BAB 43 - Keseleo

2.6K 141 14
                                    

Pukul 22.45. Masih dikelas sejak abis makan malem tadi. Pas awal masuk kelas ada kegiatan game, semacem game kucing-kucingan. Btw daritadi gue jadi tikusnya mulu. Ada juga games tebak-tebakkan yang kayak di acara super family 100. Abis kegiatan game, ada pengarahan buat kegiatan besok. 

"Berhubung udah malem, saya mau bacakan peraturan selama lpk dan kegiatan besok." Kata kak Jaya.

"... Peraturan ke 19, setiap keluar dari sebuah ruangan, jika kalian berjalan berdua atau lebih, langkah kaki wajib sama. Kalo ga sama dan ketahuan sama panitia, dihukum push up ditempat, cowok 8 kali, cewek 5 kali."

"Peraturan terakhir, sholat harus selalu berjamaah bagi yang muslim, dateng ke mushola 10 menit sebelum adzan, ketahuan telat? Balik ke asrama jalan jongkok."
Yang laen pada bisik-bisik ga terima dengan peraturan saat kak Jaya bacain itu. Bagi gue itu cuman masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Dan jelas, peraturan dibuat untuk dilanggar.

"Selanjutnya, ada pembagian kelompok. Tiap kelompok ada 7 sampe 8 orang. Satu-satu maju kedepan ambil nomer kelompok. Kelompok 1 sama kak Ellen, kelompok 2 sama kak Pepe, kelompok 3 sama kak Friday, kelompok 4 sama kak Yunita, kelompok 5 sama kak Reza, kelompok 6 sama kak David, kelompok 7 sama kak Dion."

Kita maju satu-satu ke depan buat ambil kertas kecil yang berisi nomer kelompok. Ga usah kaget kenapa bang Eza dkk ikutan jadi panitia di kegiatan ini. Di dunia ini ga ada yang namanya kebetulan, semuanya udah ada yang ngatur.

Ada 4 pembina cewek disini, mereka juga ambil bagian dapur.
Gue maju kedepan setelah Tika yang duduk disebelah gue udah ambil kertas. Gue buka kertas itu, disana ada angka 7.

"Semuanya udah ambil kertasnya?" Tanya kak Jaya

"Udah, kak!"
***

Kalo kata orang, jodoh itu ga bakal kemana. Entah apa yang terjadi antara gue sama Cacan. Sejak kita putus, selalu ada aja hal yang bisa bikin kita ketemu lagi. Seperti waktu itu saat sekolah gue tanding basket, tim dance gue jadi pendamping tim basket sekolah, eh ternyata sekolah Cacan ikut juga dan dia jadi tim basket.

Yang kedua yang ini sih, gue ikut kegiatan lpk jenjang 2, eh dia jadi tamu dari sekolah lain. Apalagi setelah pembagian kelompok tadi saat di kelas abis makan malam, gue satu kelompok sama dia.

Hng.

Disaat seharusnya gue setelah putus itu ga ketemu dia dulu, eh ini malah diketemuin terus-terusan.

Oke, gue ikutin alur yang udah ditentuin.

"Keyla!" Gue dipanggil seseorang dari belakang. Gue noleh. Eh Galang jalan samperin gue.

"Apa, Lang?" Tanya gue langsung.

"Lo sama Candra kenapa?" Dia balik nanya langsung.

"Ga kenapa-napa. Emang gue sama dia kenapa?"

"Kalian masih pacaran kan?" Galang nanya dengan nada hati-hati.

Gue mengendikkan bahu, "Tanya aja ke dia sendiri." Abis ngomong gitu gue jalan ke asrama.

Bugh.

Di perbatasan asrama cowok-cewek gue sama Cacan ga sengaja jalan tabrakan karena kita sama-sama ga lihat jalan, kita hapean sambil jalan.

Begitu gue tau tabrakan sama Cacan gue langsung melengos pergi.

"Tunggu." Cacan cegah gue.

"Kita ngomong berdua bentar bisa nggak?" Kelihatan banget dari matanya kalo dia berharap gue setujuin permintaannya itu.

Bukan Cinta Sepatok TendaWhere stories live. Discover now