Aku dan Dirimu

327 39 13
                                    

Siwon hanya bisa memandangi bagian belakang mobil Kyuhyun yang sudah melaju dari tempat parkir. Ia tidak habis pikir mengenai sikap Kyuhyun malam itu. Apa yang sebenarnya terjadi pada bocah itu.
"Oppa, kenapa masih disini?" Seorang gadis berusia 16 tahun mendekati Siwon dan memegang lengan pemuda itu. Siwon segera sadar dari lamunannya.
Siwon segera tersenyum ke arah gadis itu. Ia tidak mau sepupunya itu khawatir. Seohyun merupakan putri dari paman Siwon yang menjadi guru di sekolah itu. ia memaksa ingin ikut ke acara perpisahan itu meskipun ia bukan murid Seoul Highschool.
Siwon masih heran, sebelum Siwon menemui guru atau pamannya itu Kyuhyun masih baik-baik saja, tapi kenapa dia sekarang begini.
"Ayo, sebaiknya kita masuk. Paman pasti sudah menunggu." Siwon segera menggandeng sepupunya itu masuk kembali ke gedung itu.
Setelah menyerahkan Seohyun kembali pada Ayahnya, Siwon segera menghampiri meja yang menampilkan berbagai macam minuman. Siwon segera meraih apapun yang bisa diraihnya. Entah kenapa ia mendadak merasa gerah, dengan kasar Siwon melepaskan kancing teratas jasnya.
Mungkin karena di dalam gedung itu terlalu banyak orang. Siwon akhirnya memutuskan untuk mengambil sebuah minuman dan berjalan keluar. Napasnya terasa sesak saking panasnya, ia berharap di luar bisa memperoleh udara segar.
Udara malam yang berhembus menyejukkan tubuh Siwon yang merasa kepanasan. Pemuda itu menghela nafas panjang. Seharusnya malam ini menjadi malam yang menyenangkan baginya. Seharusnya ia bisa bercengkrama dan berkumpul bersama teman-temannya untuk terakhir kalinya sebelum ia masuk universitas, tapi perasaan tidak nyaman menggelayutinya kala itu. Pikirannya dipenuhi oleh pemuda bermarga Cho itu.
"Bukankah itu kelihatan sekali, Siwonnie?" Tanya Yesung yang secara tiba-tiba sudah berdiri disampingnya. Yesung yang kala itu memakai jas berwarna hitam tampak tersenyum.
Siwon memandang pemuda yang lebih tua darinya itu dengan aneh. Ia tidak mengerti dengan kalimat yang dilontarkan Yesung.
Yesung tertawa kecil.
"Haahhh.. aku sudah tau jadinya akan seperti ini. Kau harus lebih peka, Siwon." Ujar Yesung sembari menepuk-nepuk bahu Siwon sebelum akhirnya meninggalkan pemuda itu sendiri lagi di luar.
"Maksudmu hyung?" Siwon benar-benar tidak mengerti apa yang Yesung maksud. Namun yang bersangkutan tidak mendengar panggilan Siwon kala itu dan malah merangkul Ryeowook yang menunggunya di depan pintu.
"Hyung, apa yang kau katakan pada Siwon hyung?" Tanya Ryeowook penasaran.
Yesung kembali tertawa kecil menampilkan deretan rapi gigi putihnya.
"Aku geli sekali melihat mereka berdua. Mereka terlalu lama untuk menyadari kalau mereka saling jatuh cinta." Jawab Yesung enteng.
oOo
"Tuan muda, kita sudah sampai." Supir yang mengantarkan Kyuhyun pulang malam itu membukakan pintu untuk majikannya.
Kyuhyun tidak langsung keluar dari mobil. Sebelumnya ia mengambil beberapa lembar tissue dan membersihkan wajahnya yang basah oleh airmata. Ia tidak mau kedua orang tuanya mengetahui dirinya seperti ini.
Kyuhyun sempat melirik arlojinya sebentar sebelum membuka pintu. Waktu baru menunjukkan pukul 09.00 malam. Ruang tamu di rumah itu terlihat lengang, tidak ada satupun orang yang ia jumpai disana. Dengan langkah cepat ia segera berjalan menuju kamarnya.
Namun ketika ia melewati ruang keluarga dilihatnya sang Ibu tengah menonton televisi.
"Aku pulang." Kyuhyun berhenti sebentar untuk menyapa Ibunya sebelum ia kembali berjalan ke kamarnya.
"Kyuhyun-ah." Panggilan dari Mrs. Cho membuat Kyuhyun harus menghentikan langkahnya. Kyuhyun hanya mematung. Ia tidak berani membalikkan tubuhnya.
"Baru jam 9 kau sudah pulang, apa acaranya menyenangkan?" Tanya Mrs. Cho penuh perhatian.
Kyuhyun membalikkan tubuhnya namun kepala ia tundukkan. Tentu akan sangat tidak sopan jika ia menjawab dengan membelakangi Ibunya.
Kyuhyun mengangguk. Mrs. Cho menatap tubuh kaku Kyuhyun dengan curiga. Tidak seperti biasanya Kyuhyun seperti ini.
"Kyuhyun-ah, apa terjadi sesuatu?" Tanya Mrs. Cho.
Kyuhyun hanya menggeleng. Kepalanya masih ia tundukkan. Lalu tiba-tiba terlihat Ahra yang tengah berjalan menuruni tangga. Ia memandang ke arah Kyuhyun dan sang Ibu secara bergantian.
"Ada apa ini?" Tanya Ahra heran. Ia merasakan atmosfir yang kurang nyaman disitu.
"Maaf, aku harus ke kamar. Selamat malam, Umma, Noona." Kata Kyuhyun sembari berlari menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya.
"Ada apa dengan bocah itu?" Tanya Ahra. Ia memang terbiasa berbicara tidak formal dengan sang Ibu.
Mrs. Cho mengangkat bahunya. Ia juga tidak tau ada apa dengan Kyuhyun.
"Mungkin dia kelelahan. Sudah biarkan saja, kau tau sendiri adikmu itu seperti apa." Kata Mrs. Cho berusaha mengerti keadaan putranya yang memang tidak suka berbagi masalahnya dengan orang lain.
Ahra akhirnya memilih untuk duduk disamping sang Ibu dan menikmati acara yang ditayangkan di televise.
Sesampainya di kamar Kyuhyun segera melepas jas terluarnya dan mengunci pintu. Tubuhnya terasa lelah sekali. Masih dengan memakai kemejanya, Kyuhyun membaringkan diri di tempat tidur. Ia hanya melepaskan sepatunya sebelum memejamkan mata.
Bulir-bulir bening terlihat berjatuhan dari kelopak mata Kyuhyun yang tertutup. Pemuda itu kini bisa bebas menangis karena tidak ada orang lain disekitarnya. Kyuhyun merasa malu, ia terlihat lemah sekali. Bisa-bisanya dia menangis karena hal kecil seperti ini, tapi rasa sakit yang ia rasakan di dadanya membuatnya tidak tahan lagi.
Tiba-tiba terdengar suara ponselnya yang berdering menandakan adanya panggilan masuk. Kyuhyun meraih ponsel yang ia simpan di saku celananya itu.
… Siwon hyung calling..
Kyuhyun tidak siap untuk berbicara dengan Siwon hyung saat ini. ia takut bahwa ia justru akan mengacaukan segalanya. Akhirnya Kyuhyun menonaktifkan ponselnya itu.
Sementara itu, Ahra yang tengah asyik menonton tv bersama sang Ibu merasakan ponselnya bergetar. Ahra segera menekan tombol 'jawab'.
"Yeoboseyo." Ahra menjawab panggilan dari nomor yang tidak diketahui itu.
"Yeoboseyo. Oh, Ahra Noona, ini Siwon.. " Ahra sedikit terkesiap ketika mendengar yang memanggilnya adalah Siwon. Ahra segera berjalan menjauh dari ruang keluarga itu agar lebih leluasa berbicara dengan Siwon.
"Oh Siwon, kukira siapa. Ada apa?" Tanya Ahra yang terdengar terlalu ceria. Ahra benar-benar tidak menyangka bahwa Siwon akan menelponnya.
"Maaf mengganggu malam-malam, Noona. Aku hanya ingin memastikan apakah Kyuhyun sudah pulang? Barusan ku telpon tapi nomornya tidak aktif." Jelas Siwon agak sungkan.
Ahra tergagap. Pupus sudah harapannya. Jadi Siwon menelponnya karena hanya ingin tau keadaan Kyuhyun.
"Ah, Kyuhyun sudah sampai di rumah daritadi. Sepertinya dia kecapaian." Kata Ahra dengan nada semanis mungkin untuk menyembunyikan kekecewaannya.
"Oh baguslah kalau begitu. Sepertinya itu saja. Terima kasih, Noona. Selamat malam." Kata Siwon mengakhiri panggilannya.
"Selamat malam." Balas Ahra pelan. Ahra mendecakkan kakinya kesal. Ahra yang sudah merasa senang karena Siwon menelponnya harus menelan kekecewaan karena pemuda itu ternyata hanya ingin menanyakan Kyuhyun.
Memang apa istimewanya Kyuhyun bagi Siwon sehingga ia sekhawatir itu pada adiknya. Tiba-tiba Ahra mengingat buku harian Kyuhyun yang tidak sengaja ia baca sore itu. apakah mereka benar-benar mempunyai hubungan special? Tanya Ahra dalam hati.
Namun panggilan dari sang Ibu segera membuyarkan dugaan-dugaan Ahra mengenai hubungan antara Siwon dan Kyuhyun.
oOo
Mentari pagi ini bersinar begitu terik. Sinar kekuningannya berpendar menghangatkan bumi ini. Seorang pemuda yang masih tertidur sedikit terusik ketika sinar matahari menelusup melalui celah korden jendela kamarnya yang tidak ia tutup rapat.
Kyuhyun perlahan-lahan mulai membuka matanya yang sebelumnya terpejam. Pemuda itu merasakan tubuhnya sakit semua, mungkin karena posisi tidurnya yang tidak nyaman. Terlihat pemuda itu masih memakai kemeja dan celana panjang, kaos kaki pun masih ia pakai.
Kyuhyun menguap lebar sebelum akhirnya bangkit. Kepalanya terasa pening. Pemuda itu secara tidak sengaja menatap ke arah kaca dan melihat pantulan wajahnya. Ia terlihat kacau sekali. Rambutnya acak-acakan, matanya bengak dan sembab, belum lagi pipinya yang terasa kaku karena airmata yang mengering disitu.
Belum sepenuhnya pemuda itu mengumpulkan kesadarannya sebuah ketukan di pintu membuatnya sedikit terkejut.
"Kyuhyun, apa kau sudah bangun?" Terdengar suara Mrs. Cho memanggil di luar. Kyuhyun segera berjalan ke arah pintu.
Senyuman Mrs. Cho memudar ketika melihat penampilan Kyuhyun kala itu. Ia tentu sudah tidak asing dengan penampilan orang yang baru saja bangun tidur, tapi kali ini aneh sekali.
"Kau kenapa? Matamu sembab, wajahmu pucat. Apa kau sakit?" Tanya Mrs. Cho khawatir. Kedua tangannya segera meraih wajah Kyuhyun untuk memeriksa temperature tubuh pemuda itu. semuanya normal.
Kyuhyun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Mrs. Cho memandang aneh pada Kyuhyun. pemuda itu terlihat kacau sekali.
"Ada apa?" Tanya Kyuhyun mengingatkan Ibunya mengenai tujuannya mengetuk pintu kamarnya pagi-pagi.
