4. Suaraku Berharap

47 4 0
                                    

Malam! Aku posting bab baru lebih cepat. Soalnya besok udah sekolah dan pasti sibuk banget. Jadi nggak bisa update pagi-pagi kayak biasanya. 😅

Besok pun, mungkin malam juga updatenya. Kuharap kamu masih menantikannya 😃
-
-
-

Bab 4

Suara Ku Berharap

Leo tetap menjalani kehidupannya. Menjaga perasaan sayangnya untuk Ana yang terus bersemi. Dia sadar, ini cinta pertamanya dan dia ingin menjaganya dengan indah.

Acara pentas seni yang diselenggrakan tiap tahun jadi jalan untuk Leo menyampaikan perasaannya. Walau akan membuat heboh, dia tetap ingin melakukannya. Demi Ana. Meski harus menahan gugup karena ini pernyataan cintanya yang pertama.

Ana telah bernyanyi sebelumnya. Lagu Agnes Monica ‘Tanpa Kekasihku’. Suaranya indah sekali meski tetap tak bisa mencapai nada tinggi seperti penyanyi aslinya.

Kini, setelah lima orang bernyanyi, tibalah giliran Leo tiba. Dengan gitar di tangannya Leo maju ke panggung. Sorak-sorai teman sekelasnya membahana.

Leo mengedarkan pandangannya, mencari-cari sosok Ana. Saat dilihatnya sosok yang dicari berdiri di barisan ke tiga dari depan, senyum lebarnya mengembang.

Leo lalu mengambil microphone. “Lagu ini khusus kupersembahkan buat seseorang. Kuharap dengan lagu ini dia paham kalau selama ini aku menunggunya menyambut perasaanku. Tapi, kalau nggak bisa, kumohon padanya, jangan berubah padaku.” Dia menyapukan pandangan ke segala penjuru. “Semuanya, dengarkan lagu dari Hijau Daun ini dengan baik. Dan Ana,” kali ini dia menatap Ana, “Suaraku Berharap…” ujarnya yang berakhir dengan kehebohan siswa yang ada di aula itu.

Tanpa peduli dengan kehebohan itu Leo memulai dengan suara yang lumayan.

“Di sini aku masih sendiri..

Merenungi hari-hari sepi..

Aku tanpamu… meski tanpamu…

Bila esok hari datang lagi,

Kucoba untuk hadapi semua ini,

Meski tanpamu… oo… meski tanpamu…

Bila aku dapat bintang yang yang berpijar

Mentari yang tenang bersamaku di sini

Kudapat tertawa,menangis, merenung,

Di tempat ini aku bertahan…

Suara… dengarkanlah aku

Apa kabarnya pujaan hatiku

Aku… di sini menunggunya,

Masih berharap di dalam hatinya..

Suara… dengarkanlah aku

Apakah aku selalu di hatinya

Aku… di sini menunggunya…

Masih berharap di dalam hatinya…”

Leo mengakhiri lagu itu dengan indah. Senyum lebar menghias wajahnya. Gemuruh tepuk tangan membahana. Semua mencari-cari sosok Ana. Ingin tahu apa kelanjutan ada pernyataan Leo barusan.

Leo ikut mencari, tapi yang dicari sudah tak ada di tempat. Panik, Leo segera mencari keluar aula.

Entah sejak kapan Ana menghilang dari tempatnya berdiri tadi. Leo takut Ana justru memilih menjauhinya. Padahal dia sudah bilang kalau memang tidak bisa menerima perasaannya, tidak apa-apa, asal jangan berubah sikap padanya saja.

Memeluk Asa Karya Orina Fazrina (Imah_HyunAe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang