Promise

342 46 2
                                    

"Noona..?" Kyuhyun terlihat heran melihat Ahra berdiri didepan pintu kamarnya dengan wajah panik.

"Aboeji sakit.." Jawab Ahra dengan wajah yang semakin memucat.

oOo

Kyuhyun saat ini tengah duduk di luar ruang unit gawat darurat. Setelah mengetahui sang Ayah dibawa ke rumah sakit karena serangan jantung, Kyuhyun dan Ahra segera menyusul Ibu mereka ke rumah sakit.

Setelah menunggu selama hampir 1 jam, akhirnya dokter yang menangani Mr. Cho keluar dengan wajah tenang. Mrs. Cho segera menghampiri sang dokter untuk mengetahui keadaan suaminya.

"Mr. Cho sudah baik-baik saja. Ia hanya butuh istirahat dan minum obat." Begitu yang didengar Kyuhyun dari sang dokter. Secara tidak sadar Kyuhyun bernafas lega mendengar sang Ayah baik-baik saja.

"Kalian bisa menjenguknya besok pagi. Saat ini biarkan beliau istirahat dulu. Dan saya sarankan untuk jangan membebani pikiran Mr. Cho dengan hal-hal yang membuatnya stress dan mudah lelah." Kata dokter menjelaskan.

"Terima kasih, dokter." Kata Mrs. Cho pada dokter itu.

Ahra memandang Ibunya dengan perasaan lega. Ia sempat merasa khawatir karena Ayahnya memang jarang sekali sakit.

"Umma sebaiknya pulang dan istirahat. Biar aku dan Kyuhyun yang menjaga Aboeji disini." Kata Ahra pada Ibu mereka yang terlihat lelah.

Ada perbedaan jelas dalam keluarga Cho mengenai panggilan kepada orang tua mereka. Aboeji adalah panggilan 'Ayah' yang sangat formal di Korea. Sementara Umma untuk panggilan tidak formal untuk 'Ibu'. Secara tidak langsung, mereka sudah memperlihatkan bahwa selama ini memang ada jarak yang cukup jauh antara Mr. Cho dengan anak-anaknya.

Mrs. Cho menggeleng menanggapi tawaran Ahra. Ia justru menatap putra bungsunya yang sedari tadi diam.

"Sebaiknya Kyuhyunie saja yang pulang. Kau kan besok harus masuk sekolah." Kata Mrs. Cho lembut sambil menyentuh bahu putranya itu.

"Aku disini saja. Aku akan pulang besok pagi-pagi sekali." Kata Kyuhyun dengan menunduk.

Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk tinggal di rumah sakit semua. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sementara Ahra dan Mrs. Cho pergi ke kantin membeli kopi, Kyuhyun diam-diam masuk ke ruangan dimana Ayahnya dirawat.

Perlahan-lahan Kyuhyun mendekati sang Ayah dan duduk disamping ranjangnya. Kyuhyun memperhatikan Ayahnya yang tertidur itu. sebuah selang oksigen terhubung ke hidungnya. Sementara jarum infuse tertancap di nadinya.

Kyuhyun benar-benar memperhatikan orang yang telah membesarkannya selama 17 tahun hidupnya ini. Dari tekstur wajahnya yang mulai memperlihatkan kerutan hingga kantung mata yang tidak pernah menghilang karena Ayahnya selalu kurang tidur. Ia sering bekerja lembur demi kehidupan keluarganya.

Dengan lembut Kyuhyun mengulurkan tangannya untuk menyentuh jemari Ayahnya yang terkulai di samping tubuhnya. Ayahnya ini selalu keras dalam mendidiknya, tapi Kyuhyun juga tau ini sebenarnya demi kebaikannya.

"Kyuhyun.." tiba-tiba suara Ayahnya yang terbangun membuat Kyuhyun menarik kembali tangannya.

"Mianhamnida, Aboeji." Kyuhyun membungkuk demi meminta maaf pada Ayahnya yang terbangun.

"Duduk." Perintah Mr. Cho pada putra bungsunya itu. suaranya yang biasanya lantang kini terdengar lemah.

Kyuhyun duduk ditempatnya semula. Wajahnya tertunduk.

"Pulanglah. Kau harus ke sekolah besok." Kyuhyun merasakan sebuah tangan menyentuh puncak kepalanya dan membelainya lembut.

Kyuhyun mengangguk pelan. Jarang sekali sang Ayah melakukan hal seperti ini padanya.

Can It be Love?Where stories live. Discover now