"Ah, Siwon menunggumu di bawah. Sebaiknya kau cepat mandi dan menemuinya." Kata Mrs. Cho.
Kyuhyun membulatkan matanya dengan sempurna. Untuk apa Siwon hyung pagi-pagi datang kemari?
"Ada apa Siwon hyung datang pagi-pagi sekali?" Tanya Kyuhyun dengan nada curiga.
"Hey, kau ini kenapa sih. Bukankah kau selama ini bersahabat dengan Siwon hyung? Seharusnya kau senang ada temanmu datang kesini. Sudah cepat mandi. Siwon sudah menunggu sejak tadi. Untung Ahra mau menemaninya dulu." Ujar Mrs. Cho sembari mendorong tubuh Kyuhyun untuk kembali masuk ke kamarnya.
"Noona?" Kyuhyun bertanya-tanya. Namun ia segera menuruti perintah Ibunya untuk mandi.
Setelah selesai mandi Kyuhyun segera memakai kaos biru kesayangannya dan celana jeans selutut. Terlihat matanya itu masih sembab. Namun Kyuhyun tidak peduli. Ia harus bersikap biasa saja dan seolah tidak terjadi apa-apa.
Sementara itu di ruang tamu terlihat Siwon tengah bercengkrama dengan Ahra. Teh hangat dan beberapa cemilan terlihat menghiasi meja ruang tamu mereka. Meskipun hari itu hari minggu tapi tampaknya Mr. Cho sedang tidak ada dirumah.
Kyuhyun berdehem sebentar untuk memberitahukan kedatangannya kepada dua orang itu. Siwon segera menatap ke arah Kyuhyun. Ahra yang melihat kejadian itu akhirnya masuk ke dalam.
"Oh, Siwon hyung? Tumben sekali pagi-pagi sekali datang kemari." Kata Kyuhyun dengan nada yang dibuat sebiasa mungkin.
Namun baik mata dan telinga Siwon tidak bisa ia bohongi. Sikap Kyuhyun terlihat berbeda di matanya.
"Kyu, hari ini kau ada waktu?" Tanya Siwon.
Kyuhyun yang terlihat lebih kikuk dari biasanya menggeleng. Melihat hal itu Siwon segera bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan menuju ruang keluarga Cho. Kyuhyun hanya melihat tindakan Siwon itu. Ia tidak tau apa yang
hyung nya itu inginkan.
"Ehem.. permisi Noona.." Siwon menghampiri Ahra yang tengah duduk di ruang keluarga. Ahra terlihat berseri-seri begitu melihat Siwon menghampirinya.
"Aku ingin meminta ijin mengajak Kyuhyun keluar." Kata Siwon sopan.
Ahra kembali menelan pil kekecewaan. Sepertinya harapannya terlalu besar pada pemuda ini.
"Oh, tentu saja. Kebetulan Aboeji sedang tidak ada. Ajak saja bocah itu biar tidak kuper. Haha." Jawab Ahra dengan tawa yang dipaksa. Siwon hanya tersenyum mendengarnya.
"Terima kasih. Kalau begitu aku permisi dulu, Noona. Selamat pagi." Kata Siwon dengan membungkuk member hormat sebelum akhirnya kembali menghilang ke ruang tamu.
Ahra hanya menghela nafas panjang.
"Ayo kita pergi." Kata Siwon pada Kyuhyun yang masih duduk di tempatnya tadi. Tangan Siwon sudah akan menggandeng tangan Kyuhyun ketika pemuda yang lebih darinya itu menarik tangannya. Menghindari tangan Siwon untuk menyentuhnya. Siwon menatap Kyuhyun dengan pandangan heran.
Akhirnya pemuda bermarga Choi itu berjalan mendahului Kyuhyun. Kyuhyun segera mengikutinya dari belakang. Tanpa basa-basi Kyuhyun segera masuk ke dalam mobil Siwon yang sudah terparkir di depan lobi rumahnya. Sementara Siwon duduk di belakang kemudi.
Mobil mewah itu segera melaju dengan kecepatan sedang. Sejak keluar dari rumah Kyuhyun hingga sekarang, mobil itu hanya diisi dengan keheningan. Tidak ada satupun diantara kedua pemuda itu yang mau angkat bicara. Mereka terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing.
Akhirnya tangan Siwon meraih tombol di dvd dan tak berapa lama kemudian sebuah lagu berputar menghiasi keheningan itu.
Tiba saatnya kita saling bicara
Tentang perasaan yang kian menyiksa
Tentang rindu yang menggebu
Tentang cinta yang tak terungkap
Sudah terlalu lama kita berdiam
Tenggelam dalam gelisah yang tak teredam
Memenuhi mimpi-mimpi malam kita
Kyuhyun hanya bersandar pada kursinya. Matanya memandang kosong ke luar jendela yang disampingnya. Meskipun hanya pernah pergi kesana sekali, tapi Kyuhyun tau kemana Siwon akan membawanya.
Dan benar dugaan Kyuhyun ketika kini Siwon sudah menghentikan mobilnya. Kini mereka kembali ke danau entah-apa-namanya itu lagi. Kyuhyun hanya diam mematung di tempatnya duduk, ia tidak berniat beranjak sedikitpun. Siwon menghela nafas panjang.
Siwon segera turun dari mobil dan berjalan mendekati danau itu. Kedua tangan kekarnya ia letakkan di pinggang, matanya tampak menerawang ke arah hamparan danau itu.
Duhai cintaku, sayangku, lepaskanlah
Perasaanmu, rindumu, seluruh cintamu
Dan kini hanya ada aku dan dirimu
Sesaat di keabadian
Jika sang waktu bisa kita hentikan
Dan segala mimpi-mimpi jadi kenyataan
Meleburkan semua batas
Antara kau dan aku, kita
Akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk turun dari mobil. Angin sejuk segera menerpa tubuh jangkungnya. Perlahan-lahan Kyuhyun segera mendekat ke tempat Siwon berdiri. Hingga sekiranya ada batas yang cukup untuk mereka Kyuhyun pun berhenti.
Matanya menatap lurus ke arah pemuda di hadapannya. Rasa sakit itu datang lagi. Rambut Kyuhyun terlihat berantakan karena di terpa angin. Matahari yang semula bersinar kini mulai bersembunyi diantara awan mendung.
"Untuk apa hyung membawaku kesini?" Tanya Kyuhyun akhirnya. Suaranya terdengar bergetar, ragu. Siwon bergidik ketika mendengar suara Kyuhyun di belakangnya.
"Mengenai semalam, apa yang sebenarnya terjadi padamu, kenapa kau menghindariku?" Tanya Siwon. Ia tidak tau darimana harus memulai. Ia hanya ingin semuanya jelas saat itu juga.
Siwon seperti mendengar Kyuhyun terkekeh kecil. Hening kembali menyelimuti mereka berdua.
"Semalam? Memangnya apa yang terjadi semalam? Aku merasa tidak terjadi apa-apa." Jawab Kyuhyun enteng. Senyuman tampak jelas di wajah sendunya.
"Aku jelas-jelas melihatmu menangis, jadi tidak mungkin kalau tidak terjadi apa-apa." Siwon masih belum berani berbalik dan menatap pemuda yang lebih muda darinya itu.
Kyuhyun hanya terdiam.
"Apa.. itu karena aku?" Tanya Siwon lirih.
"Sudahlah hyung lupakan saja. Lagipula aku juga tidak apa-apa." Kata Kyuhyun masih menatap punggung orang yang disayanginya itu.
*Flashback*
"Yeoboseyo." Terdengar suara serak seorang pemuda yang tampaknya sangat mengantuk.
"Hyung.."
"Siwon?" Pemuda itu tidak menyangka bahwa ia akan menerima telpon dari sahabatnya sendiri tengah malam begini. Baru 2 jam yang lalu ia meninggalkan acara perpisahan dan tubuhnya benar-benar lelah.
"Hyung, apa sebenarnya maksudmu tadi? Apa kau tau sesuatu mengenai Kyuhyun?" Tanya Siwon penasaran.
Yesung membuang napasnya panjang. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini.
"Jadi kau benar-benar tidak tau?" Tanya Yesung memastikan.
"Tau apa hyung?" Siwon terdengar semakin bingung.
"Aiisshhh… bocah ini. Bagaimana kau bisa tidak tau kalau Kyuhyun menyukaimu? Hah? Dan kau tau kenapa tadi dia menangis? Dia itu cemburu melihatmu dengan sepupumu Seohyun itu." Ucap Yesung dengan setengah membentak.
Siwon hanya termangu. Ia masih mencerna kalimat Yesung barusan. Kyuhyun menyukainya?
"Halo.. Siwon.. Halo.." Yesung yang tidak juga mendengar jawaban dari Siwon akhirnya memutuskan untuk menutup ponselnya dan kembali tidur.
Sementara itu Siwon tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya begitu saja. Pemuda itu terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Kenapa kau bisa tersenyum seperti ini tapi tidak dengan orang lain?"
"Itu.. itu karena.. itu karena Siwon hyung."
"Hyung pernah jatuh cinta?"
"Hyung, cinta itu apa?"
"Hyung, rasanya jatuh cinta itu seperti apa?"
Pertanyaan-pertanyaan Kyuhyun itu terus terngiang di telinga Siwon. Akhirnya Siwon kembali meraih ponselnya yang terabaikan tadi dan memanggil sebuah nomor di daftar kontaknya.
"Yeoboseyo."
"Hyung."
"Heh kenapa kau menutup telponku tadi kalo kau sekarang kau menelpon lagi." Gerutu Yesung yang merasa tidurnya terganggu.
"Mianhae, hyung. Darimana hyung tau kalau Kyuhyun menyukaiku?" Tanya Siwon. Suaranya kini terdengar lemah.
"Hah, orang lain pun pasti akan tau hanya dengan melihatnya ketika kalian berdua. Ya mungkin hanya orang-orang yang tidak peka sepertimu saja yang tidak menyadarinya." Kata Yesung dengan enteng.
Siwon memegang dahinya dan menghela napas panjang.
"Kenapa, huh? Kau bingung dengan perasaanmu sendiri?" Tanya Yesung lagi ketika ia tidak mendapat jawaban dari Siwon.
Siwon terdiam sebentar.
"Aku.. Selama ini.. hanya menganggapnya sebagai adik." Kata Siwon dengan ragu-ragu.
"Bullshit!" Umpat Yesung menanggapi jawaban dari dongsaengnya itu.
"Kita sudah berteman sejak SD Siwon. Kau pikir aku tidak mengenalmu dengan baik, huh? Kau bahkan tidak pernah memperlakukan seorang gadis seperti kau memperlakukan Kyuhyun." Kata Yesung yang saat ini sudah benar-benar terbangun dari tidurnya.
"Tapi hyung.." Siwon berusaha mengelak.
"Siwon-ah.. Bisakah kau.. untuk sekali saja, tidak memikirkan reaksi keluargamu mengenai hidupmu sendiri?" Ujar Yesung.
Siwon tidak bisa menjawab apa-apa.
"Sudah. Lebih baik kau pikirkan dulu kata-kataku ini. aku harus tidur." Kata Yesung.
"Gomawo, hyung. " Jawab Siwon sembari menutup ponselnya.
Perasaan Siwon benar-benar tidak karuan saat ini. Benarkah? Benarkah Kyuhyun menyukainya? Siwon sendiri tidak bisa menggambarkan apa yang dirasakannya pada pemuda itu. Apakah ia juga menyukainya?
Semuanya masih terlihat abu-abu bagi pemuda berlesung pipit ini. Ia harus benar-benar memikirkan semuanya baik-baik. Ia tidak ingin menyakiti siapapun namun ia juga bingung dengan dirinya sendiri.
Siwon membuka ponselnya lagi. Ia melihat daftar kontaknya lagi dan menemukan sebuah nama 'Kyuhyun'. Jemari Siwon sudah akan menekan tombol berwarna hijau di ponselnya ketika tiba-tiba ia mengurungkannya. Hal itu berlangsung hampir selama 10 kali hingga tanpa sadar Siwon akhirnya jatuh tertidur.
*End of Flashback*
"Kyuhyun-ah.." Siwon kini berdiri di hadapan Kyuhyun. kedua mata mereka saling beradu. Mereka berusaha menyelami maksud dari tatapan masing-masing.
Tiba-tiba Kyuhyun tersenyum. Siwon belum pernah melihat senyum Kyuhyun yang seperti ini. Senyuman yang terlalu manis, senyuman yang dipaksakan, senyuman yang melukiskan kepahitan pemiliknya.
Siwon bergerak maju selangkah mendekati Kyuhyun.
"Kenapa hyung mengajakku kemari? Apa hyung tidak lelah setelah pesta semalam? Apa hyung tidak seharusnya menyiapkan pakaian hyung untuk pindah? Apa.." Pertanyaan Kyuhyun terhenti ketika Siwon memotongnya.
"Kenapa kau seperti ini? Katakan padaku!" Siwon berusaha mengontrol dirinya sendiri.
Kyuhyun kembali menatap tepat ke arah mata Siwon. Sendu.
"Kyuhyun-ah, kumohon jangan seperti ini!" Siwon mencengkeram kedua bahu Kyuhyun dengan kedua tangannya. Ia bahkan mengguncang-ngguncangkan tubuh pemuda itu agar menjawab pertanyaannya.
Namun Kyuhyun kembali diam. Siwon tidak tau apa yang ditahan Kyuhyun. Semua ini benar-benar membuatnya gila. Ketika akhirnya Kyuhyun tetap membisu, dengan kecewa Siwon melepaskan cengkeramannya dan membalikkan tubuhnya.
Siwon membuang napas panjang. Tangan kirinya terlihat mengacak-acak rambutnya sendiri. Tanpa disadarinya, Kyuhyun yang masih berdiri di belakangnya meneteskan cairan bening yang disebut airmata.
GREP! Siwon merasakan sepasang lengan memeluknya dari dari belakang. Dan juga ia merasakan kepala Kyuhyun yang bersandar di punggungnya.
Waktu seakan berhenti kala itu. Semuanya begitu hening, bahkan angin pun tidak mau mengganggu momen mereka saat itu.
Tetes demi tetes terus berjatuhan dari kelopak mata Kyuhyun. kedua tangannya masih memeluk Siwon dengan erat. Ia belum berniat untuk melepaskannya. Ia menikmati momen ini sebentar lagi. Sementara Kyuhyun hanya memaku di tempatnya.
"Hyung.." Akhirnya Kyuhyun membuka mulutnya. Suaranya terdengar lirih dan gemetar.
Siwon menunggu apa yang akan dikatakan Kyuhyun selanjutnya. Matanya menatap kedua tangan Kyuhyun yang terkait di pinggangnya. Suasana kembali hening, Kyuhyun belum juga membuka mulutnya lagi. Hingga akhirnya titik-titik gerimis mulai turun dari langit.
"… Saranghamnida." Suara Kyuhyun terdengar serak. Isakan lirih mampu ditangkap oleh telinga Siwon.
Kedua tangan Siwon dengan reflex memegang kedua tangan Kyuhyun yang masih memeluknya dan menggenggamnya erat.
Kata orang, cinta pertama itu menyakitkan. Tapi aku tidak menyangka akan sesakit ini.

Can It be Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang