Bagian 5

431 54 30
                                    

Setelah beberapa saat Wayo sampai di kampusnya dengan diantar oleh Ploy sampai didepan gedung kampusnya. Mobil Wayo pun berhenti dengan disetir oleh Ploy yang di pinta Wayo untuk mengantarnya saja dan membiarkan gadisnya itu membawa mobilnya itu.

"Aku pergi dulu yaa?" Pamitnya Wayo.

"Tunggu, Yo." Pinta Ploy.

"Ada apa?" Tanyanya Wayo.

"Rapikan dulu rambutmu." Ucap Ploy.

Lalu Ploy membantu merapikan poninya Wayo itu yang sedikit berantakan, dan setelah itu Ploy mengatakan "Sudah. Imutnyaaa~ pacarku."

"Kau juga Ploy." Ucap Wayo pula.
"Aku pergi dulu yaaa." Pamitnya Wayo.

Lalu Wayo pun keluar dari mobilnya dan lantas masuk kedalam gedung kampusnya, Ploy pun lantas pergi dengan mobilnya Wayo itu.

Namun sialnya, ketika ia hendak berjalan lurus menuju kelasnya tiba-tiba saja Wayo ditarik oleh seseoramg dari lorong kiri dan langsung di sandarkan ke tembok dan dikepung oleh dua lengan seorang pria.

Tentu saja Wayo terkejut, apa lagi yang menyekapnya adalah seseorang yang ia benci di meja judi.

"Do You Miss Me?" Ucap Phana.

"Kau?" Ucap Wayo yang terkejut saat melihat Phana.

Lalu ia pun teringat akan penjelasan dari teman sebandarnya itu bahwa nanti akan ada yang menemuinya di kampus, dan orang tersebut adalah Phana.

"Oh, jadi kau?" Ucap Wayo yang mengabaikannya.
"Ada apa?" Sambungnya bertanya.

Lalu Phana pun mendengus-dengus aroma tubuh Wayo dengan raut wajah yang merasa mencium bau yang aneh dari tubuh Wayo.

"Bau seorang wanita." Ucap Phana mendengus lagi.
"Apa kau sudah meniduri seorang wanita?" Lanjutnya bertanya.

"Bukan urusanmu." Jawab Wayo dengan ketus.

Pria pendek itu mendoro Phana agar ia bisa bebas dari pria tinggi itu, tapi Phana kembali menyergapnya lalu berkata

"Kau tidak bisa lari dariku lagi." Ucap Phana yang mulai berani mengancam.

"Maksudmu?" Jawabnya Wayo yang dibuat bingung.

"Kau lihat saja nanti." Camnya Phana dengan seksama.

Sedikit ia sunggingkan senyum liciknya itu pada Wayo, setelah itu Phana melepaskannya dan pergi dari sana dengan santai dan senyum-senyum sendiri.

Wayo tentu saja dibuat penasaran dengan ucapannya itu dan bingung sendiri menunggu ancaman dari pria aneh itu.

***********

[Forth]
Aku hendak ingin pergi menyusul temanku yang sudah menungguku di luar, tapi aku justru melihat Beam sedang mengajak kudanya mengobrol dan sedikit mengusap-usap kepala kudanya itu.

Sungguh, hatiku merasa senang ketika melihatnya meski dari kejauhan. Namun aku lebih senang lagi jika aku bisa kembali seperti dulu bersamanya.

Lalu aku mencoba menghampirimya hanya untuk berbincang sedikit karena sesama penyuka berkuda.

"Aku tidak tahu jika kau suka berkuda." Ucapku saat menghampirinya.

Tapi ia tidak menjawabku dan tetap bersama dengan kudanya itu. Dan aku berkata lagi,, "Bagaimana kabarmu?"

Dan ia mulai menjawab,, "Baik."

More Than WordsWhere stories live. Discover now