Bab 1 Hanya Melihatmu

15.3K 347 5
                                    

Leon POV

Apa ada yang tidak kau mengerti?" Chris bertanya, menangkap basahku yang sedang memperhatikannya diam-diam.

"Hm?! Oh! Tidak-tidak, aku sudah selesai." Aku menyodorkan kertas soal Fisika yang selesai kukerjakan untuk Chris periksa.

Aku tidak pernah bosan memperhatikan setiap gerak-gerik tubuhnya, gerakan jarinya di pensil pilot, juga senyumanya yang semakin lebar dan berbinar setiap nomor yang kukerjakan berhasil dijawab dengan benar.

"Woah, semua ini benar! Apa kau menyimpan kunci jawaban di dekatmu?"

"A-apa?! Tapi ini soalmu buatanmu. Lagipula aku bekerja keras untuk belajar dan mengerjakan ini...."

"Iya iya aku hanya bercanda. Aku tahu kau sudah berusaha sangat keras." Chris tersenyum bangga padaku dan aku tentu saja bersikap keren dan santai dengan menahan bibirku agar tidak ikut tersenyum.

"Hei hei...kau harusnya lebih senang. Jika dirimu di awal tahun ajaran melihatmu bisa mengerjakan soal Fisika sesulit ini, bukankah dirimu akan tersenyum bangga?" Chris mencolok-colok bagian tumpul pensil pilotnya ke dadaku dengan upaya membuatku geli, yang tentu saja tidak berhasil.

"Lebih tepatnya tidak peduli. Diriku yang dulu mungkin tidak akan peduli dengan semua ini." Chris menurunkan pensil pilotnya dan menatapku pelan.

"Kau akan lebih ganteng kalau kau sering tersenyum."

"Aku sudah ganteng meski tanpa tersenyum."

"Kalau begitu.... kau akan lebih banyak teman jika kau sering tersenyum!"

"Aku tidak butuh teman yang lain. Kau saja sudah cukup bagiku."

"Aku kemungkinan adalah satu-satunya teman yang kaumiliki." Chris berbisik pada dirinya sendiri yang tentu saja cukup keras untuk bisa kudengar.

"Jadi.... apa aku akan dapat hadiah untuk kerja kerasku?" Aku mencoba mengganti pembicaraan dan Chris langsung manyun.

"Urrrhh... aku bisa bangkrut kalau kau terus minta hadiah. Seharusnya aku mencharge-mu sebagai guru private sedari awal."

"Salahmu sendiri."

"Hum.... aku benar-benar tidak punya uang untuk dihamburkan minggu ini, jadi bagaimana kalau nanti di rumah aku masakan makanan kesukaanmu."

"Ck! Ya sudah!" Aku mendecak sebal dan menggerutu meski dalam hatiku, aku melompat kegirangan.

"Urm hei Chris. Leon." Seorang siswi cantik berambut panjang menghampiri meja kami di perpustakaan. Dia memang menyapaku, tapi matanya bahkan tidak bisa berhenti menelanjangi Chris.

"Rika, hei." Chris seperti biasa menjawab ramah. Bisa aku bicara denganmu?" Siswi ini melirik kearahku yang sedang memelototi dan melanjutkan; "berdua saja?"

"Oh tentu! Apa ada masalah dengan persiapan PORAK nanti?" Chris sebagai ketua OSIS pintar dan populer terkadang terlalu dangkal untuk membaca situasi.

"Tidak juga.... ini lebih pribadi sih." Rika menggigit kecil bibirnya.

Chris menoleh padaku dan tersenyum sebelum berkata; "Kau pulanglah duluan oke? Tunggu aku di-"

Entah apa yang merasukiku, tapi aku segera memasukan buku dan alat tulisku di meja kedalam ransel dan segera pergi dari situ. Sesuatu di dalamku merasa kesal dan marah pada Chris terutama Rika dan aku menggerutu tidak jelas hingga aku tersadar betapa aneh dan kekanak-kanakannya kelakuanku dihadapan Chris. Aku berdiri di depan sekolah, bersandar pada tembok pagar sekolah menenangkan emosiku sekaligus menunggu Chris. Aku tidak bisa tenang sebelum aku tahu apa yang sebenarnya Rika bicarakan secara 'pribadi' dengan Chris.

Aku dan Kamu (Tamat)Where stories live. Discover now