Benci

39 2 0
                                    

WARNING!
Cerita ini hanya untuk Dewasa karna mengandung kata2 kasar+vulgar. Genre ceritanya gore, crime, psikopat. Buat yg ga suka genre di atas jngn dibaca. Jadi dimohon pngertiannya agar bijak dalam memilah bacaan.
Terimakasih.
Jangan lupa klik Bintang di pojok kiri bawah sebelum membaca. ^^

HAPPY READING...

Kembali ke pekerjaanku yg sebenarnya aku pun terpaksa melakukannya agar aku bisa mengisi perut ku dengan layak.
Terlebih kini mungkin aku sudah sebatang kara.
Tak terasa Cafe pun mulai ramai pengunjung. Aku bertingkah layaknya manusia pada umumnya, itu hal konyol disaat tingkah iblismu kau sembunyikan dibalik topeng malaikat yg kau kenakan saat ini.
Setiap orang yg menemuiku berkata "kau manis sekali juga baik hati" Siapa yg sebenarnya mereka lihat? Aku? Aku bahkan tak mengenali diriku sendiri.
Waktu hampir menunjukan tengah malam. Dan saatnya pulang. Wanita itu? Sunguh kini aku merasa bosan melihatnya. Aku akan menarik ulur wanita itu agar ia bisa dengan mudah ku ajak bermain.
"Daren?!" Panggil seseorang saat aku baru saja membuka pintu keluar. Aku lantas menoleh ke asal suara.
"Jadikah kita ke rumahmu?"
"Oh? Jadi yg tadi siang itu benar?"
"Tentu saja. Oiya rumahku jauh dan aku merasa sedikit tak enak badan." Sepertinya mulai bereaksi

"Jadi?"
"Kalau kau mengizinkan, aku ikut menginap dirumahmu. " ujarnya ragu ragu. Apa yg kau pikirkan? Aku membawanya ke rumah sementara kedua manusia laknat itu sedang asik bertengkar ? Lalu gadis ini pergi dan menganggapku aneh?
Haha
"Baiklah ayo." Ajak ku dengan senang hati. Saat di perjalanan, aku sedikit menjaga jarak. Namun gadis itu ntah kenapa slalu mendekati ku.
"Ah..." kudengar suara meringis kesakitan di belakangku. Ku lihat gadis itu jatuh tersungkur. Aku lantas mendekatinya dan menatapnya dari posisiku yg berdiri dan dia terduduk.
"Kau kenapa?"
"Daren... kakiku lemas. Aku tak tau kenapa, tolong...." aku mengusap daguku tanpa memalingkan sedikit pandanganku pada gadis itu.
"Lalu?"
"Tenggorokanku sa...kit..." ujarnya terbata bata sambil sesekali terbatuk batuk,
"Mungkin kau kedinginan"

"....uhukk uhukkk" aku melihat kesekitar. Sepi memang jika di ingat ini jam dimana manusia manusia itu tertidur terlebih di musim dingin seperti ini.
"Aaa.... ta..taa... ngannn...kuu~" lirih gadis itu saat ku injak dan ku gesek gesek jari jemarinya hingga terdengar "kreekk" :v ku pikir itu adalah bunyi dari salah satu tulang jemarinya yg retak atau patah? Hmm.
Aku berjongkok dihadapannya. menyetarakan tubuhku dengan gadis yg kini terlihat pucat dan kesakitan saat ku sayat sedikit luka kecil di dagunya.
"Ayo, rumahku sudah dekat. Kita hampir sampai" ujarku yg kembali berdiri
"Da...ree..n" lirih gadis itu, kau tau suara nya kini terdengar seperti orang yg baru saja kehabisan suaranya. Terdengar indah bukan?
"Berdiri lah jangan manja" sentak ku yg mulai kesal
"Aa...kuu...."
"Apa?! Cepat berdiri!"
"........" mulutnya bergerak namun ia seperti kehilangan suaranya. Karna bosan di tambah udara yg dingin,

Aku pun menggenggam tangannya. Dan menggusurnya paksa. Gadis itu menggerak gerakkan kakinya seperti meronta ronta ingin ku lepaskan. Ayolah rumahku hampir sampai. Jangan manja
Sesampainya dirumah, aku membuka pintu. Dan suasana hening pun akhirnya kini kudapatkan. Gadis itu akhirnya ku angkat ke dalam pangkuanku. Kuletakkan ia di kursi ruang tengah. Mata gadis itu terbuka lebar saat melihat pemandangan indah yg kubuat tadi pagi.
"Jangan terkejut seperti itu, kau kan yg minta untuk bertamu. Mreka menyambutmu dengan tenang. Tak seperti saat mereka menyambutku, slalu penuh dengan cacian." Jelasku yg melepas pakaian hangat ku dan menggantungnya ke sembarang tempat.
Oiya mungkin kau sempat berpikir, menggusur seorang gadis di jalanan bersalju tentu sangat beresiko besar karna bisa dijadikan bukti kriminal/penculikan bukan?
Tenang saja. Akan ku pastikan badai salju yg turun sepertiga malam nanti akan menutup resiko itu.

Kembali pada gadis tadi. Yg kini ekspresi wajahnya seolah ketakutan.
"Hei hei kenapa wajahmu seperti itu sayang?" Ujarku yg sekilas mengecup lembut bibirnya.
"....." ia kembali membuka mulutnya berusaha keras agar dapat bersuara namun suaranya benar benar telah hilang ? Kasian sekali.
"Akan kubuatkan kau minuman hangat, tunggu sebentar" aku menuju dapur untuk memasak air dan membuatkan secangkir coklat hangat untuk gadis yg kedinginan itu.
Dia adalah seorang tamu, dan pepatah mengatakan bahwa tamu adalah raja ?
Tak lama coklat hangat pun siap.
"Tadaaa... aku bawakan secangkir coklat hangat untukmu...aku simpan disini yah, hati hati masih panas hehe" ujarku yg kemudian menaruh cangkir tadi di meja tepat dihadapan gadis itu.
Ia hanya menatap cangkir itu sambil sesekali melirik ke arahku. 3 menit berlalu. Cangkir itu tak sama sekali di sentuhnya.
Aku Benci diabaikan! Benci tak di hargai!

[TobeContinued]

SCAR [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang