#45.10 | Setapak Berdua

626 41 0
                                    

🌜Setapak Berdua🌛

Bersandang kelu dari ijab kabul masa lalu, berpangan warung makan pinggiran bahu, bahu-bahu jalan di sudut kota manis.

Barakan kayu dan dinding-dinding berpahat cicak berkikikan merdu. Liang masam, bocor dan panas mendekam. Kasur lapuk, rindu lauk pauk.

Maafkan Abang ya istriku sayang. Wajahmu layu diejek rayap, bibirmu ranum tertanam umpatan. Gelambir perut dan ketombe garam.

Kini perabot terjual ludes di market place yang setara hunian banua. Sejalan berdua, senasib bersama, senyaman madu-madu raja. Setapak berdua, seatap bersama, hidup selamanya. Hingga istirahat berdua di surga firdaus-Nya.

Palangka tiga kali luas Jakarta. Berjalan kaki tentu membuat kakimu renta. Kadang tidur di Masjid Thamrin, kadang ditegur ustad sok tahu. "Jangan pacaran di masjid!" Padahal kita sudah menikah ya? Barang kali karena bertampang muda ya.

Berlabuh di Laguna Kosmik - Proses TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang