2

3K 271 7
                                    

"Nae pi ttam nunmul.." aku nyanyi nyanyi sambil ngepel lantai ruang tamu.

"Wonhe manhi manhi yahh!" aku ngedance bts.

Sliiiiit

"Aduuuuhhh sakiiiiittt " aku kepeleset, gara gara lantai yang aku pel belom kering.

"BUAHAHAHAHAHAHAHA EFEK DARI KEBANYAKAN GAYA TUH GINI, HAHAHAHAHAHA" aku ditertawai oleh orang yang tak lain dan tak bukan adalah abang ku, Park Chanyeol.

"Ih abang apaan sih, adek jatoh malah di ketawain!" aku marah.

"Salah siapa joget joget di atas lantai basah?" bang chanyeol nolongin aku berdiri.

"Hehehehehe" aku hanya tertawa kecil.

"Hehehehehe ada ada aja kamu dek." bang chanyeol duduk di sofa ruang tamu.

"Abang dari mana?" tanyaku sambil melanjutkan mempel lantai.

"Dari rumah bang umin." jawab bang chanyeol sambil kipas kipas.

"Dek idupin kipas angin dong" pinta bang chanyeol.

"Ogah, aku sibuk" tolakku.

"Ya ampun.. Ini anak pemalas banget deh. Itu tinggal pencet tombol yang ada di depan kamu doang." bang chanyeol kesal.

"Beliin adek es krim dulu." tawar ku.

"Abang lagi bokek. Minta mama aja"

"Yaudah, gak jadi aku idupin kipas nya"

"Oh yaudah. Abang bisa idupin sendiri. Wueee" lalu bang chanyeol jalan ke arah kipas angin.

"Tak akan ku biarkan!" aku menghalangi pergerakan bang chanyeol.

"Minggir dek."

"Beliin es krim dulu."

"Kan udah abang bilang. Abang lagi bokek." bang chanyeol menyingkirkan aku dari hadapannya.

"Abang!!!!" aku mengarahkan tangkai sapu ke arah bang chanyeol.

"Astaga. Udah gak waras kamu dek." bang chanyeol berbalik menghadap ke arah ku.

"Langkahi dulu mayatku" aku menantang bang chanyeol.

"Dasar kungfu panda" bang chanyeol berjalan santai ke arah kipas angin.

"Apaa!! Abang iiihhh!! Aku gak gendutt!! Eh emang aku gendutan ya bang?? Aduuhh !!! Abang iihh!! Kok aku dibilang kungfu panda sihh??!" aku kesel, terus lari ke kamar.

"Hahahaha. Park Chanyeol menang! Wooo!" bang chanyeol berdiri di depan kipas angin sambil menikmati hembusan angin.

.
.
.
.

Tok tok tok

"Permisi..."

"Eh iya? Siapa ya?" aku mendengar sayup sayup suara bang chanyeol dari dalam kamarku.

"Oh mungkin keluarga Jeon!" ujarku semangat. Lalu aku langsung keluar dari kamarku.

"Mama!! Tetangga nya udah dateng.." aku menghampiri mama di dapur.

"Wahh.. Ra tolongin mama bikin minum ya."

"Oke ma"

Aku sudah selesai membuat minum. Lalu aku berjalan ke ruang tamu.

"Hai ara.." sapa nyonya Jeon.

"Oh, halo tante" jawabku sambil meletakkan minuman di atas meja.

"Silahkan diminum tan, om, Somi, eumm kak" aku duduk di samping bang chanyeol.

"Udah kenal?" bisik bang chanyeol.

"Udah, tadi siang ketemu." jawabku.

"Oohh.."

Tak lama datanglah mama membawa kue.

"Halo.. Nyonya, perkenalkan kami keluarga Jeon." ucap tuan Jeon.

"Iya, salam kenal. Saya nyonya park" jawab mama.

"Silahkan di makan kue nya" ucap mama.

"Eh iya, maaf kami ngerepotin." ucap nyonya Jeon.

"Ah enggak kok jeng. Gak apa apa. Anggap aja rumah sendiri" ucap mama.

"Oh iya, ini ada sedikit hadiah dari kami. " nyonya Jeon menyodorkan sebuah kotak.

"Makasih ya jeng" ucap mama. Lalu mereka ngobrol ngobrol.

"Berasa nyamuk" bisik bang chanyeol yang duduk di sebelahku.

"Abang ajak ngomong lah yang itu" aku menunjuk lelaki kalem tadi.

"Gak ah, daritadi dia diem aja. Malas abang" jawab bang chanyeol.

"Coba aja dulu" usul ku.

"Iya deh iya."

Bang chanyeol senyum ke cowo itu. Tapi dia cuma ngelirik sebentar doang.

JLEB

"Sakit ati abang dek. Udah ah. Abang gak mau lagi " ucap bang chanyeol kesel.

"Hahaha sabar bang" aku ngakak.

"Heh anak cewe ketawanya di kondisikan" ucap mama sambil mencubitku.

"Adaww sakit ma." aku meringis.

Next Door (Jeon Wonwoo)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang