Malam yang sunyi, ditemani taburan bintang yang indah di langit hitam. Gadis itu menyesap secangkir coklat panas di genggaman nya, pikirannya jauh melayang.
Memikirkan duka lara yang ia rasa selama satu tahun kebelakang, semuanya begitu berubah. Berubah menjadi buih buih yang menyakitkan, balkon kamar ini adalah saksi dimana gadis itu menitikan air mata yang lolos di pipi nya.
Mengapa hubunganku menjadi seperti ini? Pikirnya begitu. Mengapa tiba-tiba menjadi pahit yang dirasa? Menyerah? Itu suatu ketidak mungkinan, sebab pria itu adalah segalanya.
Hampa, perih, namun bahagia saat bersamanya. Pria itu adalah seseorang yang paling handal membolak balikan perasaan gadis itu, begitu perih saat mengetahui bahwa pria itu tidak hanya menjadi miliknya, namun begitu hangat dan nyaman saat berada di dekapanya.
"Kadang gue pengen nyerah, tapi gue gak bisa. Lu terlalu bikin gue sayang dan cinta, kook." Ucap gadis itu.
Tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya, gadis itu terperanjat kaget.
"Jangan pernah nyerah kalau lu emang bener-bener sayang, ra. Tapi kalau lu emang udah bener-bener cape, lu bisa lari ke gue ra. Gue selalu siap buat meluk lu, bikin lu tenang dan ngerasa aman. Walaupun gue tau, dekapan gue ga sehangat Jungkook."
Pria itu memeluk Ara dengan sayang, begitu sayang. Pria itu pun sadar jika dirinya tidak bisa menggantikan posisi pria yang Ara cinta.
Kenyataan begitu pahit, kau mencintainya, tapi dia mencintai orang lain, dan orang lain mencintai dirimu namun dirimu tidak mencintainya.
Kadang cinta memang serumit ini, mencintai atau dicintai itu pilihan yang sulit, dan disisi lain itu pun sedikit menyakitkan.
Karena, hal yang indah itu saat keduanya saling mencintai.
"Bang tae, kenapa gue ga cinta sama lu aja? Kenapa harus sama Jungkook ? Awalnya gue kira ga akan seberat ini, padahal masalah bang tae sama Jungkook kan hampir sama, tapi kenapa harus sekecewa ini, hiks.. Kenapa jungkook ga sedewasa bang tae, hiks.. Ara sakit hati bang, ara ga kuat, tapi ara ga bisa pergi hiks.. Hiks.."
Ara menangis di pelukan taehyung, mendekap nya dengan erat, menumpahkan segala rasa sakit di dalam hatinya.
"Ra, gue cinta sama lu, tapi gue ga bisa maksa lu buat cinta sama gue. Lu setia sama jungkook, tapi lu ga bisa maksa jungkook buat setia sama lu. Cinta itu kayak gini ra, cinta yang lu kasih bakalan sebanding dengan cinta yang lu dapet, meskipun cinta itu bukan dari orang yang lu cinta."
"Paksa gue buat jatuh cinta sama lu bang, paksa gue biar gue buka hati buat lu dan pergi ninggalin Jungkook."
"Enggak ra, itu ga bener. Gue mau lu cinta sama gue karena emang perasaan alamiah yang dateng dari hati lu, bukan karena paksaan dari gue. Gue gamau lu cinta gue tapi lu kepaksa buat itu, jatohnya malah kita sama-sama gak bahagia, ra..."
"....Sekarang lu istirahat, ini udah malem. Lupain sejenak masalah soal cinta, jangan sedih lagi kalau lu sedih gue juga ikut sedih ra."
****
Pagi ini begitu cerah, sang surya pun sudah menampakan dirinya, cahayanya yang indah itu masuk kedalam celah-celah gorden kamar gadis itu.
Gadis bertubuh mungil itu mengerjap ngerjapkan matanya, sebab sang surya telah menggangu tidurnya. Pinggangnya terasa sedikit berat, melihat ada tangan kekar yang ia rindukan merengkuh pinggang nya.
Sejak kapan pria itu ada di kamar nya? Padahal kemarin tidak ada dirinya, kemana Taehyung? Pikirnya dalam diam.
"Jungkook, bangun." ucap gadis itu sembari mengelus rambut jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
-International Playboy Jeon Jungkook-
FanfictionSemua berawal dari kehancuran, keluarga harmonis hancur didepan mata seorang Jeon Jungkook akibat ulah Ibunya. hal tersebut membuat Jungkook menjadi anak pembangkang, badboy, dan playboy. Jungkook si anak manis dan begitu menghargai seorang perempua...