Her Name

18.9K 2.8K 178
                                    

[h a p p y r e a d i n g]
~fellas~

🍁

Saeron menyumpal kedua telinganya dengan earphone, kemudian perlahan menutup kedua matanya, ikut tenggelam dalam alunan musik. Dibiarkannya semilir angin menyapu halus wajah, hari ini dia bolos kelas tambahan dan melarikan diri ke rooftop untuk menenangkan pikirannya.

Omong-omong kejadian beberapa hari lalu, sudah terselesaikan dengan cara ia harus mengundurkan diri dari partimenya. She did it dan hubungannya dengan Yeri kembali berjalan seperti biasa.

Well, tapi bukan itu yang mengganggu pikirannya, melainkan perkataan paman-nya yang berada di London. Beliau menyuruhnya melanjutkan pendidikan di sana yang tentu saja Saeron tolak. Kalau bukan masalah ia harus meninggalkan Yeri di Seoul juga abu kedua orangtuanya, Saeron pasti sudah menerima.

Saeron tahu keluarga besarnya sangat sayang kepadanya juga Yeri, makanya menyuruh mereka untuk kembali ke London tetapi semua kenangan bersama orangtua berada di Seoul dan mereka tidak mau meninggalkan itu.

Pintu rooftop terbuka, tetapi perempuan itu tetap tidak mau membuka matanya. Setidaknya sampai merasakan kepala seseorang tertidur di pahanya, disertai celetukan.

"Tumben lo bolos?"

Jantung Saeron berdetak lebih cepat sangking terkejutnya, ia mengernyit menatap Renjun yang kini terpejam.

"Mau aja."

Selanjutnya hening. Masih dengan posisi yang sama, Renjun menidurkan kepala di paha Saeron sementara Saeron menatap wajah tenang pemuda itu.

"Jangan liatin gue, gue tau gue ganteng."

Saeron mengerjap, "Apaan sih." Decaknya, kemudian mengingat permintaan teman-temannya beberapa hari lalu, saat bermain Truth or Dare.

"Renjun."

"Hm?"

"Mau tanya."

"Cewek di instastory gue?"

Lagi-lagi Saeron mengerjap, kemudian mengangguk pelan, "Hngㅡya, kalau gak mau ngasih tau juga gak apa-apa."

Kelopak mata Renjun perlahan terbuka, kedua manik cokelatnya menyelami mata Saeron cukup lama sebelum akhirnya memilih untuk kembali memejamkan mata, "Ning Yizhuo, adik kelas gue waktu sekolah di Jilin."

"Kemarin-kemarin lo ketawan Kak Yeri, ya?"

"Tau dari mana?"

"Mark Hyung."

"Oooh, iya."

"Terus gimana?"

"Akunya?"

Iya lah!

"Bukan. Kak Yeri."

"Marah."

"Terus?"

"Nyuruh aku keluar, jadi ya... udah, gak partime lagi di sana."

Selanjutnya kembali hening, sampai akhirnya bell pulang terdengar, yang mana itu membuat Renjun berdecak lantas mengubah posisi menjadi terduduk.

[1] Bullying ; Renjun ✔Where stories live. Discover now