(Five) Bunga yang mulai tumbuh

3.3K 388 11
                                    

Jaemin memilih meninggalkan ruang tamu dan beranjak ke kamarnya. Tanpa sepatah kata pun ia pergi. Hanya setetes air mata yang dapat dilihat semua orang yang ada disana. Masa bodoh Jaemin dikata cengeng.

"Nek, Jaemin-" Jeno angkat bicara.

"Sudah biarkan saja" potong nenek.

Jeno bungkam. Tapi tidak dengan Jaehyun. Ia memilih menyusul adiknya di kamar. Sampai di depan pintu coklat dengan beberapa stiker tertempel disana, Jaehyun mengetuk pintu. Tak ada balasan.

"Jaem?" Panggilnya. "Kau lelah ya? Kau sudah tidur?"

Jaehyun menghela nafas pasrah. Sebenarnya ia bisa saja membuka pintu kamar Jaemin dengan kunci cadangan. Tapi ia berfikir adiknya butuh waktu sendiri.

"Yasudah, istirahat saja. Nanti ku bangunkan saat makan malam" seru Jaehyun.

"Hyung?" Panggil Jeno.

"Mandi, istirahat" ucap Jaehyun menepuk pundak Jeno.

"Jaemin tak apa kan?"

"Nanti, biarkan dia sendiri"

Jeno hanya menatap nanar pintu kamar Jaemin. Ingin sekali mendobraknya untuk mencari jawaban. Kenapa nenek terlihat tak suka? Jeno keluarga Jaemin, bukan? Harusnya ia tau. Atau Jeno tidak benar-benar dianggap disini.

***

Makan malam akan dimulai. Semua sudah di meja makan. Chilhyun bersama istri dan ketiga anaknya juga Jungmo. Mereka semua menunggu kehadiran nenek. Hingga wanita tua itu datang namun enggan untuk duduk.

"Ayo kita makan, bu" ajak Chilhyun.

"Kalian duluan saja. Aku tidak lapar" balas nenek. Dengan sedikit ketus.

"Nenek belum makan apapun tadi. Ayo, duduk disamping Jaehyun" rayu Jaehyun.

Jaehyun menarik kursi sebelahnya yang memang untuk nenek. Tapi nenek masih enggan untuk duduk, bahkan sudah bersiap pergi dari ruang makan.

"Nenek, duduk saja. Nenek harus makan. Nenek rindu Jaehyun hyung, bukan? Nikmati makan malam nenek dengan Jaehyun hyung. Aku yang akan pergi" ujar Jaemin.

Nenek sedikit mengulum senyum. Memang ini yang ia mau. Jaemin pergi.

"Jaemin, duduk" tegur Chilhyun.

"Aku tidak lapar, nanti saja aku makan" balas Jaemin.

Mereka tak bisa berbuat banyak untuk membela Jaemin. Nenek begitu dihormati dan disayangi. Bukan berarti Chilhyun tak berani membela putranya. Hanya saja ia tak ingin memperkeruh suasana.

Jungmo yang sudah akan menyantap makanannya tiba-tiba saja urung. Ia beranjak ke dapur mengambil nampan dan menyiapkan makanan untuk Jaemin.

"Kau mau kemana? Kau belum makan" tanya nenek.

"Aku akan makan dengan keponakanku" jawab Jungmo.

Chilhyun dan Sunghee lega mendengarnya. Mereka tersenyum pada Jungmo seakan mengucapkan terima kasih. Begitupun dengan Jaehyun dan Jeno.

"Makan saja dulu" ucap nenek lagi.

"Ibu bisa saja bersikap seperti ini pada Jaemin, tapi tidak denganku" balas Jungmo dingin.

Jungmo masuk ke kamar Jaemin yang kebetulan pintunya tak dikunci. Jungmo melihat keponakannya yang tengkurap. Ia tau Jaemin tidak tidur. Jungmo tersenyum. Jaemin hanya anak-anak. Ya, dia tak pantas mendapatkan perlakuan buruk.

"Hei, bangun" seru Jungmo.

Jaemin sontak menegakkan tubuhnya mengetahui yang masuk bukanlah orangtua atau kedua saudaranya. Melainkan sang paman.

Crash | Book I (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin