Bab 3 Kencan

5.2K 191 3
                                    

LEON POV

Seminggu lebih setelah kami berdua saling menyatakan cinta dan hari ini adalah kencan pertama kita. Aku mendapatkan tiket nonton bioskop dan Chris setuju untuk pergi denganku. Meski ini bukanlah yang pertama bagi kami untuk pergi nonton bersama, tapi ini adalah yang pertama bagi kami (khususnya bagiku) untuk berjalan disebelah Chris menikmati waktu bukan sebagai teman, tapi sebagai kekasihnya.

Dan demi Tuhan, aku sangat gugup. Aku adalah tipe laki-laki yang tidak terlalu peduli dengan penampilanku. Sering kali setelah bangun tidur, aku hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah itu membasahkan sedikit rambutku dan menyemprot bodyspray lalu aku siap menghadapi hari. Anehnya hari ini, aku terus memastikan apakah aku cukup keren dan tampan bagi pacarku di kencan pertama kita. Terlepas dari penampilan yang membuatku gugup, aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus berkencan.

Memang ini bukanlah kencan pertamaku dengan orang lain. Aku beberapa kali berkencan dengan wanita yang cukup berani (atau bodoh?) untuk mengajak kencan aku, tapi semua itu berbeda. Tidak ada perasaan yang terlibat disitu dan aku melakukannya ketika aku masih 'nakal' dan pemberontak. Kali ini aku sangat gugup dan khawatir jika Chris akan memandangku payah dan tidak keren.

"Hei Chris.... kau cantik hari ini.... tidak tidak. Chris itu pria, jadi tidak boleh aku bilang cantik."

"Hei Chris.... kau ganteng hari ini. Aku harap kita bisa bersenang-senang sepuasnya......tidak tidak. Itu terdengar seperti gigolo."

"Hei Chris.... kau.....arrrgh! Kenapa ini sulit sekali?! Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus menyapanya?!!"

"Kau bisa menyapaku seperti biasanya Leon." Tiba-tiba Chris dibelakangku menjawab dan membuatku kaget sekaligus malu. Chris menahan tawanya melihat sikap bodohku dan meski begitu aku tidak keberatan. Melihat senyum dan mendengar tawa lepasnya membuat hatiku berdebar dan jatuh cinta padanya lagi.

"Tidak ada yang pernah menyebutku cantik sebelumnya." Akhirnya Chris berkata setelah berhenti tertawa dan kami pergi mengantri beli popcorn juga soda sebelum pintu teater dibuka.

"Itu karena kau tidak cantik!"

"Eh...." Chris memasang wajah tersinggung.

"Huh?! Tidak-tidak maksudku kau ini-"  Chris mulai tertawa lagi dan aku sadar kalau dia sedang mempermainkanku lagi.

"Bercanda bercanda.... kau ini sangat asik jika gugup seperti itu, tapi aku bersyukur kalau sebenarnya tidak hanya aku yang gugup tentang hari ini." Chris memasukan kedua lengannya ke dalam saku celananya dan membuang muka malu.

"Aku bingung mau menggunakan baju atau berpenampilan apa karena sepertinya semua baju di lemariku tampak tidak istimewa karena kau sering melihatku dengan baju-baju itu. Aku jadi sengaja membeli baju online untuk hari ini, heh.... aku ini norak sekali ya?"

Setelah dia bicara seperti itu aku baru sadar kalau dia memang berpakaian diluar dari gayanya yang kalem dan rapi menjadi sporty. Dia hanya mengenakan singlet hitam dan jaket varsity putih abu, celana jeans ketat hitam, dan sepasang sneakers. Chris tahu aku senang dengan olahraga atau semua yang berbau sporty jadi dia sengaja mengubah penampilannya hanya untukku. Apa..... dia mencoba membuatku terkesan juga?

"Tidak Chris.... kau tidak norak sama sekali. Aku bahkan berterima kasih sudah bersusah payah demi aku. Aku sangat menyukai penampilanmu ini, tapi kumohon jangan memaksakan. Aku menyukaimu bukan karena gayamu, tapi karena pribadimu." Aku tersenyum tulus dan Chris akhirnya menatapku dan ikut tersenyum.

Di dalam teater aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi dengan film Justice League kesukaanku, karena aku terus memperhatikan Chris. Wajah adorasinya ketika sosok Superman muncul atau kekecewaan ketika pahlawan kesukaanya itu menyerang teman-temannya lebih menarik daripada melihat pahlawan kesukaanku di layar.

Aku dan Kamu (Tamat)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें