Dua

7.1K 261 3
                                    

Alexa tak henti hentinya menangis, lengkap sudah penderitaannya. Kehilangan kakak dann kekasih, sekarang dia kehilangan keperawanannya dengan cara yang tidak wajar, Bagaimana tidak Justin memperlakukannya layaknya dia adalah seorang pelacur dan alexa menganggap perlakuan Justin sama dengan tindakan pemerkosaan, bukankah sepasang suami istri akan melakukan hubungan badan dengan lembut? dengan penuh kasihn sayang? tidak degan Justin, pria itu melakukan semuanya dengan brutal dan kasar. belum hilang luka luka semalam yang Justin berikan, sekarang sudah ada luka yang baru, Justin baru saja memukuli dan menampar alexa hanya karena Justin mendapati Alexa tidur disebelahnya, Justin bilang dia jijik berada satu ranjang dengan Alexa, Alexa pun berkutat dengan fikirannya. bukankah semalam Justin yang menginginkan dirinya untuk tidur disisinya setelah melakukan hubungan badan tanpa memberontak sedikitpun. apa sih yang bisa dilakukan oleh Alexa ketika seorang Justin Bieber tengah berada dipuncak emosinya? hanya menganggukkan kepalanya dan menuruti semua keinginan Justin.

"Nona, sebaiknya nona bersihkan diri nona terlebih dahulu. mari saya bantu"

Seorang pelayanan rumah Justin merasa kasihan kepada istri majikannya, wanita paruh baya ini menyesalkan tindakan Justin, bagaimana tidak Justin dengan teganya menyiksa Alexa terus menerus. Wanita paruh baya itu membantu Alexa berdiri dari tempatnya, sedari tadi Alexa hanya menangis tersedu dipojokan kamarnya. Alexa hanya dibalut dengan selimut. wanita paruh baya itu mengantarkan Alexa sampai kedepan kamar mandi. selebihnya dia memutar tubuhnya dan membersihkan kamar Alexa, kamar ini sudah seperti kapal pecah, akibat amukan dari Justin. pelayan itu menggelengkan kepalanya dengan pelan.

*****

AlexandraPOV*

"Bagaimana kabarmu disana? apa kau merasakan hal ini Fran? aku begitu merindukanmu"

Aku menatap nanar kepada Batu Nisan milik Fran. aku merindukannya, sungguh. rasanya aku ingin menyusulnya saja.

"Aku tidak akan pernah mendapatkan pria sepertimu lagi Fran, tidak akan"

Aku menggigit bibir bawahku, menatap batu nisannya dan mengingat bagaimana kenangan kenangan aku dan dirinya. demi tuhan, yang aku butuhkan sekarang adalah dirinya, pelukannya yang selalu menghangatkanku dan membuatku tenang.

"Fran......"

Aku menyandarkan kepalaku tepat diatas batu nisannya. Tuhan, bolehkan aku meminta sebuah permintaan? jika boleh, aku ingin merasakan kehangatan sama seperti saat Fran memelukku.

Aku menggelengkan kepalaku, tidak mungkin. aku tidak akan pernah merasakan kehangatan itu lagi, tidak akan pernah.

*****

"Dimana gadis itu?"

Aku dapat mendengar suaranya dari luar sini, aku baru saja pulang. ini sudah pukul 9 malam.

"Justin, aku disini"

Ucapku, aku berdoa dalam hatiku semoga dia tidak akan berlaku kasar lagi kepadaku. ini kali pertama aku pulang malam. Setelah dari pemakaman, aku mencoba menenangkan diriku berjalan jalan.

"Dari mana saja kau?"

dingin, tajam, dan menusuk.

"Pemakaman, setelah itu aku berjalan jalan"

Ucapku Jujur, aku melihat Justin berjalan kearahku. aku menundukkan kepalaku, tak berani menatap matanya.

aku dapat mencium bau parfume Justin. dia berdiri tepat didepanku sekarang. Aku merasakan jari jarinya mengangkat daguku. aku meneguk ludahku. Tuhan, kumohon bebaskan aku dari perlakuannya yang kasar, malam ini saja.

*PLAK*

Tuhan tidak mengabulkan doaku. aku memegang pipiku yang terasa panas akibat tamparan Justin. aku kembali menundukkan kepalaku.

HURTSWhere stories live. Discover now