IV The Matches of Hope : April Mop Terbodoh

279 74 8
                                    


Author POV

     Malam menjemput dengan sangat cepatnya. Berita mengenai kecelakaan Shinhye sudah berhembus dimana mana. Tangis keluarga pecah mendengar kabar kematian anak perempuan satu satunya yang mereka miliki. Begitupun dengan Yonghwa. Laki – laki itu bahkan langsung ambruk begitu mendengar berita mengenai kematian Shinhye. Seharusnya ini tidak terjadi. Harusnya ia tak mengikuti ide sepupunya, Chaeyeon yang menyarankan untuk melakukan april mop pada Shinhye. Gadis itu beralibi bahwa april mop ini akan membuat Shinhye sangat terkejut, dan dari situ Yonghwa dapat melihat betapa besarnya cinta yang Shinhye tunjukan kepadanya. Yonghwa bukannya tidak percaya bahwa Shinhye mencintainya, hanya saja selama hubungan mereka terjalin, Shinhye tak pernah secara gamblang menunjukan rasa cintanya, bahkan jika orang luar melihat hubungan mereka, akan terlihat seperti hanya Yonghwa yang mencintai Shinhye dalam hubungan ini. Sayangnya april mop yang ia lakukan pada Shinhye tak dapat terselesaikan. Shinhye pergi sebelum Yonghwa mengungkapkan bahwa ucapannya tadi pagi hanya sebuah lelucon belaka. Ia tak benar – benar berniat memutuskan hubungannya dengan Shinhye. Hatinya mencelos mengetahui kekasih hatinya telah pergi untuk selama lamanya.

    Isak tangis memenuhi rumah duka tempat foto Shinhye yang tersenyum manis terpampang. Di sudut ruangan, Shinhye menatapi fotonya yang tengah ditangisi keluarganya. Ia tak tahan melihat wajah pucat sang ibunda mendapati anak gadisnya yang pergi untuk selama lamanya. Ayah Shinhye terlihat berusaha menahan agar tangisannya tak keluar. Ia harus tegar. Ia kepala keluarga yang harus terlihat kuat dan dapat menjadi tempat bersandar bagi anak dan istrinya. Jimin sang adik mengepalkan tangannya menghadap tuhan. Ia meminta tuhan mengembalikan kakaknya. Mengembalikan Shinhye ketengah tengah keluarganya.

     Seseorang datang kedalam ruangan tempat foto Shinhye berada. Pandangan Shinhye terfokus pada orang dengan kemeja hitam dan celana bahan yang datang dengan wajah berantakan. Matanya membengkak karena menangis sejak tadi sore. Rambutnya terlihat hanya disisir asal dengan jemari tangannya. Ia bertekuk lutut begitu tiba di depan foto Shinhye. Orang yang amat dicintainya. Tak ada lagi setetes air mata yang dapat keluar dari pelupuk matanya. Air matanya terkuras habis selama perjalanan menuju rumah sang kekasih hati.

    “Hyeya.. Ini aku.” sapanya dengan senyum menyedihkan yang ia tunjukan pada Shinhye yang dapat melihat itu dari sudut ruangan.  

   “Hyeya.. Kau ingat tentang sepupuku yang mengambil beasiswa ke Jepang? Dulu aku pernah cerita tentang dia, kan?” lanjut Yonghwa. Shinhye berjalan menghampiri Yonghwa. Ia duduk berhadapan dengan kekasihnya, atau lebih tepatnya mantan kekasihnya.

   "Hye.. Chaeyeon itu hanya sepupuku. Dia bukan siapa siapa. Dan aku.. Aku hanya bercanda tentang putus sama kamu. Hari ini tanggal 1 April Hye.. Ini cuma april mop.” Yonghwa menunduk dalam menyesali tindakannya. Shinhye juga sama hancurnya seperti Yonghwa. Gadis itu menangis sambil membekap mulutnya, ia takut suara tangisnya dapat terdengar oleh Yonghwa. Ia tak menyangka bahwa semua ini hanya salah sangka. Yonghwa ternyata masih mencintainya.

    "Yonghwa... Aku disini.” Shinhye mencoba memanggil Yonghwa yang bahkan tak mungkin dapat mendengar suaranya.

    “Yonghwa.. hiks.. hiks..” Air mata sudah membanjiri pipi Shinhye. Membuat aliran kesedihan di sepanjang pipi lembutnya.

    “Yonghwa.. Ayo kita pulang.” Orang tua Yonghwa disana. Mereka menarik Yonghwa. untuk mengajaknya pulang dari sana. Dengan langkah gontai Yonghwa hanya mengikuti arahan orang tuanya dan masuk kedalam mobil.

    Shinhye memandangi punggung Yonghwa yang perlahan lenyap ditelan kerumunan orang yang terus datang untuk berbela sungkawa. Shinhye seolah kehilangan fokusnya setelah kepergian Yonghwa. Ia hanya diam mematung di tempatnya tadi.

The Matches of HopeWhere stories live. Discover now