Bagian 13

353 56 14
                                    

"Aku juga ingin main."

Tiba-tiba saja P'Frank masuk untuk menantang kakaknya sendiri. Ku harap ia memenangkan permainan ini dan membawaki pergi dari taruhan P'Singto dan P'Pha.

"Frank?" Ucap P'Pha yang terkesiap.

"Aku juga ikut."

"Aku juga ikut.

Berhasilkah Frank membawa Wayo pergi dari taruhan yang dibuat Singto dan P'Pha.

"Mengapa kau ada disini?" Tanyanya P'Pha kepada P'Frank.

"Tentu saja untuk menyelamatkan Wayo." Jawab Frank.

"Kau mengenalnya?" Ucap P'Pha.

Singto nyengir melecehkan.

"Um. Wayo adalah pacarku." Jawab Frank tanpa sebersit keraguan pun.

Wayo sendiri cukup terkejut dengan ucpan Frank itu yang mengakui bahwa dia adalah pacarnya Frank.

Suasana mendadak sepi dan tegang karena P'Pha tertegun mendengar pengakuan dari adiknya itu.

"Sudah .. Sudah. Berhentilah membuat drama. Ayo cepat mulaikan." Pinta Singto yang masih menaikan kakinya.

Semua penantang pun duduk ditempat masing-masing, sedangkan Wayo dan Frank saling bertatapan karena Wayo memohon untuk diselamatkan. Frank mengangguk pada Wayo agar Wayo bisa mempercayainya.

Dan permainan pun dimulai ....

[Forth]
Setelah turun di halte dekat rumah Beam, aku dan ia berjalan menuju rumahnya yang tak jauh lagi dari halte tersebut.

Dan sesampainya didepan rumahnya, kami melihat pacarnya itu sedang berdiri lelah disamping mobil sportnya. Sepertinya pria itu sudah lama menunggu Beam, karena terlihat sekali wajah kesalnya begitu melihatku jalan dengan Beam.

"Ow, Noh. Kau sudah lama disini?" Tanyanya Beam.

Pria yang bernama Noh itu berjalan mendekati kami berdua dan bertanya kepada Beam, "Kau darimana saja? Aku tadi pergi ketempat berkudamu tapi penjaga disana bilang bahwa kau sudah pergi. Aku kesini dari pukul 7 malam, kau belum juga datang. Ponselmu juga tidak bisa di hubungi."
Pria itu bertanya seperti biasa saja, seolah tak ada kecemburuan kemarahan kepadaku dan juga Beam. Dan Beam pun menjelaskan semuanya kepada Noh dengan tenang pula.

"Oh, iya. Ini temanku waktu SMA. Dan kami makan siang bersama untuk saling sapa saja. Ponselku juga mati dari tadi siang. Maafkan aku yaaa!!" Jawab Beam kala itu.

"Oh, seperti itu."

"Maaf, ini tidak seperti yang kau fikirkan. Aku dan Beam berteman saja sejak SMA." Jelasku pula.

"Um. Tidak masalah." Jawab Noh.

"Yasudah, kalau begitu sebaiknya aku pergi dulu yaa." Pamitku malam itu.

Aku lantas pergi dari sana dan tidak ingin mengganggu mereka yang sedang berduaan.

[Beam]
"Kenapa kau tidak pulang saja kalau aku belum tiba?" Tanyaku.

More Than WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang