66. Regret

10K 961 351
                                    

Song: Ma Eun Ji - A strange Day (play media)

"Jihyo!!!"

Namjoon terjengkal manakala ia mendengar Yoongi menjerit saat pertama kali pemuda itu membuka mata. Dia kaget sekaligus bingung setengah mati, pasalnya saat ia sampai dirumah saki, dirinya sudah mendapati sahabatnya itu dibawa ke Unit Gawat Darurat dalam keadaan pingsan. Dan sekarang disaat Yoongi sudah sadar, justru pemuda itu terlihat panik dengan menyerukan nama wanita yang selama ini mati-matian dia benci.

"Hei! Kau kenapa?! Ada apa!? Ku mohon tenanglah!" Namjoon mencoba menenangkan Yoongi tapi pemuda itu tetap bertingkah seperti orang linglung.

"Dimana Jihyo! Cepat katakan dimana dia!!"

"Jihyo..? Apa maksudmu? Kenapa kau mencari Jihyo? Memangnya dia kena.."

"Ku mohon antar aku bertemu dengannya, bawa aku ketempatnya, ku mohon." Air mata pemuda itu menetes tak tertahan, dia terlihat sangat kacau dan terus menyerukan nama 'Jihyo' tanpa henti. Membuat Namjoon nampak bingung harus bagaimana ia menghadapi pemuda ini.

Merasa tidak digubris sama sekali, Yoongi mendadak merasa kesal. Dengan tertatih ia bangkit dari tidurnya dan berjalan sendiri keluar ruangan, tak lupa dengan menarik paksa infus yang bertengger dipunggung tangannya. Membuat beberapa tetes darah mengotori lantai rumah sakit iti. Ia berjalan sendiri menuju tempat itu. Tempat dimana seseorang yang sangat ia rindukan tengah terbaring disana.

"Yak! Min Yoongi! Mau kemana kau?! Aish!! Si brengsek itu benar-benar merepotkan!!"

Namjoon menggeram frustasi, dengan terpaksa ia mengejar pemuda lemah itu. Mengikuti kemana kaki tertatihnya melangkah. Namjoon tak pernah berpikir jika ia akan dibawa ketempat dimana ia merasakan dadanya seketika begitu sesak. Air matanya tiba-tiba saja terjatuh. Lewat celah kaca itu ia melihat seseorang yang sangat ia kenali tengah berada disana. Dikelilingi oleh alat-alat sialan yang sama sekali tidak ketahui.

Ada apa ini?

Apa yang terjadi sebenarnya?

Dia melihat kearah Yoongi, pemuda itu nampak begitu frustasi saat pintu kamar itu tak dapat ia buka. Ia terus menerus mencoba untuk mendobraknya hingga tubuhnya lelah dan merosot kebawah dengan tangis yang tidak pernah bisa ia hentikan. Dadanya terasa amat sesak dipenuhi penyesalan yang terus menggerogoti batinnya.

"Ini semua salahku, harusnya hari itu aku tidak pernah mengabaikannya. Harusnya hari itu aku menemuinya. Harusnya hari itu..." Suara Yoongi tercekat. Tak henti-hentinya ia menyalahkan dirinya sendiri. Semua terjadi berawal dari egonya. Semua terjadi berawal dari kebodohannya.

"A-apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku? Apa yang harus aku lakukan supaya mereka memaafkanku?! Ku mohon katakan Kim Namjoon, katakan cara agar aku bisa melihat dia membuka mata lagi." Dalam tangisnya Yoongi terus meracau, meringsek kedalam pelukan Namjoon yang ikut berjongkok dan merangkul tubuhnya. Pemuda Kim itu tak dapat mengatakan apapun, ia pun masih bingung dengan keadaan ini. Apa yang terjadi? Dan bagaimana ini bisa terjadi? Banyak tanya yang membuat kepalanya hampir meledak.

Di tengah tangis pilu keduanya, ketukan sepatu pada lantai ubin itu membuat mereka bergeming. Tidak jauh dari sana, Jackson tampak menghentikan langkahnya. Ia berdiri mematung sembari menggendong Yoonji yang tertidur dalam pelukannya. Pemuda itu menghela nafasnya sejenak dan tak berniat untuk melanjutkan langkah kakinya menuju ruangan adiknya. Ia kemudian berbalik menjauh dari mereka berdua, tapi terhenti saat Yoongi tiba-tiba menarik kakinya dan bersimpuh dihadapannya. Memohon agar dirinya di ijinkan untuk bertemu dengan adiknya.

"Jack, kumohon maafkan aku. Biarkan aku bertemu dengannya. Izinkan aku untuk melihatnya, ku mohon Jack."

Mata Jackson mengerjap, rasa sesak itu kembali menjalari dadanya manakala ia mendmegar suara lirih sang pemuda. Rasa sakit yang selama ini ia tanggung seketika timbul kembali saat ia melihat wajah Yoongi memelas seperti itu.

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDWhere stories live. Discover now