Bagian 21

329 46 7
                                    

Pertandingan berkuda Beam akan segera dimulai. Wayo sedang berjalan di aula untuk mencari keberadaan kakaknya yang akan segera bertanding itu, dengan ditemani oleh Frank ... Wayo juga sedikit bercerita mengenai apa yang terjadi pagi ini.

"Pagi tadi P'Pha datang kerumahku." Ucap Wayo bercerita.

"Untuk apa?" Tanyanya Frank.

"Untuk meminta maaf padaku karena sudah menjualku waktu itu."

"Lalu, apa yang kau katakan?"

"Uhmm .." Wayo berdengung bingung karena ia tidak enak hati untuk memberitahukannya, secara Frank adalah adiknya P'Pha. "Dia ..."

"Katakan saja aku bisa memakluminya. Jangan sungkan memberitahuku mengenai P'Pha , Yo." Ujar Frank.

"Um. Aku mengatakan kepada P'Pha kalau aku tidak akan memaafkannya dan mengusirnya dari rumahku."

"Mengatakan itu saja kamu tidak perlu sungkan kepadaku."

"Baiklah, phi." Jawab Yo.

"Ngomong-ngomong, apa kompetisinya sudah dimulai? Dari tadi aku tidak melihat seorang pun yang lewat."

"Kurang tahu, phi. Ayo kita ke tempat pertandingan saja." Ajaknya Wayo terburu-buru.

***

Sementara itu pertandingan sudah di mulai, para peserta balap kuda pun juga dipanggil satu persatu untuk keluar dari kandang mereka dan memulai pertandingan.

Forth yang masih menunggu namanya terpanggil nampak cemas karena Beam masih belum datang juga padahal pertandingan akan segera dimulai. Pemanggilan nama sesuai dengan nomor urut mereka. Dan nomor urut Beam 2 angka dibawah nomor urut Forth.

"Dimana kau? Apa kau tidak ingin mengalahkan sang juara itu?" Forth bergumam menggerutu mencemaskan Beam.

Sedangkan Wayo duduk di podium bersama dengan Frank duduk berdampingan.

"Sepertinya kita belum terlambat." Ujar Frank.

"Iya, phi. Untung saja." Balas Wayo.

"Kita panggil nomor urut 22, Patthampon Sucarom!!" Suara komentator memanggi peserta ke tiga.

Lalu ketika Wayo hendak bertumpang tangan mengeram tempat duduk panjang yang terbuat dari kayu itu, ia tidak sengaja menggenggam tangan Frank. Frank nampak acuh, tetapi Wayo justru diam seribu bahasa tak memindahkan tangannya dan justru melihati tangannya itu.

Dan di balaslah oleh Frank dan mulai digenggam tangan Wayo olehnya itu dengan sengaja. Wayo menaikan pandangannya dan menengol pada Frank, Frank pum menoleh dan mereka saling bertatapan satu sama lain.

Frank langsung kembali melihat pertandingan balap kuda itu dan terus menggenggam tangan Wayo.

Kit juga baru saja datang untuk menyaksikan pertandingan sahabatnya itu yang di undang langsung oleh Beam.

Kit duduk berjarak dua orang dari tempat Frank, ia begitu lesu memikirkan apa yang terjadi pagi tadi.

Lalu nama Forth pun terpanggil, Forth lantas keluar dari kandang menumggani kuda yang diiringi oleh suara sorak dan tepuk tangan dari pemonton.

"Wuuuuuuu ..." Sorak seru penonton.

'Pria itu? Bukankah pria itu ...'

More Than WordsWhere stories live. Discover now