Empat

8.1K 294 1
                                    

Hari demi hari kulalui, Justin semakin menjadi jadi bahkan dia berani membawa gadis itu kerumah, bercumbu didepan ku. Tidak bisakah dia menghargai diriku? Setidaknya jangan tunjukan sikapnya yang seperti itu didepanku. Kandunganku sudah 1 bulan, aku mencoba menutupi perutku yang sekarang agak membesar. Aku mencoba menggunakan pakaian yang dapat menutup perutku ini.

Aku melangkah menuju laci meja kamarku, mengambil susu untuk kandunganku, aku harus bersembunyi untuk meminum susu ini. Ini masih pagi, 6:45 am justin biasa bangun jam 7:30. Aku mengambil kardus susu tersebut dan melangkah ke menuju dapur. Sejujurnya, aku benci susu. Mau tidak mau aku harus meminum susu, untuk pertumbuhan anakku.

aku mengambil gelas dan menuangkan beberapa sendok susu dan menuangkan air panas kedalam gelas tersebut. Mencampurinya dengan sedikit air dingin. Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling rumah ini, sepi. Sepertinya Maria dan Frascot sedang berkutat diluar sana.

Aku mengaduk ngaduk gelas yang berisikan susu itu, aku membuang kardus susu ini karena sudah habis.

"Nah selesai"

Sejujurnya butuh waktu yang lama untuk meminun susu ini. Aku butuh Maria, aku ingin dia menyisiri rambutku. Aku membalikkan badanku.

"Mari---"

*PRANG*

"Astaga"

Sial, kenapa dia disini. Yaampun, aku menjatuhkan gelas ini yang berisikan susu didepan Justin. Yatuhan. Aku membukukan badanku, mencoba mengumpulkan pecahan gelas.

"Apa yang kau lakukan? Dan apa itu? Susu?"

Yatuhan, ini kali pertama dia mau berbicara kepadaku setelah satu bulan yang lalu.

"A--ku membuatkan Maria susu"

Justin mengerutkan dahinya. Aku membuang pecahan pecahan gelas tersebut. Aku dapat melihat Maria tengah berlari menuju kearahku.

"Yaampun Nona, kenapa ini?"

Maria agak terkejut melihat air susu yang berceceran dimana mana, dia sama denganku. Poinnya Justin berada disini.

"Aku baru tau, seorang majikan mau membuatkan susu untuk pembantunya"

Hey? Apa apaan ini?

"Dia bukan sekedar pembantu Justin, tidak sepantasnya kau berbicara seperti itu"

"Maafkan saya Tuan, ini sa--"

"Tidak maria, ini bukan salahmu. Mengingat hanya kaulah yang perduli padaku disini, aku rasa membuatkanmu susu bukanlah hal yang sulit"

Aku menekankan setiap perkataanku.

"Apa maksudmu? Kau menyindirku huh?"

"Apa kau merasa Tersindir Tuan Justin Drew Bieber?"

Aku memberi kode kepada maria agar pergi dari sini. Aku tau, akan terjadi adu mulut pagi ini.

"Kau semakin Sopan sekarang Alexa, siapa yang mengajarimu?"

Justin menekankan kata sopan, aku tau. Aku muak dengannya.

"Kau, ada masalah bieber?"

aku dapat melihat rahangnya mengejang sekarang. Aku tidak perduli jika dia marah.

"Kau, memang jauh berbeda dengan Lexie. Seharusnya kau yang mati bukan Lexie"

Aku merasakan seseorang menghunuskan pedang yang tajam ke jantungku saat mendengar perkataannya.

"Aku alexa, bukan lexie. Aku dan dia jauh berbeda, jangan pernah kau bandingkan aku dengan dirinya"

"Kau ini adik terjahat didunia, kau merelakan kakakmu mati hanya untuk bersatu dengan orang yang kau cintai. Kau terlalu egois alexa, dan aku tau kau memang sudah merencanakan semua ini. Bahkan kau rela Fran mati"

HURTSKde žijí příběhy. Začni objevovat