Camouflage

184 21 0
                                    

Wonwoo menurunkan topi hingga menutupi seluruh wajah. Di sampingnya, Areum tampak semangat menarik sebelah tangan Wonwoo kesana dan kemari. 

"Kenapa kita pergi kesini?" bisik Wonwoo setengah protes. Pandangannya beredar mengawasi sekitar. Ia khawatir bahwa akan ada seseorang yang mengenalinya sebagai Wonwoo Seventeen. Terlebih lagi, sekarang ia sedang jalan berdua saja dengan Areum.

Areum mengangkat kedua alisnya tanpa peduli. "Kan kita mau bersenang-senang."

"Aku tidak menyangka kau akan mengajakku kesini," Wonwoo melirik ke kanan dan kiri. "Bagaimana kalau ada orang yang mengenaliku?"

Areum kemudian tersadar. Ia memandangi penampilan Wonwoo dari atas ke bawah ke atas lagi.

"Oppa masih terlihat terlalu tampan," Areum mengatakan hal itu sambil mengetuk-etukkan jari telunjuknya ke dagu. "Kalau begitu, ayo kita lakukan penyamaran."

Wonwoo baru saja membuka mulut untuk mengeluarkan kalimat protes. Namun, tangannya kembali ditarik oleh Areum. Ia hanya pasrah. 

Pria itu menunggu dengan tidak sabar ketika Areum memilih masuk ke sebuah toko pakaian. Tak lama kemudian, gadis itu keluar. Kali ini dengan sebuah tas belanjaan di tangan kirinya.

"Ayo, ikut aku," seru Areum dengan semangat.

Sehabis menyelesaikan tumpukan pekerjaan yang diberikan Hyunbin, Areum menepati janjinya untuk menghilangkan rasa bosan Wonwoo. Gadis itu hanya menyuruh Wonwoo berpakaian serapat mungkin tanpa mengatakan akan kemana tujuan mereka sebenarnya. Sudah berkali-kali Wonwoo berusaha memancing Areum agar membuka mulut. Namun gadis itu hanya diam. Sadar bahwa usahanya sia-sia, Wonwoo hanya menurut ketika Areum setengah menyeret langkahnya menaiki bus. Tak disangka, ternyata tujuan destinasi wisata kali ini adalah taman bermain!

Lotte World merupakan wahana bermain yang besar. Tidak mungkin tidak ramai. Walaupun, jujur saja, tempat ini sedikit lebih sepi karena sekarang adalah weekdays dan tengah siang hari. Selain itu, orang kurang kerjaan mana yang mau menghabiskan waktu di luar ruangan ketika sudah ada pesan peringatan tentang heat stroke di hari musim panas begini.

"Gantilah dengan ini. Tidak perlu pakai jaket pun tidak masalah. Kasihan, oppa bisa-bisa bertambah kurus dengan pakaian yang rasanya pasti sudah seperti berada di dalam sauna itu," ucap Areum sembari menyodorkan tas belanjaannya.

Wonwoo meringis. Sebenarnya dari tadi ia sudah tidak tahan untuk membuka jaket dan masker yang terasa menyiksanya ini. Untung saja Areum cepat tanggap.

Gadis itu melangkah maju mendekati Wonwoo yang masih diam. Ia sedikit berjinjit hingga dapat berbisik di telinga Wonwoo. Mengikis jarak antara keduanya. Wonwoo berdoa semoga saja Areum tidak dapat mendengar debaran di dadanya yang sudah tidak karuan.

"Oppa bisa pakai wig sendiri kan? Aku memilihkan wig paling bagus untuk wajahmu," selesai berkata seperti itu, Areum menjauhkan kembali tubuhnya. Gadis itu menunjukkan senyum lebar, terlihat sangat senang. Dengan kedua tangannya, ia membalik punggung Wonwoo dan menepuknya pelan agar cowok itu segera masuk ke dalam toilet untuk berganti pakaian.

Butuh waktu sekitar sepuluh menit bagi Wonwoo untuk berganti pakaian. Ia memandangi pantulan wajahnya di cermin. Areum memilihkan kaus putih bergambar kucing di tengahnya, celana pendek selutut berbahan jeans yang nyaman digunakan, dan rambut palsu dengan potongan sedikit ikal. Menurut Wonwoo, dandanan ini masih belum menyembunyikan identitasnya sama sekali. Pria itu memilih tetap memakai kacamata hitam dan masker miliknya. Wonwoo keluar sembari menenteng tas yang kini berisi pakaian miliknya.

"Oppa, lama sekali," komentar Areum. Gadis itu menarik sebelah tangan Wonwoo agar menyingkir ke sebuah bangku tak jauh dari sana yang terlindung dari terik matahari.

