Part 16 Our Bond

5.7K 369 3
                                    

Sudah hampir 1 bulan Elisa dirawat di rumah sakit pack Alpha Grocio. Semua luka di tubuhnya sudah mulai sembuh dan kondisinya semakin membaik. Semua itu berkat bantuan dari semua orang yang setia berada disampingnya.

Pagi ini Elisa sudah boleh pulang dan menjalankan rawat jalan. Akan tetapi ia belum diizinkan untuk terlalu lelah dan harus rutin mengecek kondisi kesehatannya.

Karena itu pula Elisa masih belum boleh kembali ke istana dikarenakan perjalanan yang jauh dapat membuatnya lelah. Ayah dan ibunya menyarankan Elisa untuk tetap berada di pack Alpha Grocio sementara waktu sampai benar-benar pulih.

"Ayo sayang.. Kita sarapan bersama yang lainnya ya.." ucap ibu Elisa sambil menggandeng lengan Elisa ke ruang makan.

Ia berjalan disamping ibunya dengan perlahan. Kakinya masih belum terbiasa dibuat berjalan-jalan sehingga ia masih menyesuaikan diri dengan kondisinya. Selama ini Elisa selalu pergi dengan kursi roda atau digendong oleh sang kakak.

Saat tiba di ruang makan, semuanya sudah ada disana menunggunya, begitu juga dengan Lucian dan Diandra. Mereka semua menyambut Elisa dengan senyuman hangat. Meski Elisa masih merasa canggung dengan Lucian dan Diandra tapi ia tetap mencoba tersenyum.

Beberapa minggu terakhir saat Elisa dirawat, Lucian dan Diandra sudah sering menjenguk Elisa. Mereka benar-benar tulus meminta maaf dan merasa bersalah. Awalnya Elisa masih merasa takut dan tidak nyaman tapi lama-kelamaan hatinya luluh dengan sikap baik Lucian dan Diandra.

"Jangan banyak bergerak El.. Kamu bisa memintaku untuk mengambilkan air atau makanan. Jangan sungkan.. "

"El habiskan makananmu dan minum obatnya.. Bagaimana bisa cepat pulih kalau tidak makan yang banyak"

"Sini biar aku kupaskan buahnya.. Makan banyak buah akan meningkatkan kondisi tubuhmu"

Begitulah ocehan-ocehan Diandra yang terkadang menemaninya di rumah sakit saat orang tua dan kakaknya sibuk. Elisa sudah memaafkan Diandra atas semua sikapnya.

Begitu juga dengan Lucian. Meskipun Elisa masih terluka akan sikap dan penolakan Lucian kepadanya dulu, ia tetap berusaha memaafkan Lucian. Karena Elisa tau Lucian hanya salah paham dengan semuanya.

Lucian benar-benar membuktikan tekadnya kepada Elisa. Ia menarik penolakannya atas Elisa dihadapan semua anggota pack dan kedua orang tuanya. Ia memperlakukan Elisa dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Elliot dan kedua orang tua Elisa awalnya terus menolak Lucian. Akan tetapi karena kegigihan dan kerja kerasnya mereka juga luluh terhadap perlakuan Lucian. Semua orang layak mendapatkan kesempatan.

"Sayang maafkan aku.. Aku sangat menyesal.. Aku mencintaimu.."

"Tak apa jika kau membenciku tapi jangan jauhkan aku darimu. Balaslah perbuatanku sesuka hatimu sayang. Asal bisa selalu bersamamu. Aku sudah bahagia"

"Berilah aku kesempatan untuk mengobati luka di hatimu. Biarkan aku membahagiakanmu dan menjadikanmu lunaku"

Begitulah ucapan-ucapan manis Lucian kepada Elisa. Ia benar-benar tulus dan membuktikan semua perkataannya. Karena itu Elisa juga akan memberi Lucian kesempatan untuk membahagiakannya.

"Kemarilah sayang.. Kami sudah menunggumu." ucap Lucian lembut sambil mengulurkan tangannya kepada Elisa.

Elisa menyambut uluran tangan Lucian dan duduk di sebelahnya. Saat Elisa sudah duduk disampingnya Lucian mengecup tangan Elisa dan membelainya lembut. Hal itu membuat pipi Elisa bersemu merah.

"Kamu sangat cantik bila pipimu merona sayang.." bisik Lucian setelah tertawa pelan.

"Kakak hentikan!! Jangan ganggu Elisa!! Nanti nafsu makannya hilang.." ucap Diandra sambil menatap tajam kakaknya.

Lucian hanya mendengus sebal dengan perkataan adiknya. Kedua orang tua Lucian dan Elisa hanya tersenyum melihat tingkah anak-anak mereka.

Setelah kesalahpahaman dan penderitaan panjang akhirnya keluarga mereka dapat kembali utuh dan bahagia. Entah sampai kapan kebahagiaan ini dapat berlangsung tapi mereka akan berusaha menikmatinya dan menyimpan moment berharga ini dalam hati.

#Di Istana Lain
Seorang pria muda dengan wajah tampan dan rahang yang tegas terlihat duduk di singgasananya dengan kesal.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Mereka tidak boleh kembali bersama"

The Little LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang