SEBAGIAN DIRINYA

4 1 0
                                    

Tepat pukul 10 aku menunggunya di lobi, membawa tas dan laptop. Tak lama kemudian mobilnya berhenti didepanku, ia menurunkan kaca nya dan mempersilahkan aku masuk. ada perasaan canggung saat kita bersama dalam 1 mobil, hatiku berdetak tidak karuan, tubuhku seirama dengan hatiku, tak bisa diajak kompromi.

selama di perjalanan aku hanya diam menatap jalanan di sisi kiriku, aku tak ingin terlihat kikuk, walaupun mungkin sudah terlihat olehnya. 

" ehemm, memangnya ad apa disna, sampai kamu ga berhenti melihatnya ?" tanyanya

" hahh,, ohhh, jarang-jarang saya bisa keluar kantor boss, jadi sangat menyenangkan melihat pemandangan ini di pagi hari " sontak aku mencari alasan yang terlihat masuk akal.

" apa saya harus mengajakmu meeting keluar terus supaya kamu bisa melihat pemandangan seperti ini ? " ledeknya

" hah, ga usah juga ga papa boss, saya sudah sangat senang melihat pemandangan kantorrr , ( tersenyum lebar )" jawabku, dia hanya tersenyum mendengar ucapanku. 

 sebenarnya aku sangat senang jika harus bekerja di lapangan, bosan sekali rasanya berada di kantor yang tertutup dinding dan kaca. tapi jika harus selalu bersamanya seperti ini, membuatku sangat gugup dan tidak nyaman.

" kamu lapar? meetingnya akan dimulai jam 1, kita cari tempat makan dulu aja yah " 

" saya ikut boss aja " jawabku cepat,  aku juga sudah sangat lapar, karna pagi ini tidak sempat sarapan.

akhirnya, kita berhenti disalah satu tempat makan.

" wahh, sate kambing.. " riangku saat tahu tempat makan yang dipilih oleh bos rafa.

" iyah, ayo masuk " jawabnya

setelah memesan beberapa makanan, sambil menunggu aku hanya bisa terdiam bingung harus memulai pembicaraan apa, melihat aku kikuk, rafapun tersenyum. 

" kenapa kamu gugup sekali nara ? " tanyanya

" emang keliatan bgt yah boss ? " cengirku.

" hmmm, sangat canggung, biasanya kamu selalu riang bersama teman-teman yang lain, kenapa sekarang kamu jadi pendiam ? " tanyanya,

jelas aku jadi pendiam karna aku bersamamu, beda jika aku bersama yang lain karna aku tak memiliki perasaan seperti ini, jawabku didalam hati.

" kenapa ? kok malah ngelamun ?" tanyanya heran, karna aku hanya mematung saat ia bertanya hal itu. dan aku pun terselamatkan oleh makanan yang sedang dihidangkan oleh pramusaji sehingga aku membiarkan pertanyaan itu tanpa harus dijawab.

" wahhh,, enak ini boss, mari makan" seraya memegang piring sate tersebut.

"Awww,,,, panas--huffff panas " seraya meniup tangananku yg memerah.

 " ini kan hot plate , kenpa kamu pegang " jawabnya dengan sedikit marah.

" mas , tolong bawakan es batu yah " pintanya ke pelayan resto

"kamu juga belum pernah liat piring panas hah... " tanyanya sambil mengelus tanganku dengan es batu yang dy pinta.

dy bgitu sangat menawan , boleh dibawa pulang ga .. karung dong karung .... 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ADMIRERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang