Bunga Merah Darah (2)

28.1K 2.1K 76
                                    

"Jadi ? Apa kesalahan fahaman nya ? Sudah jelas kau yang menaruh ini kan ? Surat ini pun dari mu kan ? Maksud mu apa seperti ini padaku ? " Ucap ku

"Eun-eunha .. ti-tidak Eunha .. tunggu .. tidak mungkin .. ini tidak mungkin " Ucap Jin memasang wajahnya seperti kebingungan

"Apanya yang tidak mungkin ? Kau akan mengelak bahwa ini bukan kau yang memberikannya? Maksud mu apa Jin ? Kau ingin menakutiku atau apa ? Kau tau ini apa kan ? Ini adalah debu bekas pembakaran orang yang sudah meninggal !!! Dan darimana kau mendapatkan ini ?? " Ucap ku menaikan nada bicara ku

"Tidak .. bukan begitu Eunha, aku memang yang memberikan dan menulis surat ini, tapi sungguh .. bukan itu yang aku berikan, aku hanya memberikan mu bunga mawar merah, aku sama sekali tidak tahu mengapa ada itu disini " Ucap Jin

"Bunga ? Daritadi aku tidak melihat bunga apapun disini " Ucap ku

"Sungguh Eunha, lagipula untuk apa aku memberikan itu padamu dan darimana juga aku mendapatkan itu ?? Kau harus percaya aku " Ucap Jin

Aku dan Jin saling terdiam sekarang, aku pun berfikir mana mungkin Jin melakukan hal yang tidak masuk akal seperti ini, Jin tampak ingin meyakinkan ku lagi namun bel tanda masuk kelas sudah berbunyi yang membuat Jin harus keluar dari kelas ku dan masuk ke kelasnya sendiri, tapi sebelum keluar dia berkata bahwa nanti kita harus bicara kembali, aku pun penasaran bagaimana bisa debu bekas pembakaran mayat bisa berada di bangku ku.

Guru ku sudah masuk untuk mengajar, aku pun mengikuti pelajaran dan melupakan sejenak kejadian aneh ini, aku meletakan botol yang berisi debu itu di bawah bangku ku, keadaan kelas hening karena kami sedang mengerjakan soal yang di berikan guru kami, aku dengan serius mengerjakan setiap soal dengan teliti, namun di saat aku sedang serius mengisi lembar jawaban ku, aku mendengar sesuatu di bawah bangku ku.

Sreeettttt

Aku mendengar seperti ada suatu benda yang di seret, aku pun sontak melihat kebawah, namun tidak ada apa-apa, bahkan botol debu itu pun masih berada disana seperti saat aku menaruhnya tadi, lalu aku berfikir mungkin teman di depan ku tadi menggeserkan kursinya, akupun kembali membaca dan mengisi soal yang di berikan guruku, namun tak lama lagi-lagi aku mendengar suara itu kembali, aku melihat teman di depan ku, dia tidak bergerak sama sekali, dia hanya sedang fokus dengan lembar jawabannya, aku pun kembali melihat ke bawah bangku ku, dan kini aku terkejut saat botol debu itu tidak ada di bawah bangku ku, aku mencari di bawah bangku teman di depanku pun tempat debu itu tidak ada disana.

"Eunha sedang apa kau ? Apa kau sedang mencontek ? " Tanya guru ku membuat ku terkejut

"Ti-tidak bu .. aku hanya sedang mencari sesuatu di bawah sini " Jawab ku meyakinkan guru ku

Aku kembali membenarkan posisi duduk ku, namun betapa terkejut nya aku saat kini aku melihat botol debu mayat itu sudah berpindah tempat menjadi di atas meja ku, aku pun sontak berdiri dan keluar dari bangku ku, membuat semua teman-teman termasuk guru ku menoleh kepada ku.

"Eunha ??!! Ada apa ?? " Guru ku sedikit membentak

"A-ah itu bu, emmm itu .. itu tadi ada serangga di atas meja ku " Ucap ku berbohong karena aku tidak mungkin berkata ada debu pembakaran mayat disini

"Ya sudah kembali ke tempat mu dan selesaikan soal-soalmu " Ucap guru ku

Aku perlahan kembali duduk sambil terus menatap botol debu itu yang masih berada di atas meja ku, perlahan aku mengambil botol itu dan memasukannya cepat ke dalam tas ku, aku pun mencoba kembali fokus mengejarkan sisa soal-soal ku, dan pada saat aku sedang mengerjakan satu soal bolpoin ku tiba-tiba habis, untung aku sudah menyiapkan bolpoin cadangan di atas meja ku, sambil mata ku tetap fokus membaca lembaran soal, tangan kiri ku mencari-cari bolpoin yang seingat ku aku simpan di samping kiri meja ku, tak lama ada tangan seseorang yang memberikan bolpoin itu ke tangan ku, mungkin itu teman sebangku ku, aku pun menerima bolpoin nya lalu kembali mengerjakan soalnya, namun tak lama kemudian, seakan jantung terbentur benda keras, seakan otak ku tertusuk jarum panas, jantung ku berdetak sangat kencang, otak ku mengingat sesuatu ..
aku mengingat, bahwa di sekolah ini, semua murid di setiap kelas tidak pernah mempunyai teman sebangku, kami semua duduk sendiri-sendiri di kelas, lalu .. siapa yang memberikan bolpoin itu padaku ? Sudah jelas tadi pun aku merasakan ada tangan yang memberikan bolpoin ini padaku, darisini aku sadar ada sesuatu yang tidak beres terjadi, namun aku sama sekali tak berani menoleh ke arah samping kiri ku, dengan mengeluarkan keringat dingin dan tangan bergetar, aku berusaha sekuat tenaga untuk tetap mengerjakan sisa soalku, entah aku mengisi jawaban dengan benar atau tidak, aku cepat-cepat membereskan lembar jawaban ku, dan segera memberikan nya pada guru ku, sehingga aku bisa keluar untuk istirahat, setelah mengumpulkan kembar jawaban aku berlari keluar kelas ketakutan.

School Ghost [DINOVELKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang