(Fifty Three) Korban

4.2K 371 34
                                    

Jaehyun lengah. Taeyong memberontak menendangnya. Taeyong lantas meraih botol anggur yang sudah siap untuk dilayangkan ke arah Jaehyun.

"hyung!"

prak

*
*
*

Jaehyun terkejut dengan pergerakan Jeno yang sekarang sudah ada di hadapannya. Sebuah dobrakan pintu dan teriakan dari para polisi mendominasi ruangan.

Taeyong tertawa. Entah apa yang dia tertawakan. Kawanan polisi itu langsung meringkus Taeyong yang sama sekali tidak melawan dan justru tertawa.

Jaehyun masih menegang disana hingga Jeno mulai meluruh di hadapannya. Jaehyun lebih dulu menahan Jeno agar tidak langsung jatuh ke lantai. Anak itu masih membuka matanya yang semakin sayu. Jaehyun merasakan tetesan darah segar yang semakin banyak berasal dari Jeno.

"Jeno? kau dengar aku kan?" bisik Jaehyun sambil memeluk Jeno. "Jeno?"

Jaehyun melepaskan pelukannya. Ia melihat telapak tangannya yang basah dan penuh dengan warna merah setelah memegang kepala bagian belakang Jeno. Jeno berada di ambang batas kesadaran membuat Jaehyun tanpa sadar menitihkan air matanya.

"Jeno? jangan seperti ini. Hyung mohon, buka matamu sayang. Jeno?"

Jaemin melihat Jaehyun yang menangis memeluk Jeno. Ia berusaha bangkit meski tubuhnya terasa remuk. Ia lalu melihat polisi datang membawa Irene yang masih duduk diam di posisinya tadi. Irene menurut saja saat polisi itu membawanya.

Jaemin kembali jatuh. Ia tidak mampu menahan beban tubuhnya. Semua terasa menyakitkan. Ia menangis dalam diam. Ingin menghampiri kedua kakaknya.

"ambulans akan sampai dalam satu menit"

"nak? hei? kau masih sadar?"

Jaemin merasakan seseorang menepuk pipinya, ia hanya melenguh memberi jawaban tanpa membuka matanya.

"dia masih sadar!"

"ambulans datang!"

"bawa kedua anak ini!"

"korban mengalami pendarahan hebat!"

Jaemin masih bisa mendengar suara-suara itu meski samar. Ia juga bisa merasakan saat tubuhnya diangkat oleh beberapa orang.

Disisi lain Lami berada di luar apartmen Jaehyun. Ia cemas bukan main melihat dua ambulans dan dua mobil polisi yang terparkir disana. Tak lama terlihat rombongan polisi yang membawa dua orang.

Lami terduduk. Ia terkejut oleh dua orang yang diborgol dan diamankan. Taeyong dan Irene. Tanpa Lami sadari Taeyong melihatnya.

"Lami" lirih Taeyong. "Lami!"

"hei kau!"

Dua dari polisi yang memegangi Taeyong menahan pergerakan lelaki itu yang seakan ingin berlari menghampiri adik kecilnya. Taeyong ingin menghampiri Lami. Tapi kekuatan polisi-polisi ini lebih besar dari dia sehingga secara paksa dia masuk ke mobil.

Lami menggeleng pelan. Tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Berbeda dengan Taeyong, tatapan Irene begitu kosong dan sendu.

Tak lama setelahnya, dua brangkar didorong secara brutal oleh paramedis. Dapat dilihat jelas oleh Lami seseorang yang didorong pada brangkar pertama. Jaemin dengan luka di sekitar wajah dan bercak darah dimana-mana.

"Jeno" gumam Lami melihat seseorang yang didorong pada brangkar kedua.

Jeno tertidur disana dengan darah yang mengotori hampir seluruh pakaiannya. Sedangkan paramedis tergopoh-gopoh membersihkan darah dari kepala Jeno. Bahkan telinga, pipi, hingga leher Jeno sudah penuh oleh noda merah itu.

Crash | Book I (END)Where stories live. Discover now