Bebas

18.2K 2.8K 431
                                    

HAPPY READING•
~FELLAS~


🍁

"Aku di depan kelas. 3-1. Mmhm, see you too." Saeron langsung mematikan sambungan telfonnya dengan Yeri, ia menarik napas dalam-dalam dan perlahan menghembuskannya. Hari ini pembagian rapot setelah ujian beberapa hari lalu dan tentu saja ia sangat gugup apalagi saat sekolah memberitahu kalau kali ini wali murid yang mengambil sendiri hasil mereka.

"Saeron!" Siyeon langsung duduk di samping Saeron, "Yeri Unni mana?"

"Lagi mau ke sini, yang ngambil rapot kamu siapa?"

"Sopir aku sih kayaknya, ya memangnya mau siapa lagi? Papa Mama kan sibuk terus." Balas Siyeon, terbesit rasa kecewa ketika mengatakan itu, sekaligus mengasihani dirinya sendiri.

Saeron tersenyum tipis mendengarnya, ia mengusap punggung tangan Siyeon pelan, baru saja ingin menyemangati temannya tetapi panggilan dari Yeri mengalihkan perhatiannya.

"Aku gak telat kan?" Tanya Yeri terengah, ia tadi berlari karena tidak mau ketinggalan pembagian rapot adiknya.

"Enggak. Dateng sama siapa?" 

Yeri mengacungkan ibu jarinya ke balik punggungnya, "Tuh, katanya dia mau ngambil punya Renjun." Katanya yang mana itu membuat Saeron dan Siyeon mengalihlan atensi ke seorang Pria di belakang Yeri.

"Oh? Hi Kak Mark!!!!" Sapa Siyeon yang kebetulan kenal dengan Mark. Sekedar informasi, Mark adalah kenalan Papanya.

"O iya, Siyeon tadi katanya sopir kamu gak bisa ngambil, jadi aku yang ngambil punya kamu. Tapi kayaknya agak telat, setelah ngambil punya Saeron. Gak papa kan?" Tanya Yeri memastikan.

Yang mana itu dibalas Siyeon dengan acungan ibu jari sebelum akhirnya dua orang itu masuk karena bentar lagi sesi pembagian akan dimulai. Juga Siyeon yang kembali ke kelasnya karena sudah dihampiri oleh Jeno.

"Mirip gelandangan lo semua." Celetuk Renjun dengan tidak beradabnya yang baru saja keluar dari kelas.

"Diem dulu, Sialan! Gue lagi berdoa semoga gak diurutan terakhir." Maki Han, sangking takutnya ia sampai sudah memeluk kedua lutut.

Renjun tertawa pelan, "Udah nyontek masa dapet paling akhir."

"Mulut lo lama-lama kayak Jeno."

Renjun hanya membalas dengan gedikkan bahu, kemudian ia mendudukkan diri di samping Daehwi yang sudah pucat pasi,

"Udah, santai aja." Jinyoung berusaha menenangkan teman-temannya, bukannya apa tapi mereka terlihat menyedihkan.

"Ya kalau gue pinter kayak elu, sekarang gue udah santai."

"Untung gue pinter." Sahut Hwang kemudian melahap cokelatnya. Well, sebenarnya tadi cokelat itu untuk Kim, tetapi Kim menolak, karena Hwang sayang dengan uang yang sudah dikeluarkan, jadi dia makan.

"Percaya diri banget lo ngomong gitu? Lo bahkan bolak-balok kamar mandi plus ganggu gue."

Hwang melotot, "Kamu jangan solimi"

Guanlin kontan merotasikan mata mendengarnya, "Ren, tumben lo gak nyontek? Biasanya ngambil lembar jawabannya Saeron."

"Dih, jangan sok tau lo."

Heejin mendengus, "Keren ya lo, ngomongin Saeron di depan orangnya." ia menyindir halus.

Kemudian hanya ada beberapa obrolan singkat sebagai usaha melupakan ketegangan terhadap hasil akhir ujian. Sampai akhirnya pintu kelas terbuka, memperlihatkan wali kelas mereka yang tumben sekali tersenyum lebar.

[1] Bullying ; Renjun ✔Where stories live. Discover now