Broken

1.1K 105 10
                                    

"Cinta memang tak selalu menyenangkan."

- Eza Harudi -

🍀

Meski dibilang mimpi tapi Eza tidak sedang tertidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Meski dibilang mimpi tapi Eza tidak sedang tertidur. Berusaha tidak percaya tapi ia mendengar sendiri dari orangnya langsung.

Feya dan Rean pacaran.

Tidak menyangka akan secepat dan semudah itu. Eza tidak melakukan apapun tahu-tahu Feya menggumamkan kalimat itu dengan senyum terbaiknya.

Tempo hari, Feya menelepon Eza tengah malam. Eza memang belum tidur, entah kenapa hatinya gundah. Dan begitu kalimat itu meluncur dari mulut Feya akhirnya ia mengerti sebab kegundahannya berasal dari firasat, bahwa ia akan patah hati.

"Kaichou, Rean-kun baru saja mengatakan kau milikku. Aku ga terlalu pintar, tapi untuk yang satu itu artinya dia mengajakku pacaran, kan?" tanyanya begitu Eza datang dengan jaket yang tebal.

Eza bergeming. Pertama karena syok, kedua karena tidak percaya akan secepat itu.

"Yappari, (1) Rean-kun akhirnya mau menerimaku. Aku senang sekali, Kaichou!"

Tidak seperti Feya yang tersenyum dengan pipi bersemu merah, Eza malah menunduk dan memperhatikan jempol kakinya dari balik sandal yang dikenakan.

"Kaichou... senang juga, kan?" Feya memegangi pergelangan tangan Eza. Meminta perhatian dari Eza yang mendadak murung. Eza menaikkan pandangannya, mencari bola mata Feya yang berbinar bahagia.

"Ya, aku senang!" kata Eza dengan keterpaksaan. Eza bahkan mengelus puncak kepala Feya dan memujinya. "Kau melakukan hal yang benar."

Pertemuan mereka berakhir dengan Eza mengantarkan Feya ke rumahnya. Berulang kali bersama hembusan napas pada angin malam, Eza mengatakan pada dirinya sendiri.

Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja.

Dan beberapa hari setelah itu, rumor beredar dengan cepat. Feya memang populer setelah tampil di acara festival yang lalu. Berita hubungannya dengan Rean menyebarluas seperti selebriti yang wajib disorot kamera.

Feya rajin datang ke kelas Rean, yang berarti kelas Eza juga. Mereka tidak bisa dibilang mesra, Rean selalu menampik perhatian Feya yang berlebihan. Tapi tetap saja, Eza merasa hatinya merosot ke tanah, tidak berfungsi dengan baik.

🍀

"Rean Kainand!" suara keras nan tegas menghenyakkan lamunan. Serta merta semua murid kelas XI IPA 2 menoleh pada si pemilik suara. Guru matematika mereka yang terkenal karena killer-nya, bu Citra. Serentak seluruh mata di ruangan itu melihat bangku Rean di barisan belakang.

Ajaib, Rean tidak tertidur. Wajahnya memang kuyu, tatapan dingin dan kurang tidur. Tapi dia duduk bersandar di bangkunya, kedua tangan ditaruh di saku celana. Tidak ada satu lembarpun buku di atas mejanya. Rean hanya menatap malas bu Citra di depan kelas.

F. E. A. R  [Tamat]Where stories live. Discover now