10

3.7K 618 13
                                    

Todoroki sudah berada di depan rumah (Name). Ia dan (Name) sudah berkali-kali bertemu dan bahkan jalan-jalan bersamanya--yang disebut kencan oleh Todoroki.

Gadis itu--(Name) membuatnya seperti ini. Ia bahkan sewaktu kecil, setelah bertemu dengannya, ia selalu datang ke teman itu--setiap hari. Namun, (Name) tidak ada di sana, dan akhirnya ia berhenti ke taman itu saat ia masuk ke sekolah U.A.

Walau ia selalu memikirkan gadis itu. Gadis yang bernama (Full Name), telah menarik perhatiannya, dan akhirnya ia dipertemukan kembali setelah beberapa tahun. Dirinya yang telah menjadi pahlawan hebat serta (Name) yang telah menjadi gadis yang cantik.

Awal kejadiannya saat ia yang bingung karena toko bunga langganannya itu tutup tanpa sepengetahuannya, ia akhirnya bertemu dengan toko bunga milik nenek (Name).

Saat itu, ia sempat mengira itu (Name) dan berakhir ia menjadi pelanggan tetapnya. Pertemuan yang tidak terduga.

"Maaf membuatmu menunggu."

Lamunan Todoroki berakhir, ia menatap (Name) yang baru saja keluar dari rumahnya. Semburat merah menghiasi pipinya yang ia tutupi dengan tangan dengan pandangan beralih ke arah lain.

"Jadi, kita mau makan dimana?" tanya (Name).

"Kau mau makan apa? Akan kutraktir." jawabnya.

"Kalau begitu bagaimana jika ramen?"

"Uhm... baiklah," jawabnya setelah menimang-nimang beberapa keuntungan bila ke sana, dan hasilnya tidak ada. Namun, ia menyanggupinya karena ingin membuat (Name) senang. Todoroki begitu gentleman, itu yang sering dikatakan oleh para gadis penggemarnya.

--

Mereka masuk ke dalam kedai, kedai itu tidak terlalu ramai oleh pengunjung. Mereka duduk di salah satu meja yang disiapkan dan memesan ramen yang beraneka rasa itu.

Kuah dengan mie tebal di dalam, disertai dengan aneka bahan-bahan yang menambah citarasa dari ramen. (Name) memang dari kemarin menginginkan ramen, tapi selalu tidak sempat untuk keluar, jadi dia langsung mengajak Todoroki untuk ke sana.

Sepertinya ia harus meminta maaf karena Todoroki terlihat tidak nyaman saat memakan ramennya. Apa mungkin dia tidak suka ramen?

"Apa Shouto tidak menyukai ramen?" tanya (Name).

"A-aku menyukainya, tenang saja." jawabnya, jujur saja jika ia disuruh memilih soba dingin dan juga ramen, ia lebih memilih soba dingin. Tentu, karena itu adalah makanan favoritnya. Namun, bukan berarti dia tidak menyukai ramen.

"Syukurlah, kepikir kau tidak suka aku mengajakku makan ramen." gadis itu membuang napas lega sambil tersenyum tipis ke Todoroki.

"Aku menyukai semuanya jika ada di dekatmu (Name)," Todoroki berucap lirih, untung saja (Name) tidak mendengarnya, mungkin jika ia mendengarnya gadis itu akan salah tingkah dengan rona merah di pipinya.

Ramen mereka sudah datang, kepulan asap  yang datang dari mangkuk armen itu naik ke atas, masih panas.

"Selamat makan," kata mereka kompak.

(Name) terfokus pada ramen, sepertinya ia kelaparan, sedangkan Todoroki belum sempat melirik mangkok ramennya sedikitpun dan malah memperhatikan gadis di sampingnya ini, tanpa sadar pemuda itu tersenyum tipis.

Todoroki mendekat ke arah (Name) yang sedang menikmati makanannya, tangannya terjulur menyelipkan anak rambut nakal agar tidak mengganggunya saat makan, gadis itu reflek menoleh.

Wajah (Name) perlahan memerah karena jarak antara wajah mereka yang cukup dekat. Todoroki mengalihkan pandangannya ke arah ramennya.

"Rambutmu... Aku membenarkannya agar tidak mengganggumu saat makan," ucapnya sambil mencoba fokus walau hatinya sudah porak-poranda karena tadi.

"T-terimakasih," timpal (Name).

Florista | todoroki x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang