Bab 1

208K 14K 2.7K
                                    

1. The New Pretty Student

Loading ...

Start !

***

Gadis cantik berambut panjang bervolume itu melangkah masuk kedalam gedung sekolahan SMA Rembulan. Gadis yang memakai seragam sekolah berantakan, kuku yang di-cat berwarna biru langit, serta memakai masker mulut berwarna hitam itu menatap gedung sekolah'nya yang bertingkat itu.

"Oh my wow, nyokap pasti gila karna maksa gua masuk kesekolah yang super duper jelek dan kecil ini." gadis itu mengoceh sambil melangkah menelusuri lorong sekolahan.

"12 IPA 1, Where are you~~ ?" kemudian gadis itu bersiul, mengacuhkan anak-anak murid yang tengah menatap'nya dengan kebingungan.

Langkah gadis itu terhenti, saat tiba-tiba ada guru yang muncul didepan'nya, membuat gadis itu hampir saja menabrak guru wanita tersebut.

"H-hai ibu." sapa gadis itu, gugup.

Bu Jeni berbalik, menatap gadis itu dari atas sampai bawah. "Laura Monica?"

Gadis itu tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi'nya yang putih bak porselen. "Iya bu!" seru'nya heboh.

"Masuk kelas saya!"

"12 IPA 1?"

"Itu kelas saya. Bel sudah bunyi sejak 10 menit yang lalu, kemana saja kamu? Murid baru saja sudah terlambat." Bu Jeni menggeleng jenuh lalu berbalik dan melangkah mendahului gadis yang bernama Laura itu.

Laura mengekori Bu Jeni dengan tatapan geram lalu saat Bu Jeni berbelok masuk kekelas'nya, Laura langsung ikut masuk dan berdiri didepan kelas, menatap seisi kelas beserta murid-murid yang tengah menatap'nya dengan decak kagum.

"Silahkan perkenalkan dirimu, lalu duduk dibangku kosong yang paling belakang itu." ucap Bu Jeni.

Kedua mata Laura menyorot kesebuah tempat duduk kosong yang akan dia tempati beberapa menit lagi.

"Nama saya Laura Monica ... Salam kenal." gadis itu kemudian menatap Bu Jeni seolah meminta persetujuan untuk langsung duduk.

"Suara'nya ... mirip Vasilla ..." bisikan kecil itu terdengar oleh telinga Laura, namun seolah masuk telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri.

"Tunggu!"

Laura menatap bu Jeni dengan tatapan heran. "Ada apa bu?"

"Lepas maskermu, memakai masker didalam kelas itu tidak sopan."

Laura menatap bu Jeni dengan tatapan jenuh lalu akhir'nya melepas masker mulut'nya. Gadis itu tambah terkejut saat anak-anak sekelas berseru menyebut nama 'Vasilla' dan beberapa dari mereka sampai ada yang bangkit dari tempat duduk mereka.

"Vasilla?!"

"Vasilla, lo manusia atau setan?"

"Lo beneran Vasilla?"

"Masih hidup? Bukan'nya udah ..."

Bu Jeni menatap wajah Laura dengan tatapan menilai. "Vasilla ...." lirih guru itu, pelan.

"Ish, apaan sih? Saya Laura, bu! Laura Monica! Bukan Vasilla! Lagian, Vasilla itu siapa sih?" protes Laura.

"Suara'nya, wajah'nya, Lo kembaran'nya Vasilla atau reinkarnasi'nya?! Seriusan dong!"

Laura terlihat kesal, apalagi disaat salah satu murid laki-laki tampak melangkah mendekati'nya. "Vasilla ..." laki-laki itu tampak hendak menyentuh wajah Laura, namun Laura langsung menepis'nya dengan kasar.

"Thanks mom. Lo nganter putri kesayangan lo kesekolahan yang penuh dengan orang gila yang suka berhalusinasi."

"Vasilla. Ini beneran lo? Jangan bercanda. Lo belom mati kan, kematian lo cuma palsu kan? Maafin gue, gue udah nyakitin lo, gua sadar gue salah, maafin gue Silla ..." lagi-lagi tangan laki-laki itu hampir menyentuh Laura.

Namun lagi-lagi, Laura menepis'nya, semakin lama semakin kasar. "GUE BUKAN VASILLA. NAMA GUE, LAURA! LAURA MONICA!! Kuping lo masih berfungsi dengan baik'kan?" mata Laura melirik seragam laki-laki itu, menyorot sebuah name-tag yang menempel diseragam laki-laki itu. "Vento Parcival A." lanjut'nya.

Vento mematung, mata'nya menatap Laura. "Lo ... bukan Vasilla."

"Thats Right. Gue Laura Monica, bukan Vasilla." Laura mengangguk pelan dengan senyuman manis.

"Vasilla ga kasar." lanjut Vento.

"K-KASAR? Maksud lo?! Oh my wow, you in danger area, boy!" Laura melangkah dengan sengaja menabrak Vento lalu pergi ketempat duduk'nya.

Mengacuhkan anak-anak murid bahkan Bu Jeni yang masih terkejut. Laura melempar tas'nya dengan jengkel keatas meja'nya, menatap Vento yang masih mematung didepan kelas.

Beberapa detik kemudian, Vento kembali ketempat duduk'nya tanpa menatap kearah Laura sama sekali.

Vento memijat pelipis'nya. "Gue kebanyakan minum semalem ... Vasilla udah meninggal, badan'nya hancur ketabrak kereta, bahkan cewek bego itu donorin hampir seluruh darah'nya buat gue, sampe dia sendiri kekurangan darah. Silla, sorry for being stupid. Gua udah ninggalin Luna, gue mau'nya sama lo. Iya, gue nyesel disaat gue udah bener-bener kehilangan lo. Dan itu semua, karna kebodohan gue. Laura cuma mirip sama Vasilla ... Iya, cuma mirip." Vento terkekeh dalam hati, walau pikiran'nya masih sangat kacau.

***

BAB 1

Loading ...

Finish !

How do you guys think about this new season? :)


[✔] Sixth Sense 2Where stories live. Discover now