6。

2.4K 377 132
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


































hari ini semua anggota kumpul di dorm 127 untuk sarapan bersama.

sekitar pukul tujuh pagi suara haechan dan lucas mengisi ruang tengah. sepertinya lagi tanding playstation dengan jaemin dan chenle sebagai pemandu sorak.

suara teriakan ada dimana-mana. dari ruang tengah, dapur, sampai kamar sebelah. gagal rencanaku bangun siang.

terlalu berisik.

ketukan pintu tiba-tiba terdengar. aku pilih untuk mengabaikannya, "kak mark?" ternyata dia renjun.

aku melongokkan kepala, melihatnya sekilas lalu memejamkan mata lagi. renjun duduk di sisi yang kosong, "kak bangun. sarapan dulu,"

bukannya membalas atau bangun sesuai harapannya, aku malah menarik pinggangnya mendekat. merebahkan kepalaku di paha renjun. jari-jarinya menyisir rambutku yang entah bagaimana bentuknya.

"kak mark, bangun ih,"

"cium dulu baru bangun," aku menyeringai jahil ke arahnya. renjun mendengus kemudian tertawa.

momen yang selalu aku inginkan setiap pagi: mendengar tawa serenyah kukis milik renjun tiap aku membuka mata.

"bukannya yang minta cium semalem itu aku ya? kok jadi kamu yang nagih?" aku terkekeh kecil. makin mengeratkan pelukanku pada pinggang renjun.

renjun pasti sudah mandi. wangi vanilla yang ngga terlalu kuat menguar dari hoodie biru dongker yang menenggelamkan tangannya.

ngga seperti diriku yang masih kucel dan berantakan dengan piyama.

"aku ngantuk. tidur lagi yuk?" renjun hendak menolak tapi ngga sempat. dalam satu tarikan, aku bawa dia ke atas kasur.

renjun ada di bawahku.

kami beradu tatap. semburat merah di pipi renjun ngga bisa disembunyikan. aku senyum sambil mengusak poninya yang menjuntai di dahi.

aku mendekat pada wajah renjun. mengambil satu kecupan cepat di bibirnya. "cuman satu?" aku tertawa dan renjun juga tersenyum.

"mau berapa?"

"katanya seharian?" aku tertawa lagi. mencari tangan kecilnya dan menautkan jemari kami. membiarkan tangan yang lain bebas.

aku menyelipkan kepalaku di perpotongan lehernya, renjun melenguh sedikit. mungkin geli karena nafasku atau rambutku yang mencuat kena dagunya. "semuanya udah kumpul?"

dia mengangguk. renjun juga cerita tentang lucas dan haechan lagi taruhan siapa yang menang bisa dapet setengah sarapan dari yang kalah.

bodoh, gumamku dan kami tertawa. "kak mark, geli ih," aku menarik kepalaku. bertumpu pada kedua lutut dan lengan atas rasanya pegal juga.

"boleh aku cium?"

renjun mengerjapkan mata berkali-kali. ada kilatan cahaya seperti melihat galaksi di matanya.

dia mengangguk.

aku menciumnya.

menyatukan bibirku dengan bibirnya. saling membalas ciuman yang jarang kami lakukan. renjun mengeratkan genggamannya, tangannya yang bebas mengelus rahangku pelan.

dia menarik-narik kerah piyamaku. aku melepas tautan kami, tapi netraku masih fokus pada renjun. dia tersengal sesekali lalu menarik rahangku lagi. melanjutkan kegiatan yang jarang terjadi.

"mARK, RENJUUN. AYO SARAPAN,"

damn.

teriakan lucas segera disusul dengan derit engsel pintu yang dibuka. aku buru-buru menjauh dan menjatuhkan diri di samping renjun, menarik selimut sampai menutup kepala kami.

pintu akhirnya benar-benar terbuka. kepalaku menyembul keluar, "duluan aja, cas!" balasku berusaha tenang. renjun disebelahku menahan nafas sambil meremas piyamaku di bagian perut.

lucas bukannya segera keluar, dia malah menatapku lama. jantungku berdegup kencang, aku yakin renjun bisa mendengarnya.

"renjun mana?"

aku berusaha memutar otak, "dia lagi di kamar mandi."

lucas diam. dalam hati aku mengutuknya, kenapa ngga langsung pergi sih?

kemudian dia melebarkan senyum. "suruh cepetan ya! kak taeyong sama kak kun udah selesai masaknya," sebelum akhirnya dia menghilang dari balik pintu yang ditutup.

aku mengerang kesal. menyibak selimut dan mendudukkan diri, renjun juga mengikutiku.

renjun tiba-tiba tertawa. mataku memandangnya penasaran, "kenapa?"

"kak lucas bego banget. dibohongin gitu mau-mau aja," aku ikut tertawa. jelas-jelas lampu kamar mandi mati tapi lucas masih percaya.

aku merapikan poninya yang berantakan. mengusap bibirnya dan tersenyum, "masih kurang?"

renjun terkekeh. "aku tagih besok lagi masih mau ngga?"

aku mengangguk.

"lusa?"

aku mengangguk, lagi.

"setelah lusa?"

"kapan pun aku mau, renjun."

renjun tertawa. kemudian melompat dari kasurku. aku masih duduk, diam melihatnya membenarkan hoodie dan celana jeans selututnya.

dia menoleh dan mengembangkan senyum. mencuri satu ciuman di pipi sekilas, "selamat pagi sayang."

renjun langsung kabur dari kamar.

sehari setelahnya aku baru tau dari jeno, momen di pagi hari yang renjun dambakan: mencium pipiku sembari bilang selamat pagi sayang.



















"mana dua anak itu?"

haechan menyodorkan piring sarapan di hadapan lucas. baru mereka berdua yang siap di meja makan.

"lagi making out ㅡaduh!!"

kepala lucas langsung dipukul pakai sendok haechan. "ngomong yang bener,"

"aku serius!!"

"terserah. eh, sesuai perjanjian, aku minta setengah sarapanmu ya kak?"

"sialan."
































semoga suka dengan story yg sistem kebut semalem ini.

ps: aku lupa kalo chap sebelumbya udah pake mark pov hehe
pss: malam ini dan besok kita selangit sama wanna one gaes ^___^
psss: aku kangen markren.

you are , markrenWhere stories live. Discover now