72. Fuck You, Jack! pt 1

4.3K 354 80
                                    

"Aku tidak mau."

Yoonji mempoutkan bibirnya, gadis kecil itu dersidekap, membuang muka tidak mau menatap ayahnya yang terkikik geli. Yoongi bersandar di samping pintu mobil yang terbuka. Menunggu Yoonji agar mau turun dan naik ke gendongannya.

Perkara tidur bersama, sudah hampir seminggu tapi Yoonji masih marah dan memusuhi Yoongi layaknya anak kecil yang bertengkar dengan teman sekelasnya. Tidak mau di peluk, tidak mau di gendong dan bahkan tidak mau jalan-jalan dengan Yoongi lagi.

Setiap malam, gadis kecil itu selalu mengganggu tidurnya bersama Jihyo. Bagi Jihyo mungkin tidak masalah, karena dia suka tidur bertiga bersama anaknya, tapi bagi Yoongi tidak. Yoonji seakan memonopoli Jihyo, tidak mau lepas dari sang ibu baik siang maupun malam. Padahal Yoongi ingin sekali tidur berdua saja dan menikmati waktu mereka yang terbuang selama ini. Bermesraan atau melakukan hal-hal bersifat pribadi menjadi keinginannya, tapi karena ada Yoonji jadilah libido itu tertahan untuk kesekian kalinya.

Ini semua terjadi karena ulah si paman super laknat, Jackson. Bisa-bisanya pria brengsek itu meracuni pikiran keponakannya dengan hal-hal yang harusnya tidak di mengerti oleh anak kecil.

'Kata paman Jack, jika ayah dan ibu tidur bersama tanpa mengajak ku, pasti ayah dan ibu sedang buat adik baru.'

Begitulah mulut mungil Yoonji berkata polos, matanya yang bulat besar berkedip seolah menghakimi perbuatan ayah dan ibunya. Sementara Jackson seakan tanpa dosa menertawakan hal itu. Bahkan tidak berniat meralat atau memberi penjelasan pada Yoonji.

Wang Jackson sialan!

"Kau bisa terlambat sayang."

Yoongi masih mencoba merayu, membujuk anak gadis menggemaskannya agar mau turun dari mobil. Pria itu melirik ke arah gerbang sekolah, tinggal sedikit lagi jam pelajaran akan di mulai.

"Tidak mau! Aku tidak mau digendong ayah."

"Ya sudah, kalau begitu ayah hanya akan menggandeng tanganmu, ayo cepat turun."

"Tetap tidak mau! Aku tidak mau digendong ataupun di gandeng oleh ayah. Aku mau ibu, pokoknya sama ibu. Aku ingin ibu yang mengantarku ke sekolah." Yoonji merajuk, pagi-pagi gadis kecil itu sudah membuat frustasi kedua orang tuanya.

"Yoonji pergi dengan ayah saja ya, ibu lihat dari sini." Jihyo mencoba merayu namun gadis kecil itu tetap tidak mau. Menggeleng dengan wajah yang hampir mengeluarkan air mata.

"Tidak mau ibu, aku mau sama ibu. Ibu ayo antarkan aku. Gendong aku kesana."

Hati Jihyo mendadak sesak, sejujurnya dia ingin, ingin sekali menggendong dan mengantar Yoonji ke sekolah dengan tubuhnya sendiri. Tapi apa daya, ia tidak bisa. Jihyo hanya bisa mengantar Yoonji sampai di parkir sekolah dan hanya bisa memandang dari jauh saat gadis kecil itu menghilang di balik pagar. Begitu terus setiap hari sampai rasanya ia ingin berlari dan memeluk tubuh Yoonji dan mengatakan 'baiklah ibu akan mengantarmu', tapi jangankan untuk melakukannya, berdiri saja ia tidak mampu.

"Maaf sayang, ibu tidak bisa. Sama ayah saja ya?"

Yoonji terdiam, menatap manik mata ibunya dengan tatapan polos. Namun dalam hati gadis kecil itu ia merasa bersalah, sedih melihat ibunya seakan ingin menangis hanya karena dirinya.

"Baik ibu, aku pergi dengan ayah saja." Yoonji berujar lemah, mencium pipi ibunya lalu beringsut ke arah Yoongi. Mengulurkan tangan meminta agar pria pucat itu merengkuhnya.

"Anak pintar."

Yoongi menyambut uluran tangan Yoonji, segera membawa tubuh kecil itu ke dalam gendongannya. Tersenyum geli saat Yoonji masih membuang muka.

The Devil Producer (Min Yoongi) - ENDWhere stories live. Discover now