1:6

32.1K 3K 108
                                        

Play mulmed:
Bolbbalgan4 - To My Youth🎶

***

Jungkook datang tak lama setelah Yoongi benar-benar pergi meninggalkan rumah Seona. Menjadi tamu tak diundang kedua setelah kakaknya— Min Yoongi, dan mau bagaimana pun juga Seona tetap harus menyambutnya dengan baik meskipun ia sedang marah setengah mati, karena tentu saja ia tak boleh melampiaskannya pada Jungkook. Egois namanya jika sampai seperti itu.

"M-maaf noona," ucap Jungkook memecah keheningan.

Seona mendongakkan kepalanya, menatap lurus wajah lelaki yang ada di depannya.

"Kau tersakiti lagi oleh kakakku," lanjutnya.

"Tak apa, kali ini bukan hanya aku yang tersakiti, dia juga sama— terluka," Seona memberikan senyum masamnya.

Jungkook menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian meraih secangkir teh hangat yang telah Seona suguhkan dan meneguknya sedikit demi sedikit.

"Jika aku boleh jujur, kau sangat menganggumkan noona! benar-benar bukan seperti noona yang aku kenal dulu!"

"M-maksudnya?" tanya Seona terheran.

"Biasanya kau akan mengurung dirimu di dalam kamar seharian, tak mau mengangkat teleponku dan bertemu denganku. Tapi kali ini kau malah menyambutku dengan senyuman hangatmu— ah! lagi-lagi kau membuat hatiku bergetar noona!" heboh Jungkook lalu memegangi dadanya sendiri, merasakan getaran hebat yang sedang mengguncang hatinya.

Kemudian Seona berdecih pelan dan tertawa geli karena melihat tingkah Jungkook yang kekanakan seperti itu lagi.

"Tapi tetap saja aku tak sekuat itu. Aku dan Yoongi memang sudah putus dari 5 bulan yang lalu, dan selama itu pula aku sedang membiasakan untuk hidup seperti dulu— sebelum mengenalnya," ia diam sejenak, "sebenarnya berpura-pura bahagia itu melelahkan, Jung—" tambahnya.

"Noona masih sangat mencintai Hyung ya?"

"Hmm... Apa pertanyaan seperti itu harus aku jawab?"

Jungkook terkekeh, "tentu saja!" katanya dengan yakin.

"Tidak lagi," jawab Seona yang lalu menundukkan kepalanya, "ada wanita yang jauh lebih mencintainya ketimbang diriku."

"Wanita? Siapa noona?!" Jungkook mulai penasaran, "apa wanita itu—"

"Ya kau tahu siapa dia. Kemarin wanita itu tiba-tiba menghubungiku dan meminta untuk bertemu."

"Lalu kalian sudah bertemu?"

Seona hanya mengangguk diiringi senyum sendunya. 

Bukan Jungkook jika tidak penasaran. Ia memohon terus menerus agar Seona mau menceritakan apa alasan wanita yang diketahui Jungkook adalah Wendy itu memintanya untuk bertemu.

Dengan berat hati Seona akhirnya mau bercerita, sebelumnya mewanti-wanti sekali agar Jungkook menutup mulutnya rapat-rapat dan tidak memberitahu kakaknya tentang apa yang akan Jungkook dengar nantinya.

Setelah menceritakannya panjang dan lebar, Jungkook kembali pusing atas apa yang baru saja ia dengar. Ia lalu mengacak-acak rambutnya dan berpindah untuk duduk tepat di samping Seona.

"Jadi noona menolak hyung untuk kembali lagi karena wanita itu?"

Seona lagi-lagi mengangguk, "sebenarnya munafik jika aku bilang tidak lagi mencintainya, merindukan dan menginginkannya lagi di hidupku—" perkataan itu membuat penglihatan Seona mendadak buram karena menahan air matanya agar tak terjatuh. Membuat Jungkook tersadar akan hal itu dan langsung menggenggam tangan Seona erat.

"Tapi, ada kalanya kita harus bisa berhenti pada sesuatu yang tak sesuai untuk kita miliki. Karena yang diimpikan belum tentu sesuai dengan apa yang kita butuhkan," air mata Seona pun jatuh juga akhirnya, tapi ia masih berusaha tersenyum untuk mengingat semua kenangan manis dan pahit itu secara bersamaan agar ia selalu tersadar bahwa hidup tak melulu tentang bahagia.

".... Dan kalaupun ia masih memaksa untuk datang lagi suatu saat nanti, aku harus mengatakan bahwa bagaimanapun juga, dari semua pilihan di dunia ini, kita harus pada keputusan, 'aku memilih orang yang lebih mengerti aku dibandingkan denganmu'."

Jungkook benar-benar kehabisan kata-kata. Ia terkesima mendengar apa yang telah diucapkan Seona. Jantungnya lagi-lagi berdetak sangat kencang. Jika sudah seperti itu, Jungkook rasanya ingin sekali memeluk Seona, membelai rambutnya dan berbisik ditelinganya bahwa apapun yang terjadi ia akan selalu disisinya.

"Noona kau berhak untuk bahagia!" Jungkook tak tahan lagi, ia menarik tubuh Seona dan memeluknya sangat erat.

"Jungkookie, terimakasih. Aku sangat beruntung karena memiliki adik sepertimu... "

Jungkook melonggarkan pelukannya, menatap wajah Seona dengan tatapan sendu, "hanya sebatas adik?" tanyanya polos.

"Y-ya? A-apa kau keberatan karena kakakmu adalah mantan kekasihku?" tanya Seona tergagap.

Beberapa detik Jungkook hanya terdiam, otaknya berpikir dengan keras untuk memahami sesuatu yang membuat hatinya tiba-tiba sakit, "O-oh a-adik. Benar. Aku-aku adikmu paling tampan kan noona?"

"Tentu saja paling tampan!" Seona lalu mencubit hidung mancung Jungkook seraya terkekeh kecil disela tangis harunya, "dan jika kau memiliki kekasih, kau harus berjanji akan mengenalkannya dulu padaku!"

Jungkook hanya diam, tersenyum penuh kebohongan untuk menutupi betapa terlukanya hatinya saat ini ketika mengetahui bahwa Seona hanya menganggap hubungan mereka sebatas, "adik-kakak".

Pria dibatinnya pun sudah menjerit frustasi, 'Noona ayo kita berkencan saja! Aku benar-benar tidak bisa jika selain kau! Argh, ini benar-benar menyiksaku!'

"Noona?"

"Ya?"

"Apa kau tidak suka dengan pria yang jauh lebih muda darimu?"

Seona dengan yakin menggeleng, "tidak, jika suka pun aku pasti akan memilihmu lebih dulu!"

"O-oh. hehe, bodoh. Seharusnya aku tidak menanyakan hal konyol itu. M-maafkan aku noona—" Dan sudah cukup jelas membuat Jungkook hampir gila. Ingin mengamuk tapi ia sadar jika itu tidak ada gunanya sama sekali.

.
.
.

Kau akan tetap memiliki masa jatuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kau akan tetap memiliki masa jatuh. Mungkin lebih dari sekali. Tapi dulu kau selalu bisa bangun lagi. Begitu pula dengan jatuhmu yang ini.

[]

✔️ IF ONLY.Where stories live. Discover now