Si Penindas

123K 8.6K 1.5K
                                    

●HAPPY READING●
~F E L L A S~

09.46 KST

Helikopter putih itu mendarat perlahan di gedung sekolah. Mengantarkan dua pemuda yang sengaja berangkat bersama karena keduanya memang melakukan penerbangan dari Jeju.

"Langsung ke kelas lo?" Tanya pemuda jangkung, Lai Guanlin.

Yang ditanyai hanya menggedikkan bahu, meraih tas lalu menyelempangkan di bahu kanannya. Wajahnya terlihat tidak bersahabat, jelas sekali jika ia sedang tidak dalam mood yang bagus.

"Gak tau, lo?"

Guanlin memberi gelengan, "Nggak." Katanya sembari turun.

Guanlin berhenti melangkah kemudian menoleh sedikit untuk temannya, "Gue duluan." Ia menepuk pundak temannya sebelum menghilang dari pintu rooftop.

Yang ditepuk, Huang Renjun, mengernyit lantas menengadah dan bergeming. Di depan sana, tepatnya di depan pintu rooftop, perempuan berkacamata bulat berdiri sembari menatapnya.

Renjun tersenyumㅡtidak, menyeringai tipis lantas berjalan menghampirinya dengan tangan yang bertengger di saku celana. Ia berhenti, tepat di hadapan perempuan tersebut. Sorot mata tajam terlihat, yang mana itu membuat perempuan di hadapannya menunduk.

Renjun tersenyum, memiringkan kepalanya, "Kim Saeron, eh?" Mood-nya mendadak berubah, cukup membaik setelah mengatakan itu.

Saeron berdehem, "Aku... ke kelas dulu." Ia hendak pergi namun Renjun menahan pergelangannya.

Renjun membalikkan tubuh Saeron begitu saja lalu menyerahkan tas-nya sedikit kasar.

"Bawain." Katanya lalu melewati Saeron dan menuruni satu per-satau anak tangga.

Saeron mendesah pelan, ini bahkan belum setengah hari tapi ia sudah merasa lelah dengan semua kejadian di hari senin ini. Kedua sudut bibirnya tertarik, membentuk sebuah senyum paksaan sebelum akhirnya mempercepat langkahnya untuk menyusul Renjun.

"Udah boleh ke kelas?" Tanya Saeron setelah diam cukup lama dan hanya memerhatikan Renjun yang bermain billiard.

Renjun memberi gelengan, "Nggak boleh."

"Tapi sekarang pelajaran musik dan ada tugas rumah." Saeron langsung bungkam saat Renjun berbalikㅡoh, cowok itu sangat menyeramkan di matanya.

Renjun berjalan ke arah loker, mengambil seragamnya di sana dan segera mengganti pakaian.

Kalau sekarang ada yang bertanya di mana Renjun berada maka jawabannya adalah di ruangannya bersama ke-tiga sahabatnya yang sepertinya ketiga orang itu hari ini tidak tertarik untuk membolos. Tidak heran mereka memiliki ruangan sendiri, mengingat orangtua mereka menduduki salah satu posisi penting di yayasan.

Renjun tidak berkata apapun, langsung keluar dari ruangan ini dengan Saeron yang mengekor. Kedua mata Saeron mendelik kecil melihat ramai sekali murid yang masih berada di koridor. Ia langsung menunduk saat mereka menatapnya tajam, ini yang paling tidak disukai Saeron ketika berada di dekat Renjunㅡmereka menganggap Saeron mengambil pangerannya kendati yang terjadi sebenarnya adalah Renjun menyuruh ini itu layaknya majikan.

[1] Bullying ; Renjun ✔Where stories live. Discover now