Bagian 17

241 18 2
                                    

Aku sudah selesai meniup lilin dan memotong kue, aku juga menyuapkan potong demi potong kue tersebut kepada mama, papa dan kedua adik ku. Selesai sudah acara inti di ulang tahunku kali ini.
Kemudian MC menyuruh ku untuk menyanyikan satu lagu, aku pun bingung karena memang sebelumnya tidak ada persiapan apapun.

"Udah pokoknya kamu nyanyi lagu terserah" kata mc tersebut sambil berbisik ke telingaku

"Tapi kan.." aku masih menggantung kalimat ku, sedangkan sang MC meninggalkan ku di panggung

Akhirnya aku menyanyikan lagu Flashlight milik Jessie J. Seketika lampu resto mulai redup dan aku bingung karena mic dan alat band tetap berbunyi ini bukan lampu mati tapi memang sengaja lampu nya yang di matikan.

Beberapa menit kemudian lampu menyala dan aku melihat dari pintu belakang orang-orang yang aku tunggu akhirnya hadir juga. Aku menghentikan nyanyian ku dan menutup mulut karena sangat terkejut, mereka menghampiri dan memeluk ku.
Ya! Merekalah yang aku tunggu Sandra, Tasya , Devano , Septi , Aris , Reza, Nabila , Salwa dan Rio

"Kalian apaan sih , aku kira gak bakalan datang" aku menangis sambil tertawa

"Ih yang ulang tahun nangis nih geng" Sandra tertawa

Tasya pun merangkul ku sambil tertawa

"Kita emang sengaja datang telat" Kata Reza

"Biar apa coba?" tanyaku

"Biar kamu jengkel dulu dong, baru kita datang deh"

"Gila kalian , mana warna kostum kalian gak sesuai sama undangan lagi" aku menggerutu

"Emang di undangan bilangnya harus pakai warna apa?" sahut Tasya

"Biru, kalian gak baca ya?"

"Baca kok, tapi sengaja kita pakai warna hitam sama merah muda. Biar kamu makin jengkel sama kita"
mereka pun tertawa , sedangkan aku hanya menatap mereka dengan
jengkel bercampur gemas.

"Ini dia tamu rahasia kita, sahabat dari Zahra" Kata MC yang ternyata sudah bersekongkol dengan teman-teman ku

"Gimana Ra? seneng ya ?" tanya MC padaku

"Seneng sih , tapi lebih dominan ke jengkel sama mereka ya" jawabku

"Sebegitu berarti nya mereka di hidup kamu ya Ra, sampai-sampai kamu nangis lho"

"Iya lah, mereka gak ada duanya"

"Waduh, keren ya kalian. Semoga persahabatan kalian langgeng ya. Aamiin"

"Wah iya , aamiin" jawabku

Kemudian teman-teman ku pun bergabung dengan yang lain dan mencari tempat yang kosong

"Eits , gak cuma itu Ra, masih ada satu lagi kejutan buat kamu"

"Apalagi nih? Jangan bikin deg-deg an dong"

"Tenang, kita panggil sekarang aja ya"
"Apa sih?"

Sedangkan MC hanya menunjuk ke seseorang yang berjalan ke arahku, aku hanya terdiam melihat siapa orangnya, sosok yang paling aku sayang. Ivan.

Dia berjalan sambil menyembunyikan tangan kanan nya.
Semua sorot mata dan kamera terarah pada Ivan yang kini sudah berlutut di depanku sambil memberikan bunga mawar. Aku hanya diam terpaku melihat Ivan. Sedangkan semua tamu dan teman-teman ku sudah riuh meneriaki kita.

Jantung ku berdegup dengan kencang, sebelum menerima bunga tersebut aku menoleh ke arah mama dan papa ku. aku melihat mereka juga tertawa senang seperti yang lainnya.
Perlahan tanganku meraih bunga tersebut, dan ivan pun berdiri di sampingku. Dia meraih mic dan tersenyum ke arahku

Irreplaceable ❤ (END)Where stories live. Discover now