucapkan salam pada Mama dan mengambil alih nampan yang dibawanya.

"Mah, kok bisa ada orang ini sih?" tanya gue sambil menunjuk Jungwoo.

"Tadi saking paniknya, Mama gatau harus ngapain. Adek kamu tuh tiba-tiba keluar rumah trus bawa orang asing masuk. Untung Mama tau dia siapa" jelas Mama, membuat gue membulatkan mata.

"MAMA TAU JUNGWOO??" Mama mengangguk.

"Kan dia tetangga depan rumah. Masa kamu gatau sih?" ucap Mama.

Jadi Mama udah tau?

"Makanya jangan belajar mulu di kamar. Kepinteran tapi gatau tetangga" cibir Rachel. Gue memelototinya, membuat Rache terkikik.

"Yaudah tante, Yoon nya udah siuman. Saya pamit dulu ya" pamit Jungwoo sambil membungkuk ke Mama. Mama tersenyum.

"Iya, Woo. Kalo misalkan mau main kesini lagi juga gapapa" ujar Mama.

===

Setelah Jungwoo menutup pintu kamar, gue memulai percakapan antar Ibu-Anak-Adik.

"KOK MAMA BISA TAU JUNGWOO?" teriak gue, membuat Mama dan Rachel menutup telinga mereka.

"Duuh, kak. Gausah teriak bisa kan?" keluh Rachel.

"Ya kan dia emang tetangga, Yoon. Anak kedokteran lho, kayaknya ngikutin jejak orang tuanya. Ganteng juga pula" ucap Mama.

Cih, ganteng? Iyasih, tapi dia itu aneh.

"Ganteng apaan. Masih gantengan Jeno kali, ye ga Chel?" tanya gue ke Rachel.

"KAKAK APAANSI" Rachel mencubiti tangan gue.

"Iih, sakiit tauu!" gue mulai menghindari cubitan Rachel.

"Tapi sejak kapan tetanggaan? Aku baru liat sekarang lho padahal" tanya gue lagi.

"Gatau. Kayaknya sebulan yang lalu" jawab Rachel. Gue mengangguk.

"Dia tinggal bareng orang tuanya?" tanya gue. Lagi.

Tunggu, kenapa kesannya jadi gue mencoba mencari tahu tentang Jungwoo?

"Ciee, kepo yaa" ujar Rachel, yang dihadiahi pukulan di paha dari gue.

"Ga kok, itu rumahnya Kun. Mereka temenan deket. Katanya dia numpang disana biar berangkat ngampusnya lebih deket" jawab Mama.

Bisa gue tebak, saat gue pingsan tadi Mama banyak mengobrol dengan Jungwoo. Buktinya Mama bisa menjawab pertanyaan gue tentang Jungwoo.

"Udah ah, kamu malah ngepoin si Jungwoo. Makan tuh, udah Mama angetin tadi" ucap Mama sambil berjalan meninggalkan gue dan Rachel.

Gue menghabiskan makanan gue sambil mengobrol dengan Rachel, tapi pandangan gue berpindah ke satu kotak.

"Itu apaan, Chel?" tanya gue, menunjuk kotak yang ada di meja belajar gue itu ke Rachel.

"Gatau, gue juga baru notis"

Kebiasaan gue dan Rachel. Kalau di depan Mama dan Ayah kita akan menggunakan 'aku-kamu'. Tetapi keseharian kita menggunakan 'gue-lo'.

"Coba buka" suruh gue. Rachel tidak membuka kotak itu, melainkan melemparnya ke arah gue, membuat gue mau tak mau harus menangkapnya.

"Gue mau ngerjain tugas fisika dulu. Buka aja sendiri" ujarnya sambil tersenyum aneh. Dia segera mempercepat langkahnya keluar kamar gue.

Gue memperhatikan kotak ini, sampai gue sadar kalau ini adalah hape gue yang sebelumnya rusak karena Jungwoo.

"RACHEL ASW KALO RUSAK LAGI GIMANA CIH"

"YOON! MULUTNYA DIJAGA YA"

===

Whoa.

Gue tidak pernah menyangka kalau Jungwoo benar-benar menepati janjinya dengan mengganti hape gue hari ini.

Merk hapenya masih sama, dan jenis yang sama.

Gue memindahkan SIM Card gue dari hape nokia, dan menyalakan hape baru gue. Dan gue kaget setelah melihat isi hape gue.

Semua aplikasi yang sama persis seperti di hape gue yang rusak.

How can Jungwoo knows every apps that I downloaded?

Seriously, apakah dia sebenarnya adalah penguntit? Atau dia adalah cenayang?

Ah sudahlah.

Gue menepis semua pikiran gue tentang dia dan mulai membuka aplikasi Line. Gue meng-log in akun gue dan melihat dengan mengscroll semua pop up chat, sampai mata gue berhenti di salah satu chatroom.

Kim Jungwoo
Hi^^ (3)

APA-APAAN INIㅡ

Kim Jungwoo
Test
?
Hi^^
Read 18.31

Song Yoon
NGAPAIN LU ADA DI CHATROOM GUE
Read 19.34

Kim Jungwoo
Mana saya tau
Saya kan ga tau
Read 19.34

Song Yoon
HEH
LU NGE ADD FRIEND ID LINE GUE AMA LU YE
Read 19.34

Kim Jungwoo
Nah tuh tau
Read 19.34

Song Yoon
DAPET DARIMANA LU NJENG?????
Read 19.35

Kim Jungwoo
Kasar :(
Jungwoo ga lyke :(
Read 19.35

Song Yoon
Heh kuda
Jawab
Dapet darimana id gua ha?
Read 19.35

Kim Jungwoo
Kepoo
Read 19.35

Halo?
Heh
Ih ditinggal :((
Sini ngobrol :((
Sent 19.35

INGIN GUE SUMPEL ONLINE MULUTNYA

Membuat emosi saja. Lebih baik gue tidur daripada meladeni orang aneh sepertinya.

===

"PAGI CANTIK!" sapa Winwin di perjalanan menuju kampus. Gue tersenyum.

"Pagi juga jelek" sapa gue balik. Winwin cemberut mendengar sapaan gue.

"Iih, ganteng gini dibilang jelek. Aku marah nih" ucapnya sambil melipat tangan di dada. Gue tertawa sambil mencubiti pinggangnya.

"Dih, gitu doang ngambek. Lu ganteng kok" ucap gue. Winwin tersenyum.

"Emang gue ganteng" ujarnya.

"Dih, pede amat lo"

Kita berdua tertawa, sampai tidak sadar kalau sudah sampai di halte.

"Eh, Win. Gue duluan ya. Nanti gue samper ke studio" pamit gue ke Winwin.

"Bener ya? Gue tungguin beneran lho" ujar Winwin. Gue mengangguk dan mengacak-ngacak rambut Winwin.

Winwin berdecak.

"Jangan kurang ajar, gue lebih tua dari lu" ujar Winwin sembaru membenahi rambutnya yang rusak.

"Hehehe, yaudah. Dadaah" gue melambaikan tangan ke Winwin saat bus yang akan gue tumpangi datang.

Winwin membalas lambaian tangan gue.

Tak lama bus pun melaju. Butuh waktu 35 menit untuk sampai ke kampus gue.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 13, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Illusion; JungwooWhere stories live. Discover now