Mau Pulang Bareng?

865 197 18
                                    



"Sore, ketua." sapa Felix, dia melambai penuh semangat pada Karina yang melintasi lapangan basket sekolah, wajah Felix dalam sekejab berubah jadi sumringah.

Karina bersikap seakan dia tidak mendengar apa-apa. Bahkan tidak repot-repot menggerakan dagunya sesenti pun untuk melihat cowok itu, dia tidak berubah—angkuh, seperti biasanya.

Kesibukan Karina hari ini sebagai ketua osis teladan yang mengurusi semua tetek bengek berkaitan dengan class meeting membuat kepalanya serasa dibebani barbel— ditambah Soobin yang menuntut Karina ini itu, mereka bertengkar dan tinggal bayangkan seburuk apa mood Karina sekarang.

Ah, moodnya lagi di level buruk paling wahid.

Sore yang cerah tidak membuatnya jadi ramah.

Sayangnya Felix sudah kebal, alih-alih tersinggung, dia malah terkesan, maksudnya rambut Karina yang digulung ke atas dan dicepol dengan tusuk konde atau apalah namanya itu, kelihatan mengesankan. Karina jadi kelihatan kayak cewek jepang yang punya tampang imut-imut, apalagi gara-gara cepolan sungguh sialan itu, leher jenjang Karina jadi terekspos jelas.

Uh...

Bukan apa-apa, cowok selalu memuja leher cewek karena biasanya itu membuat kaum cowok berfantasi tentang— Ah—stop, nggak perlu dibahas.

"Baru mau pulang?" Tanya Felix ketika Karina lewat di depan matanya, omong-omong Karina membawa beberapa map bening di pelukan dan satu lengan tas tersampir di sebelah bahu, muka Karina yang cemberut mendelik ke arahnya dengan tatapan (Jangan nganggu aku, mau kutonjok hidungmu, ha?)

Bibir Felix meliuk miring waktu melempar bola basket ke ring—dan meleset, "Heran, kenapa akhir-akhir ini populasi cewek paling jelek yang sok bisu jadi meningkat," Felix melangkah menjemput bola yang mengelinding di tepian lapangan, melirik Karina dari balik bahu  "Kira-kira kenapa ya?" katanya lambat-lambat, nadanya penuh cela.

Karina berhenti, yang tadinya memunggungi, sekarang jadi berbalik memandangi Felix, Felix balas memandang Karina dengan sikap sok terkejut

"Ups," tangan Felix menempel di mulut, ekspresinya menampilakan rasa bersalah yang palsu, "Sori..,apa aku tadi bilang cewek paling jelek yang sok ? maksudku yang paling cantik."

Karina memutar matanya jengah, "Jangan mulai, aku sedang tidak mood bicara apalagi denganmu, jadi, tutup mulut."

"Wah, wah jadi ketua bisa ngomong ya..," Felix terkekeh, "Jadi sendiri aja nih? nggak bawa anjing K9 setiamu yang itu? Tumben, biasanya anjin—Soobin selalu menempel kayak lem alteko, putus ya?" imbuhnya enteng

"Mulutmu itu memang diciptakan buat ngoceh sembarangan, eh..?"

"Duh, kok tahu?"

"Lupakan," Karina berbalik, memutus obrolan secara sepihak dan mulai melangkah lagi ketika seruan—

"Mau pulang bareng?"

—Menghentikan langkahnya lagi.

"Mau pulang bareng?" tanya Felix lagi sambil nyengir, "Nanti kutraktir Galette."

"Diam."

"Es krim? Crepe?"

"Nggak."

"Lalu? Susu pisang ?"

"Nggak!"

"Boleh pulang bareng?"

Astaga..

Karina langsung berbalik galak, "Nggak! Aku nggak!" katanya tegas dengan nada tak suka, "Dan kamu diam!"

"Emang tadi aku bilang apa?"

"Boleh pulang bareng." kata Karina ketus.





"Boleh, dengan senang hati."

Halo, Karina - Lee FelixWhere stories live. Discover now