39

6.4K 649 15
                                    

Kalem ya bacanya guys wkwkwk

Jangan lupa taburan bintang dan komennya!

Enjoy Hiraeth🌻

******

Ando

Saat ini, hanya satu doa gue. Ya, selain selamat di tujuan tanpa kekurangan suatu apapun, gue juga berdoa supaya kakak gue satu-satunya itu gak lagi dalam mode laki-laki brengseknya. Karena sumpah kalo sampe pas ketemu dia ngelakuin sesuatu yang merugikan gak hanya buat dia ataupun gue atau yang lainnya, gue gak yakin gue akan bisa menahan emosi gue.

Ditambah gue baru aja baikan sama Kayla, jadi kalo sampe Tara ngomong sesuatu yang membuat keadaan kembali memburuk, gue akan pastikan Tara menyesalinya.

Gue menghentikan mobil gue di beberapa rumah sebelum rumah Tisha.

"Do? Kok berhenti di sini?" tanya Kayla.

Gue melepas seatbelt gue dan mengubah posisi duduk gue menjadi menghadapnya.

"Do? Kenapa?" tanya Kayla lagi sambil memandangi tangannya yang sudah gue genggam dan mata gue bergantian.

"Kay, aku mau bilang sesuatu dulu sama kamu," jawab gue.

"Apa?"

Gue menarik napas dalam-dalam sebelum mengatakan hal-hal yang menurut gue penting untuk mengantisipasi keadaan yang akan terjadi gak lama lagi. Gue gak tahu apa yang terjadi sama Tisha dan Tara sampe mereka bisa bertemu, gue gak tahu keadaan mereka seperti apa, apa mereka udah baikan atau belum.

Tapi karena gue sedang paranoid abis, jadi gak ada salahnya gue bersiap untuk hal-hal yang terburuk.

Cukup sekali gue hampir kehilangan Kayla dan gue gak akan menambahnya.

"Apapun yang akan diomongin sama Tisha ataupun Tara nanti, aku mau kamu tahu kalau aku cinta kamu dan aku akan selalu memilih kamu."

"Aku memang akan selalu peduli sama Tisha, dan aku gak bisa menghentikan pikiran siapapun termasuk kamu yang berpikiran bahwa peduli adalah tanda kalau aku masih sayang sama Tisha."

"Aku sayang sama Tisha, tapi gak seperti rasa sayang aku ke kamu. Sayang aku ke Tisha, udah beda."

"Dia calon kakak ipar aku, aku menghormatinya dan aku sangat bersimpati sama dia untuk sekarang ini. Aku-,"

"Do...."

Gue langsung menghentikan pidato panjang lebar gue ketika jemari Kayla yang mungil itu mendarat di pipi gue lalu mengusapnya pelan.

Dia tersenyum, lalu perlahan dia mendekatkan wajahnya ke arah gue dan bibirnya yang dari tadi udah gue tahan-tahan biar gak gue cium, mencium kening gue, dalam dan lama.

Gue diem, terlalu kaget untuk bereaksi dengan hal yang baru aja Kayla lakukan.

"Tenang, Do, I trust you dan kamu gak perlu menjelaskan berulang-ulang ke aku karena aku percaya kamu."

"Aku gak akan meminta kamu untuk menjauhi Tisha, karena aku tahu bagaimana kamu menyayanginya."

Dia tersenyum dan kembali mengusap kedua pipi gue. Gue menggenggam tangannya yang ada di pipi gue dan mengecupnya pelan.

"Dan kita gak tahu kedepannya akan seperti apa, tapi jika nanti kamu menemukan berjuta alasan untuk pergi dari a-,"

"Kay, aku enggak akan-,"

"Sssttt, dengerin aku dulu."

Gue menghela napas gue dan kembali menatap Kayla setelah berhasil mengendalikan rasa panik gue atas apa yang mau Kayla katakan.

Hiraeth.Where stories live. Discover now