[4]

1.1K 69 4
                                    

"Lizy! Bangun donk! Siapa yang disini..bangun donk...gemana sih nih, kebo!!! BANGUN....!!!" Teriakan pria yang sedang berdiri di samping ranjang Lizy membuatnya terbangun, saat membuka matanya....

"BANG FARHAN..." Baru saja bangun tidur, ia sudah teriak dan memeluk pria bernama Farhan tersebut.

Yah. Dia adalah kakak pertama Lizy, jarang sekali terlihat karena ia bekerja di Australia. Sangat ganteng, tapi sayang jomblo sejak SMA kelas 1 hingga sekarang. Lizy memeluknya dan lompat-lompat tak jelas sehingga leher Farhan terasa tercekik. Belum lagi kedua kakinya ia angkat seperti sedang di gendong. Akhirnya ia melepas pelukannya, membuat Farhan lega, karena badannya yang terasa seperti remuk.

"Abang....Lizy rindu. MA, BANG FARHAN DATANG." Teriak Lizy tanpa merasa ada yang mengganjal.

"Mama bukannya lagi gak di rumah?" Sontak Lizy yang sedari tadi lompat-lompat tak jelas dan tertawa langsung diam dan bingung sendiri.

"Yah malah diam, gemana sih? Abang ke bawah dulu yah. Mandi sono!"

•••••

Lizy dan Raihan turun dari tangga dan duduk di kursi meja makan. Farhan yang sedari tadi menyiapkan makanan, untuk adik-adiknya yang ia rindukan.

"Bisa masak?" Ucap Raihan meremehkan.

"Bisalah, kalau gak bisa terus kenapa ini makanan ada di meja?" Balas Farhan usil. Begitulah mereka jika bertemu.

"Maksudnya bukan begitu, ini makanan sih bisa aja jadi, emang rasanya enak? Bang Farhan kan gak pernah masak sebelumnya, jangankan abang, Lizy aja yang cewek gak bisa." Sindiran itu membuahkan tatapan sinis dari Farhan dan juga Lizy bersamaan.

"Ampun."

"Kamvret lu," balas Farhan membuat Raihan tertawa kecil.

Selama mereka memakan makanan yang disajikan Farhan, Raihan lah yang paling banyak memakannya, dan paling lahap. Padahal dari tadi dia meremehkan, tapi inilah yang real. Bahkan saat Lizy sudah selesai makan, dia masih nambah. Syukurlah belum telat, jadi masih bisa menunggu Raihan.

"Makan aja terus!" sindir Lizy.

Bukannya bersalah dengan kata-katanya tadi, Raihan malah mengacungkan jempolnya ke arah Lizy.

"Sip. Gue habisin."

Lizy memutar bola matanya kesal, lalu menarik piring makanan milik Raihan. Sedangkan Raihan melongo dengan makanan yang bertumpuk di mulutnya.

"Sadis," ujar Raihan setelah mengunyah makannya.

"Gak naik bus, kan?" tanya Lizy masih dengan nada sinis.

"Balikin dulu dong piring gue, Lizy cantik." Pujian itu tak mempengaruhi Lizy, karena ia tau itu hanya taktik Raihan yang pasaran.

"Emang gue cantik."

"Sialan,"

Raihan membuat puppy eyes, membuat Lizy heran. Sejak kapan kakaknya seperti itu, biasanya kan jahil bin nyebelin.

"Gak naik bus kok, abang yang anterin pake mobil. Mobil abang waktu itu di simpan di kantor mama dan sekarang udah di bawa kesini ." Mendengar ucapan Farhan, Lizy langsung berdiri gembira dan membiarkan piring itu.

Dream a girl(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang