4

5.5K 912 92
                                    

Matahari mulai menenggelamkan dirinya, langit biru menjadi oranye disertai dengan puluhan burung yang terbang menuju sarangnya.

Kedua pasang mata itu bertemu, terkejut bukan main, karena siapa sangka ia akan bertemu dengannya? Surai (h/c)nya diurai, memberi kesan cantik--tunggu dari dulu memang dia cantik bukan?

Sepasang mata dwiwarna itu terus saja menatap (e/c), saat ia hampir saja tenggelam pada netra gadis itu, (Name) langsung menunduk menyembunyikan rona merah di wajahnya.

"Uhm, halo Todoroki-san, apakah kau juga berbelanja di sini?" tanya (Name) menutupi kecanggungan yang ada.

Todoroki mengalihkan pandangannya. "Hn." ia mengangguk, sebuah kebetulan mereka bertemu di luar toko. Apakah Dewi Fortuna sedang memihak pada mereka?

Gadis itu tertawa renyah mencoba menghilangkan kecanggungan diantara mereka. Namun, semuanya sia-sia mereka tetap bergeming di sana.

"S-sampai jumpa Todoroki-san, aku harus menyelesaikan ini terlebih dahulu."

Belum sempat (Name) pergi dari sana tangannya langsung ditahan oleh pemuda itu, ia sontak berbalik sambil menatap pemuda itu dengan tanda tanya.

"Bisakah aku ikut denganmu?" tanya Todoroki, wajahnya ia palingkan dari gadis itu dengan Rina merah tipis menjalar di kedua pipinya.

Dua sudut kurva itu melengkung ke atas membentuk senyuman, ia tidak menyangka Todoroki akan berbicara seperti itu.

"Tentu."

Mereka mengambil barang yang mereka butuhkan. Keranjang (Name) di dominasi oleh bahan makanan, begitu pula Todoroki. Selesai membayar di kasir, (Name) hendak membayar akan tetapi langsung ditahan oleh Todoroki.

Pemuda bersurai merah dan putih itu membayar semuanya, "biar aku saja yang membayarnya."

"T-tidak usah Todoroki-san." tolak (Name) halus, ia tidak mau berhutang kepada orang lain--apalagi dengan Todoroki yang menjadi pelanggan setianya

"Tidak apa-apa," ia berlalu ke luar, tangannya melambai ke belakang--(Name), tapi sebelum mencapai pintu ia berhenti kepalanya menoleh "tidak perlu diganti, kalau kau memaksa untuk mengganti uangnya, cukup panggil aku Shouto."

(Name) mematung, ia masih berdiri di depan kasir, pipinya memanas. Ia tidak menyangka dia akan berkata seperti itu, dan juga terlihat pegawai kasir yang melihat kejadian manis mereka itu hanya tersenyum miris.

Yang jomblo mah apa -Mbak Kasir

Florista | todoroki x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang