44. Difficult Choice

961 127 17
                                    

👻👻👻

.

.

.

.

.

CRAKK!

BRAAKK!

"Yilay! Pasukan vampir hitam menuju ke sini."

Mas Yilay sontak berdiri saat Baek memaksa mendobrak pintu kamar kami. Untung saja aku tidak segera jantungan saat ini juga. Baek benar-benar mengagetkanku. Kuusap jidat kecil putriku agar dia tetap terlelap.

"Sepertinya mereka mencium darah dhampir yang baru."

Tiba-tiba Mas Yilay menggamit lenganku dan menarikku, "Bangun! Kita pergi."

"Hah? Sekarang? Tapi Mas...." Mas Yilay masih menggenggam lenganku, namun aku belum berani bangkit. Pangkal pahaku masih ngilu.

"Nggak ada waktu, Lice! Kita harus bawa Ae pergi dari sini." pintanya memaksa. Aku bisu. Entah harus bagaimana ini?

"Cepatlah Yilay!" Baek terus-terusan mendesak kami.

"IRENE!" tiba-tiba suara dokter Sesil menggema di luar kamar.

Sekelebat aku melihat bayangan perempuan dan tiba-tiba sosok Kak Irene bersimpuh di bawah kaki Mas Yilay.

"Maafin Kakak, Yilay. Please!" ucapnya dengan nada yang menggerang sehabis menangis. Matanya berkaca-kaca. Bebedapa kali juga ia melirikku.

"Seharusnya Kakak pergi! Penghianat! Pembohong!" bentak Mas Yilay.

Ketegangan seketika berpindah ke atmosfer tempat aku bernapas sekarang. Baru kali ini Mas Yilay terlihat semurka ini. Kak Irene yang mulanya menangis sambil mengucurkan air mata sampai terkejut.

"Kakak nggak punya pilihan lain-"

"Mencintai Sean juga karena tidak punya pilihan lain, kan?" tuduh Mas Yilay langsung membalikkan kata-kata Kak Irene.

"Kakak udah berkomplot dengan iblis itu, lalu aku harus mencari perlindungan di mana lagi Kak? Terlebih aku punya anak yang keberadaannya sangat gampang untuk jadi sasaran empuk mereka."

"Yilay..."

Plak!

Mas Yilay langsung menangkis juluran tangan Kak Irene. Aku kasihan padanya, tapi di sisi lain dia juga berbahaya. Berbahaya untuk anakku.

Kalau dilihat seperti ini, dengan wajah yang memelas, tidak ada yang tega untuk menyebutnya jahat. Tapi apa yang dilakukan di belakang Yilay sampai menyembunyikan cinta terlarangnya dengan Sean? Sepertinya Kak Irene memang memprediksi bahwa Mas Yilay akan membenci sosok Sean yang dibawanya dulu. Maka dari itu dia berpura-pura membenci Sean di awal kami bertemu.

"Udah, minggir!" usir Mas Yilay hingga mendorong Kak Irene. Aku seakan ingin memarahi suamiku yang berbuat kasar dengan saudaranya, tapi...

Seketika tubuhku terangkat yang sukses membuatku kaget, sampai-sampai aku harus memegangi Ae lebih erat. Untung dia tidak terkejut saat goncangan tiba-tadi mengganggu tidurnya. Dia tenang di dadaku.

"Aku hanya akan membawa mereka. Pikirkan sendiri urusanmu, Kak!"

"Tap... tapi Yilay, aku sungguh ingin melindungimu. Ternyata...."

"JANGAN DEKATI IRENE!"

Tanpa mendengar perkataan Kak Irene dengan penuh, Dokter Sesil tiba-tiba menyekat kami. Ia mengadangkan kedua lengannya lalu mengusir Kak Irene pergi.

MY HUSBAND IS A VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang