Chapter 12

8.6K 422 104
                                    

Disclaimer © Masashi Kishimoto

Story' © NieyaNaruHinaLovers

Pairing : NaruHina

Warning !!!

Jika bosan tinggal klik tombol "back" nya.
.

.

.

.

.

Happy Reading

***

Naruto tak sedikit pun melepaskan pandangannya pada sosok Hinata, yang kini sedang mengganti perban dikepalanya. Tiga hari telah berlalu semenjak dirinya sadar dari koma, Naruto tak melihat Hinata pergi barang sejenak meninggalkannya.

Tak menyangka dengan aksi nekatnya, menggagalkan pernikahan gadis yang ada didepannya ini dengan sang kakak benar-benar terjadi. Pernikahan itu benar-benar batal.

Walau dia harus melawati rintangan terlebih dahulu, bahkan bisa saja mengancam nyawanya sendiri. Tapi karena tekadnya yang kuat Naruto mampu melewati semuanya.

Bahagia?

Tentu saja Naruto merasakan bahagia dalam hatinya. Wanita yang begitu dicintainya walau pernah ia lepaskan, kini kembali lagi padanya.

Egois?

Benarkah dirinya egois? Atau memang, salahkah dia egois? Bukankah ia melakukan keegoisan ini demi meraih bahagianya yang sudah dirampas dari tangannya, pun dikhianati oleh orang yang begitu disayang? Tapi, itu dulu. Mungkin sekarang melihat kehadiran mereka saja rasanya Naruto tak ingin, bahkan enggan. Walau hanya bertatap muka. Hatinya sudah terlalu sakit dirasa. Baginya, kebahagiaannya sekarang sudah ada didepan matanya.

Hinata yang sedari awal sadar telah diperhatikan oleh Naruto menghentikan sejenak lilitan perban ke kepala Naruto, "Ada apa Naruto-kun? Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa masih ada yang terasa sakit? Atau, aku menekan luka dikeningmu terlalu keras?" tanya Hinata bertubi-tubi dengan rasa khawatir. Tak kunjung mendapatkan jawaban, Hinata kembali memanggilnya.

"Naruto-kun."

Namun yang dipanggil tetap terdiam, mata biru itu tak sedikitpun melepaskan tatapannya. Hinata mengernyitkan alis akan kebisuan Naruto. Hinata akhirnya menyelesaikan lilitan perban dikepala Naruto, menangkup pipi bergores itu lalu mengelusnya dengan sayang. Hinata sekali lagi mencoba bertanya, "Ada apa? Kenapa kau diam saja dari tadi?"

Naruto pun menggenggam tangan Hinata yang masih bertengger manis di pipinya, seraya memejamkan mata menikmati sentuhan lembut tangan gadisnya itu,  "Hime... tetaplah di sisiku, dan jangan pernah pergi lagi dari hidupku. Aku tidak sanggup bila harus berpisah dari dirimu kembali," ucapnya masih dengan mata terpejam.


"Dan katakan bahwa ini bukan mimpi, Hime. Katakan ini nyata, bahwa kau benar-benar berada di sisiku sekarang. Katakan Hime! Katakan," pinta Naruto lemah.

"Iya Naruto-kun, kau benar ini nyata bukan mimpi. Aku ada di sini, disisimu, tepat berada didepanmu sekarang. Buka matamu dan tatap aku, Anata."

MUNGKINKAH?(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang