MPH - 18 [Yes It Is] ●

242K 10.7K 535
                                    

Didedikasikan untuknya yang begitu Niat. NOVITAPUTRI128

HAPPY Reading●●●●●●

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY Reading





"I Love You Delano" ujar Aninda sambil menciumi lengan Delano yang memeluk tubuhnya.

   ●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

"Lanoo.." Aninda mencoba melepas pelukan kuat Delano pada tubuhnya itu. "Lepas. Aku mau masak"

"Baby... kamu itu sedang hamil" gumam Delano masih menutup kedua matanya.

"Aku tau. Justru itu aku harus masak, mandi, menyiapkan perlengkapanmu, dan masih banyak lagi" Aninda akhirnya berhasil melepas pelukan Delano lalu segera mandi. Setelah mandi Aninda menyiapkan jas Delano diatas tempat tidurnya. Syukurlah semalam sebelum tidur dia sempat menyetrika baju suaminya itu.

Setelah membiarkan suaminya memasuki kamar mandi Aninda segera meluncur keruangan bawah. Berjalan menuju dapur lalu membuka kulkas. Mengeluarkan semua isinya lalu mulai memasak semua yang bisa dia masak. Irene keluar dengan stelan dasternya. Irene tersenyum senang melihat Aninda yang selalu bersemangat seperti ini.

"Selamat pagi Aninda" Irene berdiri disamping Aninda sambil membantu Aninda mengulek beberapa bumbu.

"Pagi Kak Irene" balas Aninda sambil sibuk memotong beberapa sayuran hijau.

"Tasya.." Delano menuruni tangga lalu menatap Aninda yang sibuk memotong sayuran itu. "Tasya. Kamu tidak men---"

"Irene. Kemarilah Sayang" Jo memotong perkataan Delano. Tangannya mencengkram bahu Delano yang tertutup jasnya itu. "Lupakan Tasyamu itu dasar bedebah" bisik Jo yang dibalas dengan kekehan miris Delano.

"Kenapa? Apa urusannya denganmu?" Delano melepas paksa tangan Jo yang mencengkram bahunya tadi.

"Jo.. sudah bangun? Sarapan dulu ya" Irene tersenyum sambil menghampiri Jo. Diciumnya kedua pipi pria itu lalu menarik tangan Jo pelan. Namun Jo menggeleng lalu berkata.

"Nanti. Aku mau ngobrol dulu sama Lano"

Irene mengangguk lalu kembali kedapur dan membantu Aninda yang sedari tadi melirik Delano dan Jo. Apa yang dibicarakan kedua pria itu sepertinya sangat penting, Delano bahkan sampai harus mengepalkan tangannya saat Jo berbicara dengan tatapan mengintimidasi. Saking fokusnya pada pemandangan didepannya Aninda bahkan tidak sadar kalau tangannya sudah berdarah.

Irene memekik kaget melihat jari telunjuk Aninda berdarah. "Aninda!!" Irene dengan cepat menarik pisau yang melukai jari Aninda. Setelah merasa sedikit nyeri dijarinya Aninda segera melotot melihat jarinya yang dipenuhi darahnya sendiri.

"Akh.." Aninda baru merasakan sakitnya setelah Irene memanggilnya dengan pekikan wanita itu tadi. Disaat Irene sibuk menghidupkan air keran dan menarik Aninda pelan kearah keran itu guna membersihkan lukanya itu disitulah Delano datang dengan wajah panik. Wajahnya yang sudah mengeras tadi tambah mengeras melihat darah segar mengalir pada jari Aninda.

My Possesive Husband [OPEN PO KE 2]Where stories live. Discover now