Wonwoo mengamati transformasi Areum. Ternyata gadis itu juga mengganti kaus yang digunakannya menjadi serupa dengan yang dipakai Wonwoo sekarang, hanya saja kausnya berhiaskan gambar wajah anak anjing. Areum juga kini sudah melepas soft lens dan mengenakan kacamata frame hitam. Gadis itu makin terlihat imut karena mengikat rambut panjangnya menjadi dua bagian.

Wonwoo duduk di sisi lain bangku panjang. Pandangannya tak lepas mengamati wajah Areum yang kini tampak sibuk mengeluarkan alat make up dari dalam tasnya. Tunggu. Alat make up?

"Jangan bilang kau mau mendandaniku?" ucap Wonwoo dengan nada horror.

Areum melirik sekilas ke arah Wonwoo. "Iya," jawabnya singkat sambil terkekeh ketika melihat raut wajah Wonwoo yang masih tertutup masker tampak terpana.

Wonwoo menghela napas panjang. Areum benar-benar tidak bisa ditebak.

Gadis itu kini duduk menghadap ke arah Wonwoo. Tangannya dengan handal merapikan wig yang dikenakan Wonwoo. Saat akan melepaskan masker yang menutupi wajah pria itu, tangannya ditangkap oleh Wonwoo.

"Percaya saja padaku," ucap Areum sembari menunjukkan senyuman manisnya.

Wonwoo luluh. Ia membiarkan gadis itu mengambil alih dirinya. Ia menurut saja ketika Areum mulai mengusapkan brush ke arah wajahnya. Sebenarnya, Wonwoo sudah biasa berdekatan seperti ini dengan para noona make up artist Seventeen. Namun, kali ini berbeda. Yang mendandaninya adalah Yoon Areum! Gadis yang namanya masih terpatri kuat dalam hati namun tidak bisa ia miliki.

Wonwoo sedikit menahan napasnya ketika wajah Areum terasa lebih mendekat. Wonwoo mengedipkan matanya berulang kali, berusaha menekan debaran jantungnya agar berdetak secara teratur.

"Jangan tahan napas, aku tidak bisa menggendong oppa kalau kau pingsan kehabisan napas," ledek Areum sembari mengeluarkan senyuman tengil yang terlihat menawan di mata Wonwoo.

Telinga Wonwoo memerah melihat bagaimana cantiknya Areum ketika tersenyum dalam jarak sedekat ini. Ah! Rasanya ia ingin menahan tengkuk gadis itu dan mencium bibir ranum berwarna merah mudanya yang tampak sangat lembut.

"Sudah selesai!" pekik Areum senang sambil bertepuk tangan. Ia menjauhkan tubuhnya dari Wonwoo dan mulai memasukkan peralatannya kembali ke dalam tas.

Ada perasaan kehilangan yang dirasakan Wonwoo ketika gadis itu menjauh. Ia segera menoleh ke arah lain. Pikiran aneh apa sih yang merasuki dirinya. Sadarlah Jeon Wonwoo, dia sudah punya kekasih. Kau hanyalah teman baginya, tidak lebih.

"Oppa mau melihat bagaimana penampilan oppa sekarang?" Areum menyodorkan cermin kecil berbentuk bundar.

Wonwoo berjengit ngeri ketika memandangi pantulan wajahnya di sana. Siapa dia?! Bahkan Wonwoo tak mengenali dirinya lagi! Areum dengan sengaja menggambar kumis tipis-tipis di atas bibir Wonwoo. Dan itu terlihat sangat asli natural! Belum lagi tompel hitam besar yang dilukisnya di pipi kiri. Dahi Wonwoo tertutup oleh poni curly hair wig yang diberikan Areum. Bahkan pipinya kini tampak lebih berisi, sepertinya ini akibat dari contour dan blush on yang diberikan gadis itu.

"Ya! Kau apakan wajahku?!" pekik Wonwoo kaget.

Areum tertawa lepas. Ia memasangkan kacamata bundar berbingkai tipis pada wajah pria itu sebagai sentuhan terakhir. 

Bukannya melanjutkan kalimat protesnya, kini Wonwoo justru terpaku. Sungguh keajaiban bisa melihat gadis di hadapannya tertawa puas seperti sekarang. Mau tak mau, sudut-sudut bibir Wonwoo terangkat mengulas sebuah senyum manis. Hatinya menjadi hangat hanya karena menyadari bahwa Areum nyaman dan bahagia bersamanya. Rasanya Wonwoo jadi ingin menghentikan waktu. Ia ingin kebersamaannya dengan Areum tidak usai sampai hari ini saja.


[SVT FF Series] Parting is Such Sweet SorrowWhere stories live. Discover now