6.

31 12 5
                                    

Author pov

"hhh...aku dimana? gumam anoa.

"Lu di ruang PMR. gimana udah baikan?" Tanya siswa itu kepada anoa yang masih berbaring di sofa PMR.

"Kepala ku masih sakit!" jawab anoa.

"Yaudah, lu berbaring aja, sampai kondisi lu membaik! Tenang gua temenin kok." kata siswa itu sambil menampakkan senyum manisnya, dan membuat wajah anoa merah merona.

"Kamu gak belajar?" tanya anoa.

"Gak! gua kan orangnya solidaritas. Sesama pelajar yang di hukum harus peduli sama teman sehukumannya! Kita sebagai calon pelajar nakal, di sekolah ini, harus mempunyai kesolidaritasan yang tinggi!" jawab siswa itu, panjang kali lebar.

"Mulai lagi deh. Aku kan sudah bilang aku bukan anak nakal!" jawab anoa ketus.

"Gua kan gak bilang lu anak nakal! Tapi calon anak nakal! Gua salah?" Tanya siswa itu.

Ya tuhan, kenapa kalau aku ngomong sama dia aku selalu susah untuk menjawab? Batin anoa.

"hhh...iya aja deh biar kelar" jawab anoa lirih.

TENG...! TENG...! TENG...!

Bel sekolah berbunyi tiga kali, yang artinya sekolah telah selesai, dan para pelajar pun di persilahkan pulang.

"Bel sudah berbunyi, kamu gak pulang?" Tanya anoa kepada siswa itu.

"Ya maulah. Ayo!!." kata siswa itu dan mengulurkan tangannya.

"Ayo?" Tanya anoa bingung.

"iya ayo." jawab siswa itu sambil memutarkan bola matanya.

"Ayo kemana?" Tanya anoa dengan ekspresi yang sama.

"Pulang ke rumah lu lah, masa kepelaminan." Jawab siswa itu sambil memiringkan bibirnya.

"Hmm...gak usah, Aku pulang sendiri aja. Lagian rumah ku lumayan dekat kok." Tolak anoa.

"Cewek aneh! yaudah gua pulang duluan. bye Lur, sampai ketemu besok. jangan lupa besok MPLS siapkan kenakalan lagi Lur." kata siswa itu lalu keluar ruang PMR.

(Lur = Dulur = Sodara)

Anoa memperhatikan siswa itu, siswa yang nyaris membuatnya gila.

Siswa itu sangat terlihat kece, jika dilihat dari sisi belakang. dadanya yang bidang dan rambutnya berantakan membuat anoa tertarik dan ingin mengatakan, "Bolehkah aku, minta tanda tangan?"

Anoa pun melamunkan siswa itu, dan seketika anoa terkagetkan, karena ada yang menepuk pundaknya pelan.

"Hay dek! kenapa belum pulang?" Tanya seorang dengan suara baritonnya. Dia kakak kelas sepertinya, karena dari tekstur badannya, dan memanggil anoa dengan sebutan adek, siapa lagi kalo bukan kakak kelas.

"Eh kak, hmm...anu, hmm..." jawab anoa gugup.

"Kok gugup? itu kakinya kenapa?" Tanya kakak kelas itu.

"Gatau kak. Tau-tau gini." kata anoa tanpa bertele-tele.

"Biar Kakak ambilkan obat atau salep dulu ya." kata Kakak kelas itu, sambil mengambil obat entah salep, di lemari PMR.

"Eh kak, tapi disana ada peringatan, katanya selain anggota PMR dilarang mengambil barang sekecil apapun, walaupun sebutir obat diapet." Kata anoa yang diiringi dengan gelak tawa kakak kelas itu.

Anoa aly forest zooWo Geschichten leben. Entdecke jetzt