I'm still looking up

253 33 2
                                    

Tok.. tok.. tok..

"Kyuhyun-ah.." Ahra terus berusaha memanggil adiknya yang sejak tadi siang mengurung diri di dalam kamar.

"Aboeji dan Umma sudah menunggu untuk makan malam di bawah." Ahra menghela nafas panjang ketika tak juga mendapat jawaban dari sang adik.

"Kyuhyun-ah.." Ahra memanggil sekali lagi sebelum akhirnya ia menyerah dan kembali ke ruang makan.

"Dia tidak mau menjawab panggilanku." Kata Ahra sambil duduk disamping Ibunya.

"Ck. Bocah itu." Mr. Cho mendecak kesal dan akan beranjak untuk memanggil Kyuhyun sebelum Mrs. Cho mencegahnya.

"Tunggu. Biarkan saja. Kyuhyun pasti masih ingin sendiri."

"Kenapa kau harus menghukumnya seperti itu. kau lihat sendiri bagaimana bahagianya dia bisa masuk sekolah seperti anak-anak lain." Mrs. Cho berusaha membujuk suaminya agar menarik kembali keputusannya untuk mengeluarkan Kyuhyun dari sekolah.

Mr. Cho sama sekali tidak bergeming. Ia hanya diam dan sibuk dengan makan malamnya. Ia tidak memperhatikan maupun melirik pada Mrs. Cho dan putrinya.

"Aku tidak akan membiarkan Kyuhyun ikut Homeschooling lagi." Kata Mrs. Cho tegas.

Mr. Cho meletakkan sumpit dan sendoknya sebelum membersihkan mulutnya menggunakan tissue.

"Kau lakukan itu dan Kyuhyun akan mendapatkan yang lebih buruk." Ucap Mr. Cho dingin.

Ahra sama sekali tidak menyentuh makan malamnya. Melihat orang tuanya berargumen seperti sudah menjadi hal biasa baginya hingga ia sering kehilangan nafsu makan.

"Kenapa kau tidak memakan makananmu, Ahra?" Tanya Mr. Cho mendelik pada putrinya itu.

Ahra melirik sebentar ke arah sang Ibu dan mengambil sumpitnya untuk makan.

"Setidaknya jangan kau lampiaskan dendammu pada anak kita." Kedua tangan Mrs. Cho mengepal di atas meja. Ia berusaha mengendalikan emosinya didepan Ahra.

Mendengar hal itu, Mr. Cho menatap tajam istrinya itu.

Suasana di ruang makan itu semakin tegang. Selalu saja seperti ini. Sejak kecil Ahra dan Kyuhyun harus selalu menghadapi kedua orang tua mereka yang bertengkar. Sang Ayah yang terlalu kaku dan posesif terhadap mereka membuat sang Ibu tidak tahan.

"Aku sudah tau sejak awal bahwa pernikahan kita ini adalah sebuah kesalahan besar." Mr. Cho segera beranjak dari tempat duduknya.

Ahra tanpa sengaja menjatuhkan sumpitnya begitu mendengar kalimat yang dilontarkan sang Ayah.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan orang tuanya. Pertanyaan itu terus saja berulang sejak Ahra masih kecil. Memori-memori yang menyakitkan itu kembali lagi. Ahra bisa melihat setiap kali orang tuanya bertengkar, sang Ibu akan selalu menangis dan tidur di kamar Kyuhyun atau Ahra.

Namun sejak Kyuhyun dan Ahra mulai dewasa, pertengkaran mereka mulai berangsur berkurang dan sang Ibu yang terlihat lebih tegar menghadapi sang Ayah.

"Masuk ke kamarmu, Ahra!" Perintah Mrs. Cho pada Ahra yang sudah mulai gemetaran.

"Kenapa? Kau takut anak-anak melihat kita seperti ini?" Mr. Cho membentak.

Ahra hanya menunduk dan bingung harus berbuat apa.

"Ahra!" Mendengar gertakan dari sang Ibu, Ahra segera berlari ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan kedua orang tuanya yang mulai saling berteriak.

oOo

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam ketika tiba-tiba ponsel Siwon berdering. Pemuda yang sudah terlelap itu perlahan membuka matanya untuk meraih ponsel yang ia letakkan di meja.

Can It be Love?Where stories live. Discover now